Breaking News

Berita Viral

Sosok Frigard Harjono, Suami Pendaki Lilie Wijayanti yang Harus Ikhlas Kehilangan Istri Tercinta

Frigard Harjono merupakan suami dari pendaki Lilie Wijayanti. Ia harus kehilangan sang istri yang meninggal dunia saat lakukan pendakian.

Editor: Array A Argus
Kompas TV
BERDUKA- Frigard Harjono, suami dari pendaki Lilie Wijayanti saat ini tengah berduka atas kepergian istrinya. Sang istri meninggal dunia karena diduga mengalami hipotermia saat mendaki Puncak Carstenz. 

"Dia memang sebelumnya sempat meminta izin ke saya. Izinnya sudah lama sebetulnya, karena memang naik ke Puncak Carstensz merupakan cita-citanya yang belum tercapai. Akhirnya, saya perbolehkan," ujarnya, Minggu (2/3/2025).

Dia menyebut, istrinya itu sebelum pergi ke Carstensz sempat melakukan latihan-latihan pendakian di Citatah, Bandung Barat sejak tahun lalu, bahkan oleh sang suami diantar untuk latihan.

"Saya lihatnya latihannya oke dan peralatannya juga sudah oke hingga kemampuannya cukup. Akhirnya, ya saya katakan silakan (mengizinkan)," katanya.

Frigard menegaskan mendaki itu memang sudah menjadi hobi dari sang istri sejak SMA, terlebih ketika pergi ke Carstensz itu bersama teman-teman SMA-nya yang memiliki hobi hiking.

Namun, pada 1 Maret 2025, dia mengaku mendapatkan informasi terkait kabar duka itu dari teman seangkatan istrinya yang sampai sekarang memberikan update-updatenya.

Kronologi Kejadian

Adapun pendakian ini dimulai pada 26 Februari 2025, ketika rombongan tiba di Base Camp Yellow Valley menggunakan helikopter dalam dua kelompok.

Setelah menjalani aklimatisasi selama dua hari, mereka melanjutkan perjalanan ke puncak pada 28 Februari 2025 pukul 04.00 WIT.

Sebanyak 20 pendaki, termasuk 5 guide, 7 pendaki WNI, 6 pendaki WNA, dan 2 pendaki dari Taman Nasional Lorentz, bergerak menuju puncak.

Pada pukul 14.00 WIT, pendaki terakhir berhasil mencapai titik tertinggi Carstensz Pyramid.

Namun, cuaca tiba-tiba memburuk saat mereka turun.

Hujan salju, angin kencang, dan suhu ekstrem menyebabkan beberapa pendaki mengalami hipotermia.

Pada pukul 19.30 WIT, seorang pendaki bernama Indira Alaika mulai menunjukkan gejala hipotermia di dekat puncak.

Menyadari situasi darurat, tim di basecamp segera melakukan koordinasi.

Beberapa guide mencoba naik untuk memberikan bantuan.

Akan tetapi kondisi cuaca ekstrem menyulitkan upaya penyelamatan.

Sumber: Tribun Sumsel
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved