Berita Viral

KRONOLOGI Penemuan Mayat Ibu dan Anak di Dalam Toren Air, Tetangga Mengaku Sempat Dengar Perdebatan

Ibu dan anak bernama Tjong Sioe Lan dan Eka Serlawati ditemukan meninggal dunia di toren air atau bak penampungan air di dalam rumahnya.

Editor: Juang Naibaho
Istimewa/Polresta Denpasar
JENAZAH DALAM TOREN - Ilustrasi penemuan jenazah ibu dan anak bernama Tjong Sioe Lan dan Eka Serlawati di toren air sebuah rumah di Jalan Angke Barat, Tambora, Jakarta Barat. Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat AKBP Arfan Sipayung menduga keduanya korban pembunuhan. 

TRIBUN-MEDAN.com - Ibu dan anak bernama Tjong Sioe Lan dan Eka Serlawati ditemukan meninggal dunia di toren air atau bak penampungan air di dalam rumahnya, Jalan Angke Barat RT5/2, Kelurahan Angke, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, Jumat (7/3/2025) dini hari.

Penemuan mayat tersebut setelah anak kedua dari korban bernama Ronny Effendy melapor ke Polres Metro Jakarta Barat bahwa ibu dan kakaknya hilang.

Setelah dilakukan pemcarian terhadap korban, ternyata pihak kepolisian menemukan di dalam rumah dengan kondisi sudah membusuk.

Surya, tetangga korban menjelaskan, dirinya bertemu dengan Tjong Sioe Lan terakhir kali sebelum bulan puasa Ramadhan 2025.

Ketika itu, ia berpapasan dengan korban dan sempat tegur sapa karena sudah saling mengenal.

"Dia orang lama di sini, sebelum saya tinggal di sini, dia sudah ada di sini. Saya saja di sini dari 2010," katanya saat ditemui, Sabtu (8/3/2025).

Menurut Surya, korban tinggal bersama anak perempuannya bernama Eka. 

Sedangkan Ronny memilih tinggal sendiri di kos yang tidak ia ketahui tempatnya.

Eka, anak pertama Tjong sudah berusia 35 tahun dan belum menikah. 

Surya menyatakan, bahwa Ronny sempat debat dengan ibunya karena ingin menikah dan melangkahi kakak perempuannya.

Namun, kata Surya, Tjong tidak memberikan izin kepada Ronny untuk menikah sebelum kakaknya.

"Kakaknya sih usianya 35 tahun, adenya mau nikah, sempat ada cekcok," tuturnya.

Rumah korban lantai tiga, tapi yang digunakan tempat tinggal hanya lantai satu saja.

Sebab, lantai dua dan tiga dibuat kamar petakan untuk dikontrakan kepada para perantau dari berbagai daerah.

"Kalau yang ngontrak masuknya dari pintu luar. Enggak nyatu sama rumah korban. Tangganya di samping," ungkapnya.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved