Berita Seleb

Jack Marpaung Sakit Apa? Alami Kritis Seminggu Sebelum Meninggal, Menantu: Tidak Ada Respons Lagi

Menantu Jack Marpaung, atau suami penyanyi Novita Dewi, Alex Hutajulu, mengatakan bahwa ayah mertuanya itu mengalami kritis selama seminggu.

|
TRIBUN-MEDAN.COM/HO
Jack Marpaung Sakit Apa? Alami Kritis Seminggu Sebelum Meninggal, Menantu: Tidak Ada Respons Lagi 

Jack Marpaung mengaku memiliki masa lalu yang kelam di balik kesuksesannya saat ini menjadi maestro musik Batak.

Seperti yang dikutip dari kisahnya Jack Marpaung yang ditayangkan pada 5 November 2010 dalam acara Solusi Life di O'Channel, kehidupan Jack Marpaung awalnya begitu keras dan hidup di jalanan menjadi preman seperti halnya dengan mendiang Olo Panggabean.

Jack Marpaung mengaku pernah lupa diri dengan gemerlapnya kehidupan dunia hiburan, sesuatu yang tidak pernah diduganya dan membuat karirnya terpuruk.

“Orangtua saya keras orangnya. Kalau umpanya rumah kotor, dia ambil sapu, saya disuruh duduk lalu dihajar,"ujarnya.

"Makanya saya kasar di luar untuk cari perhatian. Kalau saya agak kalah main gundu, saya hajar orang itu dari belakang. Lalu ada orang ngadu sama mama. Mama ambil sapu, lalu menghajar saya sampai patah sapu itu. Habis itu baru bapak saya gantian pukulin saya. Kepala kopel itu nancap di kepala saya hingga berdarah,” kisahnya.

Itu sebabnya Jack Marpuang tidak pernah betah di rumah.

Sejak kecil, ia memilih hidup di jalanan bersama teman-temannya.

Ganja menjadi pelarian hidupnya, dan perkelahian adalah pelampiasan emosinya.

Hingga ketika Jack telah beranjak dewasa, ia memilih untuk meninggalkan rumah dan hidup di terminal.

Bergaul dengan para preman membuat Jack semakin berani, bahkan polisi pun di anggap enteng olehnya.

“Ada teman yang berantem, lalu polisi datang. Teman-teman saya dipukuli oleh polisinya, lalu ada satu orang yang mengadu sama saya. Kemudian saya datang sambil bawa pisau, saya kejar polisi itu. Saat saya kejar, polisi itu mengambil pistol dan menembak saya. Perut saya tertembus dan saya tidak sadar,”kenangnya.

Sekalipun lolos dari maut akibat tembakan polisi itu, namun Jack tidak bisa lolos dari jerat hukum. Ia harus mendekam di penjara selama beberapa lama. “Orang tua saya sudah tidak peduli lagi, tidak pernah besuk sama sekali. Saya sudah dianggap tidak berharga lagi, saking selalu bikin onar, dan bikin rugi. Saya merasa sedih dan menangis juga sih,” ujarnya.

Selepas dari penjara, Jack bersama teman-temannya mencoba mengubah jalan hidup dengan mengejar impian untuk menjadi penyanyi terkenal di Jakarta.

Namun ketika sampai di ibu kota, apa yang dijumpai oleh Jack dan teman-temannya sangat jauh dari harapan.

“Harapan saya memang Jakarta itu menjanjikan. Tapi begitu sampai Jakarta, saya pengen pulang rasanya karena tidak seperti yang saya bayangkan,”katanya.

Tanpa kenal siapapun Jack mencoba menaklukan ibu kota. Mulai dari terminal Grogol dan berkenalan dengan sesama orang Batak ia mencoba bertahan hidup.

Makan nasi dan tempe, hidup bagai gelandangan pun dijalani. Bahkan suatu waktu ia tergoda untuk melakukan tindak kejahatan.

“Saya naik bus, lalu saya lihat ada uang di kantong orang. Kalau saya ambil pasti bisa, tapi saya terbayang kembali janji kepada orang tua, ‘Jangan mencuri, jangan mencopet, apapun jangan.’ Saya aturan turun masih jauh, saya langsung turun dari bis itu supaya jangan tergoda dan melakukan hal itu,”kenangnya.

KISAH Jack Marpaung ayah dari Novita Dewi Marpaung
KISAH Jack Marpaung ayah dari Novita Dewi Marpaung (TRIBUN-MEDAN.COM/HO)

Sejak itu, Jack Marpaung bersama teman-temannya bekerja keras untuk menawarkan musik mereka kepada hotel-hotel. Namun hal itu bukanlah sesuatu yang mudah, penolakan demi penolakan mereka alami.

“Setelah satu tahun baru dapat job di Hotel Borobudur,”ujarnya.

Berkat dedikasi dan kerja keras, panggilan untuk melakukan show di berbagai hotel terkenal di Jakarta pun berdatangan. Saat itulah terbentuk Trio Lasidos.

Trio Lasidos yang terdiri dari Jack Marpaung, Bunthora Situmorang, dan Hilman Padang.

Ketika meniti karir sebagai penyanyi dari satu hotel ke hotel lain itulah, Jack bertemu dengan seorang wanita yang kemudian menjadi pendamping hidupnya.

Hal ini pun bukan proses yang mudah, karena ayah mertuanya menolak memiliki menantu seorang penyanyi.

Akhirnya Jack dan istrinya kawin lari. Awal pernikahan mereka sangat bahagia, namun hal ini mulai berubah ketika Trio Lasidos mendapatkan tawaran rekaman.

“Kaset saya meledak, saya mulai sombong. Mulai sudah merasa hebat. Show dari satu daerah ke daerah lain, kadang-kadang satu bulan di daerah, dan kita nggak pernah pikirkan istri,”ujarnya.

Tidak hanya melupakan keluarganya, Jack pun mulai terlena dengan popularitas dan hidup dalam pesta pora.

Minuman keras yang disandingkan dengan narkoba membuat Jack semakin lupa diri. Pulang pagi dalam keadaan mabuk menjadi bagian dari keseharian Jack, hal ini mulai menjadi sumber pertengkarannya dengan istri bahkan membuat bahtera rumah tangganya di ambang kehancuran.

Novita Dewi Marpaung
Novita Dewi Marpaung (TRIBUNNEWS)

Sekalipun menghadapi Jack yang selalu mabuk, dan menerima cacian dan makian, istrinya tetap bertahan karena tidak ingin melihat Jack hancur. Saat pulang dalam keadaan mabuk, tanpa setahu Jack, sang istri selalu mendoakannya. Hingga pada tahun 1987, saat itu ia memilih bersolo karir, sesuatu yang tidak pernah diduganya terjadi.

“Saya sedang show di Pekan Baru, lalu ada berita saya ditangkap polisi karena membawa ganja 100 kilo, di Jakarta geger karena berita itu. Anak saya (Novita Dewi) telepon ke Pekan Baru sambil menangis: “Papa di penjara ya?”tanya Dewi. “Enggak, saya lagi di hotel,” jawa Jack.

“Di sini sudah terberita, semua bilang papi dipenjara. Papi pulang..”ujar Dewi.

Saat Jack kembali ke Jakarta, ia menemukan sebuah kenyataan yang pahit. Semua shownya telah dibatalkan karena isu itu. Dan semua produser, menolak lagu buatannya.

“Jadi tidak ada pemasukan sama sekali, saya bingung dan tidak bisa bilang apa-apa. Istri mencoba membantu dengan berbisnis, malah ditipu oleh orang. Akibatnya hutang pun melilit, dan memaksa saya menjual mobil dan rumah,"kenang Jack.

Jack pun membawa keluarganya untuk hidup dalam kesederhanaan. Ia pun melepaskan keterikatannya kepada ganja, serta bersama istri dan anak-anaknya semakin mendekatkan diri kepada Tuhan. “Apa yang saya tidak pikirkan, apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak diduga oleh hati saya, itu yang Tuhan siapkan bagi saya. Dan saya sudah nikmati itu, damai sejahtera, sukacita yang belum pernah saya rasakan. Karena Tuhan Yesus saya begini,”ujarnya.

Kisah itu pula melahirkan dirinya membuat lagu “Di Kamar 13 Hutobus Dosaki”. 

Kini, Tuhan mengubah jalan hidup Jack, ia kini bersama istri memberikan hidupnya untuk melayani Tuhan dan menyerahkan hidupnya sepenuhnya ditangan Tuhan.

Karya Solo Jack Marpaung

Sepanjang berkarir, Jack Marpaung telah menghasilkan banyak karya – karya baik dalam Trio Lasidos ataupun solo.

Berikut beberapa karya dari Jack Marpaung yang terkenal dan bahkan masih sering diputar

 hingga sekarang.

Kamar 13

Surat Narar

Surat Na Marsulam Goarmi

Tapanuli Peta Kemiskinan

Sherly

Nga Sae Bei

Dang Sangai

Ramba Ni Sibolis

Beberapa lagu yang sering dibawakan oleh Novita dan Jack Marpaung adalah Ho Rap Dohot Au dan Didia Rokkaphi.

(*/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Sumber: Kompas.com
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved