Berita Viral

Makin Terbongkar Tabiat Buruk Abraham Michael, Undang Pria Tengah Malam: Tamunya Cowok Terus

Bukan cuma kerap pulang malam, Abraham juga kerap mengundang tamu pria tanpa sepengetahuan ibundanya ke rumah mewahnya

HO
Makin Terbongkar Tabiat Buruk Abraham Michael, Undang Pria Tengah Malam: Tamunya Cowok Terus 

TRIBUN-MEDAN.com - Tabiat buruk Abraham Michael yang membunuh satpam rumahnya, Septian (37) terbongkar.

Bukan cuma kerap pulang malam, Abraham juga kerap mengundang tamu pria tanpa sepengetahuan ibundanya ke rumah mewahnya Jalan Lawang Gintung, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor.

Perilaku Abraham yang kerap pulang malam itu diadukan Septian kepada ibunda pelaku, Farida Felix.

Abraham pun akhirnya merencanakan pembunuhan terhadap Septian.

Abraham kesal sebab sering diadukan ke ibunya oleh Septian karena kerap pulang larut malam.

Enam jam sebelum membunuh Septian, Abraham membeli pisau untuk melancarkan aksinya.

Akhirnya, Septian pun dibunuh Abraham pada Jumat (17/1/2025) pukul 02.30 WIB.

Jantung Berdebar

Pecah tangis Farida Felix ibu Abraham ngaku ingin berlutut minta maaf ke keluarga satpam Septian.
Pecah tangis Farida Felix ibu Abraham ngaku ingin berlutut minta maaf ke keluarga satpam Septian. (KOLASE/TRIBUN MEDAN)

Sedangkan ibunda pelaku, Farida Felix mengaku berdebar-debar saat mengetahui kejadian pembunuhan tersebut.

Farida Felix terlihay menangis saat menghadiri jumpa pers kasus pembunuhan satpan yang digelar di Mapolresta Bogor Kota, Senin (20/1/2025).

"Saya begitu mengetahui kejadian ini, jantung saya berdebar-debar. Jantung saya sakit. Saya berharap, saya bisa bertemu dengan orangtuanya Septian, dengan istrinya Septian," katanya.

Ia menyampaikan keinginannya untuk bertemu dengan keluarga korban dan meminta maaf secara langsung.

Farida menyatakan kekesalannya atas tindakan anaknya yang tega menghilangkan nyawa karyawannya sendiri.

Ia menuturkan Septian merupakan sosok yang baik.

"Septian (korban) itu anak yang baik. Dia selalu mengucapkan 'Selamat pagi, bu', 'Selamat malam, bu'. Itu yang selalu diucapkan dia kepada saya," ungkap Farida, Senin. 

Selain itu, Farida mengaku tidak mengetahui alamat tempat tinggal korban yang berada di Sukabumi, Jawa Barat.

"Saya ingin sekali bertemu, tapi saya tidak tahu rumahnya, saya tidak tahu alamatnya, saya tidak tahu nomor teleponnya, saya tidak tahu menghubungi siapa," kata Farida, dengan air mata mengalir di pipinya. 

Farida juga menyampaikan niatnya untuk mendukung pendidikan anak-anak korban sebagai bentuk ungkapan belasungkawa dan permintaan maaf. 

"Saya ingin berlutut minta maaf kepada ibunya Septian karena anak saya melakukan (pembunuhan) itu di bawah kontrol obat," imbuhnya.

Farida berujar, akan membiayai seluruh pendidikan anak-anak korban.  Hal itu ia lakukan sebagai bentuk ungkapan belasungkawa dan permintaan maaf. 

"Saya akan menanggung biaya pendidikan dari anak-anak Pak Septian di sekolah dan biaya tunjangan hidup serta juga untuk duka cita. Itulah iktikad baik kami," jelasnya. 

Sementara istri Septia, Dewi menuntut agar Abraham Michael dihukum setimpal.

"Minta keadilan buat pelaku, dihukum setimpal. Karena suami saya tulang punggung keluarga saya," kata Dewi.

Selama bekerja di rumah mewah Lawang Gintung Bogor, Septian kerap menerima perlakuan tidak etis.

Bahkan gaji yang menjadi haknya pun sering kali telat dibayar.

"Nanti abis lebaran mau pindah kerja udah gak betah di sini, ibu mulai cerewet, mulai arogan. Kalau gaji iya telat 2 minggu kadang lebih," ungkap Dewi.

Septian juga sempat mengungkap kejadian tak mengenakkan yang dialaminya sebelum tewas dibunuh anak pengacara di rumah mewah Lawang Gintung Bogor.

Farida Felix memerintahkan Septian mencatat semua orang yang keluar dan masuk rumah mewah Bogor. Sedangkan Abraham Michael sering kali pulang dan pergi sampai larut malam.

Hal tersebut memicu kemarahan Farida pada Abraham. Tak terima kenal omel ibunya, Abraham melampiaskan kemarahannya pada Septian.

"Abang udah diusir dari rumah ibu mau dicekik saya pisahin. Jangan ikut campur nanti kamu kena imbasnya. Udah gak ada kontak lagi sama saya," kata Dewi.

Bahkan berdasar cerita Septian, sebenarnya Abraham bukan hanya sering pulang malam.

Dewi mengatakan Abraham sering kali mengundang tamu pria ke rumah mewah Lawang Gintung Bogor.

"Abang (tersangka) mah gak nurut sama ibunya, 'pak kalau ada tamu malam suruh masuk yah', kan ibu gak tahu. Masuk kadang jam 11, jam 12. Tamunya cowok terus," kata Dewi.

Sementara Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota AKP Aji Riznaldi mengungkap bahwa sebenarnya Abraham Michael merupakan seorang pengangguran.

Padahal di rumah mewah Lawang Gintung Bogor itu terdapat sejumlah usaha milik Farida Felix.

Mulai dari rental mobil sampai kantor pengacara. "Tersangka kelahiran 98, sudah 26 tahun. Masih pelajar atau mahasiswa," kata AKP Aji Riznaldi.

Aji menuturkan pembunuhan satpam oleh anak pengacara disaksikan sopir yang juga bekerja di rumah mewah Lawang Gintung Bogor.

"Saksi (sopir) mendengar ada bunyi seperti keributan di bagian lantai bawah. Saat dilihat terlihat ada darah dan orang yang tergeletak. Tersangka membawa sebilah pisau," kata AKP Aji.

Abraham Michael yang masih membawa pisau lalu mencoba mengejar sopirnya, Wawan.

"Ketika terlihat oleh si tersangka, tersangka mencoba naik ke atas, saksi sempat berkelahi juga dengan tersangka sampai akhirnya si saksi bisa melarikan diri dan melapor ke polisi," jelasnya.

Menurut Aji, Abraham Michael naik pitam usai dimarahi ibunya, Farida Felix atas laporan dari Septia.

Abraham menuduh Septian yang melaporkannya ke ibu bahwa sering pulang larut malam.

"Tersangka sakit hati terhadap korban. Korban selalu melaporkan kepada orang tua terkait sering pulang malam, sehingga tersangka ditegur atau dimarahin oleh orang tuanya," katanya.

22 Tusukan

AKP Aji Riznaldi mengungkapkan kondisi mengenaskan yang dialami Septian. Ditubuhnya, terdapat 22 tusukan pisau.

“Hasil autipsi korban berdasarkan hasil autopsi terdapat 22 luka,” kata Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota, AKP Aji Riznaldi Nugroho.

Dari semua luka itu, ada satu luka yang membuat nyawa Septian melayang. Luka itu ada di leher bagian kiri dari Septian.

“Dari hasil ini, penyebab kematian berdasarkan gorokan terakhir yang dilakukan tersangka di bagian leher,” ujarnya.

Septian sendiri dihabisi nyawanya saat tertidur. Abraham langsung menikam Septian bertubi-tubi menggunakan pisau dapur.

“Memang korban ini dalam keadaan tertidur. Kemudian, dibangunkan oleh tersangka dilakukan penusukan sampai terakhir di bagian leher,” katanya.

Beli Pisau

AKP Aji mengungkapkan Abraham membeli pisau enam jam sebelum peristiwa pembunuhan.

Ia bahkan sudah membeli pisau yang digunakan untuk membunuh.

“Kita dapatkan struk pembelian pisau. Ini pada pukul 20.05. Tersangka ini membeli barang barang melakukan tindakan tersebut (pembunuhan),” kata AKP Aji Riznaldi Nugroho.

Septian sendiri dihabisi nyawanya sekitar pukul 02.30 WIB. Saat itu ia sedang tertidur dan langsung ditikam oleh Abraham.

Abraham kesal sebab sering diadukan ke ibunya oleh Septian karena kerap pulang larut malam.

“Tidak ada perlawanan. Karena baru dibangunkan tidurnya dan dia (korban) kaget,” ujarnya.

Iming-iming Rp 5 Juta

Sementara itu, Kapolres Bogor Kota Kombes Eko Prasetyo mengungkapkan Abraham sempat meminta sopir dan pembantunya (ART) untuk pergi usai mereka menyaksikan pembunuhan itu. 

Eko mengungkapkan, Abraham mengiming-imingi mereka dengan uang Rp 5.000.000 supaya pergi dan seolah mereka tidak melihat peristiwa itu. 

"Tersangka ini sempat nyuruh asisten rumah tangga dan sopir untuk pergi melarikan diri. Dikasih Rp 5 juta setiap orang," kata Eko, di Mapolresta Bogor Kota, Senin (20/1/2025).

"Tapi justru sopirnya menolak tawaran itu dan memilih pergi ke Polsek untuk melaporkan kejadian tersebut," tambahnya.

Eko menambahkan, setelah anggota polisi datang ke lokasi kejadian, seluruh saksi termasuk penghuni rumah dan juga tersangka di bawa untuk dimintai keterangan.

Saat itu, sambung Eko, status Abraham masih menjadi saksi dan belum ditetapkan sebagai tersangka. 

"Dari situ, anggota piket Polsek dan Polres mengamankan TKP. Semua diamankan baik keluarga yang ada di situ, semuanya kami amankan di Polresta Bogor Kota," sebut dia. 

Bantah Beri Keistimewaan

Polres Bogor Kota pun membantah memberikan keistimewaan ke Abraham. 

Abraham diketahui sempat tidak diborgol saat dibawa ke Mapolresta Bogor Kota. 

Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota AKP Aji Riznaldi mengatakan, Abraham saat itu tidak diborgol karena statusnya masih sebagai saksi. 

"Kalau untuk masalah enggak diborgol, itu kan diamankan Jumat pagi. Itu kan kita belum bisa menentukan siapa pelakunya. Nah setelah dilakukan pemeriksaan baru kita bisa menentukan siapa pelakunya," ujar Aji. 

"Waktu itu kan status (Abraham) masih sebagai saksi. Kita kan belum tahu siapa pelakunya. Jadi, itu alasan kenapa tidak diborgol," tambah dia. 

Aji juga membantah ada anggotanya yang memberi perlakuan istimewa kepada Abraham karena membukakan pintu mobilnya saat pertama kali tiba di Mapolresta Kota Bogor.

"Kenapa pintu itu harus dibukakan oleh anggota, karena harus dibuka dari luar. Pintu mobil patroli itu ada safety door-nya, jadi tidak bisa dibuka dari dalam, hanya bisa dibuka dari luar," kata dia. 

Aji mengakui, Abraham merupakan anak seorang pengacara. Namun, status itu tidak membuat Abraham mendapat keistimewaan dari polisi. "Orangtuanya betul pengacara, berprofesi pengacara tapi di Jakarta," ucap Aji.

Sementara itu, polisi telah menetapkan Abraham sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan terhadap Septian yang terjadi pada Jumat (17/1/2025). 

Berdasarkan hasil pemeriksaan, polisi menyatakan bahwa tersangka telah merencanakan pembunuhan tersebut. Abraham dijerat dengan pasal berlapis, yakni Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana serta Pasal 338 subsider Pasal 351 ayat 3. 

Ancaman hukumannya maksimal 20 tahun penjara sampai seumur hidup.

(*/ Tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram Twitter dan WA Channel

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved