Berita Langkat Terkini

Nelayan di Langkat Tak Melaut Sebulan, Jaring Ikan Diduga Sengaja Ditabrak Kapal LPG

Diduga sengaja ditabrak kapal milik perusahaan plat merah, jaring ikan milik nelayan di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, rusak parah. 

TRIBUN MEDAN/MUHAMMAD ANIL RASYID
NELAYAN TAK MELAUT - Nelayan sekaligus korban bernama Sahrul (49) warga Dusun V, Desa Perlis, Kecamatan Brandan Barat, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, saat diwawancarai wartawan, Rabu (5/2/2025). Diduga sengaja ditabrak kapal milik perusahaan plat merah, jaring ikan milik nelayan yang bertempat tinggal di Dusun V, Desa Perlis, Kecamatan Brandan Barat, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, rusak parah. 

TRIBUN-MEDAN.com, LANGKAT - Diduga sengaja ditabrak kapal milik perusahaan plat merah, jaring ikan milik nelayan yang bertempat tinggal di Dusun V, Desa Perlis, Kecamatan Brandan Barat, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, rusak parah. 

Bahkan atas kejadian itu, sudah satu bulan lebih nelayan tersebut tak melaut untuk mencari makan. 

Hal ini disampaikan oleh nelayan sekaligus korban bernama Sahrul (49) saat diwawancarai wartawan. 

Peristiwa ini terjadi pada, Sabtu (28/12/2024) lalu sekitar pukul 04.00 WIB. 

"Pada waktu itu sekitar pukul 04.00 WIB ada kapal lewat, sudah saya senteri untuk memberi tanda gak perduli mereka jalan aja, sehingga menabrak jaring ikan kami," ujar Sahrul, Rabu (5/2/2025). 

Lanjut Sahrul, usai menabrak jaring ikan miliknya, ia bersama beberapa orang nelayan lainnya, bergegas untuk menariknya. 

"Usai menebrak jaring kami, kami pun sibuk menarik jaring. Sempat memang kami berdebat dengan orang-orang yang di atas kapal itu, gak tau kami apakah itu kapten kapalnya atau tidak," kata Sahrul. 

"Yang nabrak jaring kami kapal LPG milik Pertamina. Terus kami datang pada sore harinya ke tempat kapal itu bersandar. Namun kata sequrity, syahbandar tidak masuk," sambungnya. 

Atas kejadian tersebut, Sahrul mengalami kerugian mencapai jutaan rupiah. 

"Jaring kami rusak. Total kerugian mencapai Rp 3-6 juta," ujar Sahrul. 

Bahkan hingga sampai detik ini, Sahrul tidak bisa kelaut untuk mencari ikan dan membiayai kebutuhan hidup keluarganya. 

"Bahkan sampai sekarang kami tidak kelaut usai kejadian itu. Jaring kami intinya sudah rusak. Biasanya kami jaring ikan bawal," ujar  Sahrul. 

Atas kejadian ini, wartawan juga masih berupaya mendapatkan komentar dari pihak terkait. 

Sementara itu Kepala Desa Perlis, Junaidi mengatakan, pasca kejadian itu Sahrul juga sudah menemui pemerintah desa. 

"Waktu kejadian saya diajak (Sahrul) ke Pangkalan Susu, cuma waktu itu saya ada kegiatan di Kecamatan Stabat. Cuma saya perintahkan orang untuk mendampingi korban, tapi syahbandar tidak ada libur katanya," ujar Junaidi. 

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved