TRIBUN WIKI
Kapan Isra Miraj 2025, Simak Sejarah, Makna dan Hikmahnya
Isra Miraj 2025 jatuh pada 27 Rajab 1446 Hijriah atau Senin, 27 Januari 2025. Berikut ini sejarah dan makna Isra Miraj.
TRIBUN-MEDAN.COM,- Isra Miraj 2025 jatuh pada 27 Rajab 1446 Hijriah atau Senin, 27 Januari 2025.
Bagi umat Islam, peristiwa Isra Miraj merupakan momen yang begitu penting.
Pada peristiwa ini, Nabi Muhammad S.A.W yang melakukan perjalanan dari Masjidil Haram, Mekkah hingga ke Sidratul Muntaha mendapatkan perintah dari Allah S.W.T tentang shalat lima waktu.
Baca juga: Link Twibbon Isra Miraj yang Bisa Digunakan untuk Media Sosial dan Pesan Ucapan
Sejak saat itu, perintah shalat lima waktu mulai dikerjakan oleh umat muslim pengikut Nabi Muhammad.
"Adapun orang yang mengingkari peristiwa ini kafir, sebab perjalanan Rasulullah yang disebut Isra Miraj tertuang dalam Alquran, yang mana setiap ayat dalam Alquran wajib diimani," terang Ustaz Abdul Somad dari kanal youtube Fodamara TV.
Potongan dari Surah Al-Baqarah ayat 85 berbunyi:
أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ ٱلْكِتَٰبِ وَتَكْفُرُونَ بِبَعْضٍ
Artinya: Apakah kamu beriman kepada sebahagian Alquran dan ingkar terhadap sebahagian yang lain?
"Kalaupun ada yang percaya ayat shalat dan menganggap ayat Isra Miraj tak masuk akal, maka cepat-cepat lah bertaubat," ucap Ustaz Abdul Somad.
Ustaz Abdul Somad menyebut ada beberapa poin hikmah atau pelajaran yang bisa diambil umat muslim dari perjalanan Isra Miraj ini.
Baca juga: Doa Terbaik Bulan Rajab dan Syaban, Lengkap Doa Agar Dipertemukan Lagi dengan Ramadan
Pertama, peristiwa Isra Miraj terjadi setelah meninggalnya dua sahabat yang paling dicintai Nabi Muhammad SAW, paman Nabi SAW, Abu Thalib dan Siti Khadijah.
Kematian orang-orang tercinta Nabi Muhammad ini dengan maksud, agar nabi tidak bergantung pada manusia, melainkan pada Allah SWT semata.
"Sekarang banyak anak bergantung pada orang tua, istri bergantung pada suami dan sebaliknya, jangan bergantung pada makhluk," imbau Ustaz Abdul Somad.
إِنَّ صَلاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Inna Sholati Wanusuki Wamahyaya Wamamati Lillahirabbil Alamin
Baca juga: 9 Amalan Sunnah yang Bisa Dikerjakan di Hari Jumat Pertama Bulan Rajab
Artinya: Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam, hanya orang yang sudah putus harapnya pada manusia, tidak bergantung kepada siapapun kecuali Allah SWT seperti Rasulullah Muhammad SAW.
"Yang dapat mengamalkan ayat itu orang sudah putus harapnya kepada makhluk, berharap hanya kepada Allah," ucap Ustaz Abdul Somad.
Kisah Perjalanan Isra Miraj
-
Kisah di Langit Pertama
Saat Rasulullah melakukan perjalanan Isra Miraj, Nabi SAW sempat bertemu dengan laki-laki berbadan tinggi mencapai 60 siku ke langit (sekitar 27 meter).
Saat menoleh ke kanan laki-laki itu tersenyum, namun saat melihat ke sebelah kiri ia menangis.
"Selamat bertemu wahai anak yang soleh dan nabi yang soleh," kata laki-laki tersebut saat melihat Nabi Muhammad SAW.
"Siapakah dia," tanya Nabi Muhammad SAW.
Baca juga: Teks Khutbah Jumat 3 Januari 2025 Tentang Keutamaan Bulan Rajab
Ia ternyata adalah Nabi Adam AS yang merupakan nabi dan manusia pertama di dunia. Ada alasan mengapa Nabi Adam AS tersenyum dan menangis.
Saat melihat ke sebelah kanan, ia melihat keturunannya yang masuk surga. Sementara saat melihat ke sebelah kiri, ia melihat keturunannya yang masuk neraka.
- Kisah di Langit Kedua
Saat tiba di langit kedua Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Yahya AS dan Nabi Isa AS. Di sana, Rasulullah SAW disapa "Selamat datang wahai saudaraku yang saleh."
Baca juga: Puasa Sunnah Bulan Rajab 2025, Niat dan Tata Caranya
- Kisah di Langit Ketiga
Setibanya di langit ketiga, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Yusuf AS. Saat itu, Rasulullah SAW mengatakan bahwa benar ia telah diwarisi setengah kegagahan dunia.
Kisah di Langit Keempat
Di langit keempat, Rasulullah SAW bertemu dengan nabi yang pertama kali menulis menggunakan pena dan menjahit pakaian, yaitu Nabi Idris AS.
"Selamat datang saudaraku, nabi yang saleh," sambut Nabi Idris AS kepada Rasulullah SAW.
- Kisah di Langit Kelima
Sesampainya di langit kelima, Rasulullah SAW kemudian bertemu dengan Nabi Harun AS.
"Selamat bertemu wahai Nabi yang saleh dan saudaraku yang saleh," ucap Nabi Harun AS.
- Kisah di Langit Keenam
Di langit keenam Rasulullah SAW disambut oleh Nabi Musa AS.
"Selamat bertemu wahai nabi saleh dan saudaraku yang saleh," kata Nabi Musa AS.
- Kisah di Langit Ketujuh
Setibanya di langit ketujuh, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan laki-laki tua yang sedang bersandar di Baitul Makmur. Beliau menanyakan siapakah laki-laki yang bersandar itu, ternyata ia adalah Nabi Ibrahim AS.
Baitul Makmur merupakan tempat tawaf para malaikat yang setiap harinya dimasuki oleh tujuh puluh ribu malaikat.
Kisah Rasulullah SAW di Langit Ketujuh
Saat berada di langit ketujuh, Rasulullah SAW ingin naik satu tingkatan langit lagi. Namun, malaikat Jibril tidak bisa mengantarkannya lebih jauh lagi.
Lalu naiklah Nabi Muhammad SAW ke Sidratul Muntaha, yakni sebuah tempat di atas langit ketujuh dan di dekatnya ada surga. Keindahan Sidratul Muntaha tak bisa digambarkan, bahkan Rasulullah SAW sampai terkagum-kagum melihatnya.
Ketika berada di Sidratul Muntaha, Allah SWT berbicara kepada Nabi Muhammad SAW tanpa perantara. Kemudian Allah SWT memerintahkan kepada Rasulullah SAW untuk mengerjakan sholat.
Pada awalnya, Allah SWT memerintahkan untuk melaksanakan sholat 50 waktu dalam sehari semalam. Lalu Rasulullah SAW turun dari Sidratul Muntaha dan bertemu Nabi Musa di langit keenam.
Kemudian Nabi Musa bertanya kepada Rasulullah SAW "Apa yang dikatakan oleh Allah SWT untukmu?" Lalu beliau menjawab "Sholat 50 waktu dalam sehari semalam."
Kemudian Nabi Musa menjawab "Kembalilah dan minta keringanan kepada tuhanmu, karena sungguh umatmu lemah dan tidak akan sanggup melakukannya."
Setelah itu, Nabi Muhammad SAW kembali menemui Allah SWT untuk meminta keringanan. Allah SWT kemudian mengurangi waktu sholat sebanyak lima bilangan.
Setelah itu Rasulullah SAW kembali turun dan bertemu Nabi Musa untuk menceritakannya lagi. Lalu, Nabi Musa menyarankan kepada beliau untuk memohon lagi pengurangan jumlah waktu sholat kepada Allah SWT.
Allah SWT kembali mengurangi waktu sholat, namun jumlahnya masih terbilang banyak. Akhirnya Rasulullah SAW terus meminta keringanan sampai berkali-kali, dari yang awalnya 50 waktu lalu menjadi 5 waktu dalam sehari semalam.
Kala itu, peristiwa Isra Miraj sulit diterima akal sehat. Saat beliau menceritakan peristiwa tersebut dan memerintahkan sholat lima waktu kepada umatnya, banyak di antara mereka yang tidak percaya akan kebenaran tersebut. Namun, tak sedikit juga yang patuh dan melaksanakan sholat.(tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Ilustrasi-Isra-Miraj-Nabi-Muhammad.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.