Berita Nasional
Rekam Jejak Jumhur dan Syahganda, Dulu Sering Serang Jokowi, Kini Nasibnya Dirangkul Prabowo
Sufmi Dasco Ahmad mulanya menyinggung pemerintahan Presiden Prabowo yang belum 100 hari menjabat sudah mendapat gangguan-gangguan kecil.
TRIBUN-MEDAN.com - Rekam jejak Jumhur Hidayat dan Syahganda Nainggolan dikenal kerap serang Jokowi, kini dirangkul Gerindra dukung pemerintahan Prabowo.
Ini dikatakan Wakil Ketua DPR RI yang juga Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, di acara KSPSI dan Sabang-Merauke Circle bertajuk 'Pembangunan Indonesia 2025: Harapan dan Tantangan', di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Selasa (7/1/2025).
Ia juga meminta para aktivis seperti Jumhur Hidayat hingga Syahganda Nainggolan, mendukung pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Sufmi Dasco Ahmad mulanya menyinggung pemerintahan Presiden Prabowo yang belum 100 hari menjabat sudah mendapat gangguan-gangguan kecil.
Meski kecil, gangguan itu dianggapnya cukup mengganggu. Namun Dasco tidak menyebutkan rinci apa gangguan yang dimaksud.
"Dalam pemerintahan yang kurang dari 100 hari sudah banyak hal-hal yang namanya juga belum 100 hari. Sudah banyak kemudian gangguan-gangguan, walaupun kecil juga lumayan mengganggu," kata Dasco.
Berkenaan dengan itu Dasco meminta dukungan kepada para aktivis yang hadir di ruangan untuk mengawal pemerintahan Presiden Prabowo, semata demi kepentingan rakyat banyak.
"Dan itu tentunya kami minta dukungan kepada rekan-rekan sekalian. Hal-hal kecil yang akan dibuat oleh Presiden untuk kepentingan rakyat banyak ini tolong dikawal," ucapnya
Permintaan Dasco kemudian disambut kesiapan dari peserta yang hadir.
"Siap," kompak para peserta.
Diketahui, Jumhur Hidayat dan Syahganda Nainggolan adalah petinggi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), dua sosok yang pernah terlibat kasus hasutan dan ujaran kebencian berdasar SARA, yang dinilai memicu aksi anarkis dalam unjuk rasa UU Cipta Kerja era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Perbuatan keduanya melanggar UU ITE dan jaksa penuntut umum menyebut perbuatan keduanya telah mengganggu stabilitas nasional.
Adapun Syahganda kerap melontarkan kritik tajamnya kepada Joko Widodo yang saat itu menjabat sebagai Presiden RI.
Bahkan Syahganda pernah meminta Jokowi diadili atas berbagai kesalahan yang turut menyengsarakan rakyat.
Sementara, Jumhur Hidayat mengkritik keras Omnibus Law UU Cipta Kerja dengan menyebut kebijakan itu hanya ditujukan bagi primitif investor dan pengusaha rakus.
Kemudian di hadapan para aktivis, termasuk Jumhur dan Syahganda, Dasco menyinggung bahwa Prabowo Subianto sepaket dengan Gibran Rakabuming Raka.
Ia meminta hal itu dimaklumi dan tidak diprotes oleh para aktivis yang hadir dalam acara.
"Tentunya dalam acara ini kita akan memotret persoalan yang sekaligus membangun optimisme untuk merajut harapan rakyat atas pemerintahan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka," kata Dasco.
"Kenapa saya bilang nggak boleh lepas ini, karena kalau ada Prabowo, ada Gibran. Mohon maaf jangan protes, karena memang begitu realitanya," lanjutnya.
(*/ Tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram , Twitter dan WA Channel
Jumhur Hidayat
Syahganda Nainggolan
Gerindra
Prabowo
Jokowi
Tribun-medan.com
berita nasional
Rekam Jejak Jumhur dan Syahganda
| RESMI Daftar Mobil dan Motor Dilarang Isi Pertalite di SPBU, Berikut Kendaraan yang Diperbolehkan |
|
|---|
| Fakta-fakta Konflik PBNU, Gus Yahya Pernah Bertemu Netanyahu, Mengaku Datang Demi Palestina |
|
|---|
| Profil Gus Yahya, Juru Bicara Gusdur yang Mulai Didesak Mundur dari Jabatan Ketua PBNU |
|
|---|
| Fakta Seputar Polemik Lift Kaca Pantai Kelingking Senilai Rp 60 M yang Bakal Dibongkar Gubernur Bali |
|
|---|
| Hasan Nasbi Bela Jokowi Kasus Ijazah, Pidanakan Roy Suryo cs Demi Jaga Nama Baik: Yakin Bisa Menang |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/jumhur-syahganda-tribunmedan.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.