Berita Viral

RATAPAN Pilu Bocah di Samosir, Rumahnya Terisolasi Gegara Konflik Warisan: Pak Presiden, Tolong Kami

Beredar viral video yang memperlihatkan ratapan pilu bocah berusia lima tahun di Desa Unjur, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir, Sumut.

Penulis: Arjuna Bakkara | Editor: Juang Naibaho
HO/SINTA SIHOTANG
RUMAH TERISOLASI- Darma Ambarita menggendong anaknya yang hendak berangkat ke sekolah, melewati parit buatan yang mengelililingi rumahnya di Desa Unjur, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, beberapa waktu lalu. Rumah yang ditempati keluarga Darma Ambarita kini terisolasi buntut sengketa warisan tanah. 

TRIBUN-MEDAN.com, SAMOSIR - Beredar viral video yang memperlihatkan ratapan pilu bocah berusia lima tahun di Desa Unjur, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir, Sumatra Utara (Sumut).

Bocah yang telah mengenakan seragam sekolah lengkap tersebut, melangkah kecil beranjak dari rumahnya. 

Sekitar dua meter berjalan, langkahnya terhenti. Ada parit dengan lebar sekitar 2 meter dan kedalaman 2,5 meter terbentang di hadapannya.

Darma Ambarita, ayah bocah tersebut, harus nyebur lebih dulu ke dalam parit berisi air dengan ketinggian 1 meter.

Barulah kemudian dia mengulurkan tangannya bersiap “menangkap” anaknya untuk melewati parit tersebut, dan selanjutnya pergi ke sekolah.

“Bapak Presiden, tolonglah kami. Gak ada lagi jalan (ke rumah) kami. Klo aku sekolah harus lewat air, digendong bapak ku,” ucap bocah tersebut dengan lirih.

Hal itu terpaksa dilakukan keluarga Darma Ambarita hari-hari belakangan. Saat ini rumahnya terisolasi. 

Ada parit di sekeliling rumahnya yang berada tepat di tepi Danau Toba. Parit itu dikeruk oleh seseorang yang mengklaim sebagai pemilik tanah. Jika ketinggian air Danau Toba sedang tinggi, air memenuhi parit tersebut.

Di sisi lain, Darma Ambarita juga mengklaim keluarganya mendiami tempat tersebut secara turun-temurun empat generasi.

Di rumah yang terbuat dari bahan kayu itu, Darma Ambarita tinggal bersama istrinya, Rentina Sihotang, dan dua anak mereka, Yosefin Ambarita dan Jovanka Ambarita, yang masih duduk di bangku taman kanak-kanak (TK).

Sejak munculnya persoalan tanah warisan yang ditinggalinya, dan berujung pembuatan parit di sekeliling rumah, akses keluar masuk rumah Darma memang terputus.

Untuk beraktivitas ke luar rumah, keluarga ini harus lebih dulu nyebur ke parit tersebut.

Situasi yang dialami Darma beredar di media sosial (medsos). Video tangis dan ratapan pilu kedua anaknya menjadi sorotan warganet.

Rentina menceritakan, saat ini keluarganya memang diliputi rasa cemas. 

Hal paling menyentuh baginya adalah tentang kedua putri kecilnya yang kini hidup dalam rasa ketakutan yang mendalam.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved