News Video
Penyebab Tewasnya Pasien Cuci Darah, Pihak RSUD Djoelham Angkat Bicara, Berikut Penjelasannya
RSUD Djoelham Binjai akhirnya angkat bicara dan membeberkan penyebab wafatnya seorang pasien bernama R Br Ketaren (75).
Penulis: Muhammad Anil Rasyid | Editor: Fariz
"Setelah menjalani dialisis pertama, pasien kesadaran yang membaik namun tidak dapat sepenuhnya menerima bahwa dirinya harus menjalani cuci darah, apalagi harus rutin tiap minggu," kata Alfred.
"Perlu disampaikan juga bahwa, hemodialisis bukanlah tindakan medis yang dapat menjamin kondisi almarhumah pasti akan membaik," sambungnya.
Walaupun demikian, Alfred menegaskan pihaknya selaku petugas kesehatan tentu telah berusaha dan berupaya sejauh apa untuk membantu kesehatan Almarhumah Rantam Br Ketaren, agar pasien dapat berkumpul kembali bersama keluarga besar.
"Dan semua tindakan hemodialisis ini sudah dijelaskan kepada keluarga almarhumah dan tertuang dalam lembaran persetujuan tindakan hemodialisis yang juga ditandatangani oleh keluarga atasnama Tiopan Tarigan Yaitu anak kandung almarhumah. Sebagai manusia biasa dari hati yang tulus dan lubuk hati yang paling dalam kami meminta maaf. Jika ada sikap maupun kata-kata yang tanpa kami sadari menyinggung perasaan keluarga," tutup Alfred.
Sementara itu Kuasa Hukum RSUD Djoelham, Arif Simatupang membantah jika R Br Ketaren wafat karena malapraktik.
"Karena indikasi yang sudah disampaikan tidak ada yang namanya malapraktik. Karena malapraktik itu kelalaian melalukan perawatan terhadap pasien," ujar Arif.
Kemudian, RSUD Djoelham juga siap secara hukum dalam bentuk apapun yang akan dilakukan anak pasien yang tak terima atas wafat ibunya.
"Dalam bentuk apapun dari sikap yang dilakukan oleh anak kandung Almarhumah R Br Ketaren kami siap secara hukum, kalau ia tidak terima," ujar Arif.
Diketahui sebelumnya, peristiwa ini sempat beredar viral dan heboh dimedia sosial.
Kejadian ini bermula pada saat R Br Ketaren menjalani cuci darah yang untuk kedua kalinya di RSUD Djoelham.
"Ibu saya masuk ke RSUD Djoelham pada tanggal 8 Februari 2025 kemarin. Pertama kali cuci darah pada tanggal 12 Februari. Dan cuci darah kedua pada tanggal 15 Februari 2025, hamun ibu saya meninggal dunia," ujar Tiopan anak korban saat diwawancarai, Kamis (27/2/2025).
Lanjut Tiopan, pada waktu itu ibunya menjalani cuci darah sudah memakan waktu satu jam lamanya.
Ia pun sempat meninggalkan ibunya untuk membeli perbekalan di Pasar Kaget Binjai.
"Saya lagi di luar memang untuk membeli perbekalan ibu saya di Pasar Kaget Kota Binjai. Karena kata dokter ibu saya sudah bisa pulang. Tiba-tiba kakak saya menelepon sambil menangis histeris. Di bilangnya ibu saya sudah meninggal," ujar Tiopan.
Begitu Tiopan balik ke RSUD Djoelham, ia melihat sudah ada satu unit mobil pemadam kebakaran.
RSUD Djoelham Kota Binjai
Kota Binjai
Pasien Wafat
cuci darah
Plt Direktur RSUD Djoelham Binjai
dr Romy Ananda Lukman
| Empat Anggota DPRD Medan Mangkir, Kejaksaan Tinggi Sumut: Senin dan Selasa Kita Panggil Lagi |
|
|---|
| Kuasa Hukum Ketua DPRD Sumut Sebut Dua Akun Dilaporkan ke Polda Sumut, Kasus Pencemaran Nama Baik |
|
|---|
| Dua Anggota DPRD Medan yang Dipanggil Kejaksaan Tinggi Sumut Kasus Peras Pengusaha Tak Kunjung Hadir |
|
|---|
| KEPALA BAYI PUTUS Saat Proses Persalinan Diduga Lakukan Malpraktek, Ini Penjelasan Dinkes Tapteng |
|
|---|
| Respon Bupati Langkat Syah Afandin Soal Ratusan Kilo Sabu Diamankan Polisi di Perairan Langkat |
|
|---|