Berita Viral

MENANTI Detik-detik Gempa Megathrust Mentawai Magnitudo 8,8 Akibatkan Tsunami Setinggi 5-10 Meter

Potensi gempa megathrust Mentawai-Pagai-Siberut disampaikan oleh Hilman bukan untuk menakut-nakuti.

|
Editor: AbdiTumanggor
ho
Peneliti BRIN: Waspadai Gempa Besar Magnitudo 8,8 Bisa Mengakibatkan Tsunami Setinggi 5-10 Meter. (Ho) 

Dalam keterangan resminya, pada Minggu (11/8/2024) lalu, Daryono menyebut bahwa kedua megathrust tersebut dapat memicu gempa besar.

Bahkan, megathrust Mentawai-Siberut disebut berpotensi mengguncang wilayah Sumatera dengan kekuatan M 8,9. 

"Rilis gempa di kedua segmen megathrust ini boleh dikata 'tinggal menunggu waktu' karena kedua wilayah tersebut sudah ratusan tahun belum terjadi gempa besar," ujar Daryono.

Zona megathrust Mentawai-Siberut adalah salah satu zona tumbukan lempeng yang terletak di sepanjang batas barat Pulau Sumatera, tepatnya barat Kepulauan Mentawai dengan kedalaman dangkal.

Zona megathrust Mentawai-Siberut ini merupakan hasil dari aktivitas subduksi atau pergerakan Lempeng Indo-Australia ke arah utara dan menyusup di bawah Lempeng Eurasia.

Proses tumbukan ini bukanlah hal baru, melainkan sudah ada sejak jutaan tahun lalu saat rangkaian pulau-pulau indah di Indonesia terbentuk.

Pergerakan ini dapat memicu aktivitas kegempaan pada segmen megathrust atau patahan raksasa Mentawai-Siberut yang perlu diwaspadai.

Bahkan rentetan gempa kecil dikhawatirkan juga dapat menggerakkan gempa bumi besar di segmen megathrust Mentawai-Siberut yang sudah terkunci selama ratusan tahun.

Sejarah gempa bumi di zona megathrust Mentawai-Siberut 

Daryono sempat menyebut bahwa zona megathrust Mentawai-Siberut sudah ratusan tahun belum terjadi gempa besar.

Menurut catatan sejarah gempa di Sumatera, menunjukkan bahwa zona megathrust di kawasan ini mengalami kekosongan gempa besar sejak tahun 1700-an.

Catatan sejarah gempa di zona megathrust Mentawai pertama terekam pada tahun 1797, yang mengguncang dengan kekuatan besar sekitar M 8,6—8,7 dan diikuti kejadian tsunami.

Selanjutnya, pada 4 Februari 1971 gempa M 6,3 terjadi dan menyebabkan sejumlah bangunan rusak.  

Guncangan gempa kembali dirasakan warga sekitar pada 8 Maret 1977 dengan kekuatan M 5,5.

Akibatnya, 982 rumah serta sejumlah fasilitas umum rusak.  

Pada 28 April 1979 Kembali terjadi gempa dengan kekuatan M 5,8 yang membuat sebanyak 64 orang meninggal, sembilan orang hilang, dan 193 rumah rusak.  

Sumber: Tribun Medan
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved