Berita Viral
KEPALA SPN Polda Jabar Ungkap Kebohongan Boni Siswa SPN Dipecat Jelang Pelantikan,TNI AL Kirim Surat
Valyano Boni Raphael siswa SPN Polda Jabar yang dipecat ketahuan berbohong.
TRIBUN-MEDAN.com - Valyano Boni Raphael siswa SPN Polda Jabar yang dipecat ketahuan berbohong.
Orangtua Valyano sudah mengadu ke DPR RI atas pemecatan anaknya.
Anaknya dipecat gegara disebut mengidap gangguan kepribadian (NPD).
Namun dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di DPR RI terungkap kebohongan Valyano.
Valyano Boni Raphael dipecat dari SPN Polda Jabar H-6 pelantikan anggota Polri.
Pemecatan Boni dilakukan karena siswa tersebut melakukan sejumlah pelanggaran dan diduga mengidap Narcissistic Personality Disorder (NPD).
Kepala SPN Polda Jabar, Kombes Dede Yudi Ferdiansyah dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi III DPR RI, mengatakan Boni berbohong saat proses Penelusuran Mental Kepribadian (PMK).
Ketika mengisi Litpers, yaitu tes untuk menelusuri latar belakang, sikap, dan cara hidup calon Bintara, Boni dikatakan mengaku tak pernah mengikuti pendidikan militer.
Tetapi, setelah pihak SPN Polda Jabar berkoordinasi dengan Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan, dan Latihan Sekolah Bintara TNI Angkatan Laut (Kodiklatal Seba TNI AL), diketahui Boni pernah mengikuti pendidikan pada 2023.
"(Boni) memberikan keterangan palsu. Yang Bersangkutan mengisi Litpers atau PMK, (mengaku) tidak pernah mengikuti pendidikan militer," ungkap Dede, disiarkan di YouTube TV Parlemen dikutip dari tribun-jatim.com, Selasa (11/2/2025).
"Dari hasil koordinasi dengan Kodiklatal Seba TNI AL, Yang Bersangkutan pernah mengikuti pendidikan di Seba TNI AL gelombang 1 tahun 2023 selama dua bulan," imbuh dia.
Baca juga: Mau Dilantik di Istana Negara, dr Asri Ludin dan Lomlom Minta Doa
Baca juga: KADES Kohod Menghilang Buntut Pargar Laut Tangerang, Ratusan Warga Bentuk Gerakan Tangkap Arsin
Untuk memperjelas riwayat pendidikan militer Boni, Kodiklatal TNI AL mengirim surat kepada SPN Polda Jabar.
Dalam surat Komandan Kodiklatal TNI AL Nomor: R/758/XI/2024 tertanggal 12 November 2024, Boni disebutkan pernah mengikuti pendidikan sebagai siswa Dikmaba TNI AL angkatan XLIII/1 Tahun Ajaran 2023.
Meski demikian, Boni diberhentikan karena mengidap depresi berat.
Selain itu, kata Dede, menurut surat Kodiklatal TNI AL, Boni juga tidak mengikuti kegiatan belajar melebihi 10 persen dari seluruh jam pelajaran.
"Keputusan Komandan Kodiklat TNI AL, Yang Bersangkutan dikeluarkan dengan alasan memiliki penyakit depresi berat dengan gejala psikotik," jelas Dede.
Diduga Idap NPD
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Bagian Psikologi Sumber Daya Manusia (SDM) Polda Jabar, Ipda Ferren Azzahra Putri, menyampaikan pemaparan mengenai hasil pemeriksaan psikologi terhadap Valyano Boni Raphael.
Hasilnya, kata Ferren, beberapa perilaku Boni menjurus ke NPD.
Ferren lantas memberikan contoh-contoh perilaku Boni yang dianggap mengarah ke NPD.
Pertama, Ferren mengatakan Boni berteriak 'Brimob' saat berlari bersama siswa SPN Polda Jabar.
"Contoh, anak kami dinyatakan NPD adalah saat lari bersama siswa, anak kami bersorak 'Brimob' dan itu dianggap oleh Bakpesi Polda Jabar (sebagai perilaku) NPD," jelas Ferren.
Contoh selanjutnya adalah, saat Boni meminta fasilitas kesehatan yang tak sesuai aturan SPN Polda Jabar.
Menurut Ferren, Boni meminta dirawat di RS Siloam saat akan menjalani operasi impaksi gigi.
"Merasa memiliki hak lebih. Kami dapat data dari SPN, Yang Bersangkutan tidak ingin dirawat di rumah sakit Polri saat impaksi gigi."
"(Boni) ingin dirawat di Siloam, ingin mendapat fasilitas terbaik," urainya.
Selain NPD, Boni juga disebutkan melakukan eksploitasi interpersonal terhadap rekannya.
Pada suatu kesempatan, Boni dikatakan pernah meminta kepada rekannya, agar ia dipukul menggunakan sapu lidi.
Alasannya, Boni ingin menunjukkan kepada orang tua, ia menjadi korban pemukulan.
"Dengan maksud seolah dipukuli pengasuh. Karena dilakukan pemeriksaan tidak terbukti adanya pemukulan dan penculikan tersebut, Propam kami sudah melaksanakan pemeriksaan," kata Ferren.
Belum selesai melanjutkan pernyataannya, omongan Ferren lantas dipotong oleh Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni.
Menurut Sahroni, apa yang disampaikan Ferren merupakan luapan kebencian dan bukan faktual dari cerita yang terjadi.
"Ini sudah meluapkan kebencian. Ini nggak baik, nggak boleh, ini nggak bisa. Ini bukan faktual dari cerita yang terjadi, ini hanya kebencian."
"Masa menuduh si ini nggak bener si itu nggak bener, apa Ibu bener? Belum tentu," kata Sahroni.
Hasil Pemeriksaan Dikatakan Sehat
Terkait Valyano Boni Raphael yang diduga mengidap NPD, sang ibu, Veronica Putri Amalia, membantahnya.
Sebab, menurut hasil pemeriksaan biro psikologi dan Polri Jawa RS Polri Sukamto, Boni dinyatakan sehat.
Sebagai informasi, pemeriksaan psikologi ini dilakukan Boni setelah ia dipecat dari SPN Polda Jabar dan dinyatakan NPD.
"Setelah anak kami keluar dari SPN, kami melakukan pemeriksaan di biro psikologi, hasilnya berbeda dari yang dipaparkan SPN. Hasilnya sehat," kata Veronica dalam kesempatan yang sama.
"Yang kedua, kami melakukan pemeriksaan di RS Polri Sukamto, di mana hasilnya anak kami sehat secara pemeriksaan psikolog dan kesehatan jiwa," tegas dia.
(*/tribun-medan.com)
Valyano Boni Raphael
siswa SPN Polda Jabar
gangguan kepribadian
kebohongan Valyano
Kombes Dede Yudi Ferdiansyah
| KRONOLOGI Alex Iskandar Ayah Tiri Bunuh Alvaro Akhiri Hidup, Permisi ke Toilet Alasan Sudah Ngompol |
|
|---|
| MOMEN Alex Iskandar Akhiri Hidup Setelah Akui Bunuh Anak Tirinya Alvaro, Akui Perbuatan ke Polisi |
|
|---|
| KELAKUAN NAF Setelah Bunuh Janda Tua Gegara Ditagih Utang, Posting di Kafe, Dikenal Suka Foya-Foya |
|
|---|
| POLISI Sita Pakaian AKBP Basuki dan Levi di Kos, Barang Bukti Ungkap Penyebab Kematian Dosen Untag |
|
|---|
| KASUS KEMATIAN Bocah RAF Diduga Dianiaya Ibu Tiri, Ayah Sebut Jatuh Kamar Mandi, Ibu Kandung Curiga |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Kombes-Dede-mengusd.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.