Berita Viral

Kisah Bocah Hanyut di Selokan, Kasihan Ditinggal Ortunya Sejak Kecil Jadi TKW di Malaysia

Semenjak kecil MR ternyata telah ditinggal orang tua kandungnya yang menjadi TKI Malaysia.

surya.co.id/bobby kolloway
Proses pencarian balita tenggelam berinisial MR, di Babatan, Kecamatan Wiyung, Surabaya memasuki hari ketiga, Kamis (26/12/2024). 

TRIBUN-MEDAN.com - Begini kisah pilu dari MR, balita berusia sekitar 3,5 tahun yang terseret arus ke selokan di Wiyung, Surabaya, Jawa Timur

Semenjak kecil MR ternyata telah ditinggal orang tua kandungnya yang menjadi TKI Malaysia.

Berasal dari Pasuruan, Jawa Timur, orangtua kandung MR.

Tepatnya warga Desa Kedawang, Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan.

Kedua orang tua MR merantau ke Malaysia sebagai TKI.

Hal ini diungkapkan ayah asuh si bocah, Wibi Harianto.

Momen ibu asuh MR, balita yang hanyut di selokan air  di Surabaya ikut susuri sungai usai didatangkan mimp
Momen ibu asuh MR, balita yang hanyut di selokan air di Surabaya ikut susuri sungai usai didatangkan mimp (TikTok @farukarya123/ Surya.co.id)

Sejak kecil, MR ditinggal kedua orangtuanya yang warga Desa Kedawang, Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan untuk merantau ke Malaysia.

"Sejak usia 8 bulan, dia tinggal bersama kami. Sudah kami anggap anak sendiri. Kami juga punya anak kandung yang seumuran dengannya, sudah seperti saudara," kata Wibi.

Selama hampir 3 tahun, Wibi bersama istrinya membesarkan MR.

"Dia sudah bisa sedikit ngomong. Bapak dan Mamak. Anaknya lincah," kenangnya mengingat kembali sapaan yang biasa diucapkan MR ketika memanggilnya.

Wibi mengungkap, tak ada firasat apapun yang diperlihatkan sang anak sebelum peristiwa.

Pun pada hari kejadian, seperti biasanya, balita tersebut bermain air bersama saudara dan teman-teman sekitar rumah ketika hujan datang.

"Namun biasanya tidak terlalu jauh apalagi sampai di tempat kemarin (lokasi tenggelam). Biasanya hanya di depan rumah," kenangnya.

Saat kejadian, Wibi tengah berkerja di kawasan perumahan Surabaya Barat.

Bak petir di siang bolong, pekerja bangunan ini terhenyak saat mendengar kabar hanyutnya sang anak, langsung dari istrinya yang datang menjemputnya.

Dia langsung bergegas menarik gas motornya. Berharap MR masih bisa ditemukan di lokasi bermain yang berjarak sekitar 15 meter dari rumah kos.

Sayang hal itu terlambat. Perjumpaannya dengan MR sebelum berkerja ternyata menjadi momen kali terakhir bertemu balita lucu itu.

"Saya langsung Ikut nyemplung (mencari anaknya)," katanya.

Sejak pagi dia telah berjibaku berenang di Kali Makmur komplek perumahan Royal Residence, berjarak 2 kilometer dari kediamannya.

Di sungai yang dipenuhi eceng gondok inilah, diduga menjadi lokasi MR, balita 3,5 tahun tersebut berada.

Wibi bercerita, telah berenang dari titik awal MR hingga Kali Makmur.

"Sekarang istirahat sebentar. Sekitar pukul 13.00 WIB, kita cari lagi. Namanya orangtua, apapun harus dilakukan demi anaknya," katanya mengawali perbincangan dengan SURYA.co.id.

Dia masih percaya sebuah keajaiban mengantarkan anaknya bertemu dalam keadaan selamat.

"Informasi dari petugas akan dicari selama satu pekan. Tapi kami optimistis akan ditemukan lebih cepat. Mohon doanya," katanya.

Hingga hari ini, Kamis (26/12/2024), keberadaan balita itu belum juga ditemukan.

Sementara, Kapolsek Wiyung Polrestabes Surabaya, Kompol Slamet Agus Sumbono membenarkan adanya insiden bocah laki-laki hilang terseret arus air selokan pada Selasa sore. 

Hingga malam ini, pihaknya bersama beberapa instansi unit kedaruratan, BPBD dan SAR sedang melakukan pencarian terhadap bocah tersebut. 

"Mohon bersabar, kami masih melakukan pencarian," ujar Kompol Slamet.

Detik-detik Hanyut

Bocah laki-laki berinisial MR, berusia sekitar 3,5 tahun hilang terseret arus air selokan gorong-gorong di dekat rumahnya, kawasan Jalan Menganti Babatan Gang 2F, Kecamatan Wiyung, Surabaya, Selasa (24/12/2024) sore viral dimedia sosial.

Informasinya, korban saat itu sedang bermain hujan bersama kakak dan beberapa temannya di jalanan gang dekat lokasi selokan. 

Kemudian, korban berjalan mendekati selokan tanpa tutup di sebuah rumah warga, dengan kondisi permukaan air meluap dan berarus deras. 

Korban berjalan pelan seraya bermain di dekat selokan itu, lalu langkah kakinya masuk ke dalam selokan dan tubuhnya lenyap terseret arus air selokan tersebut, pukul 15.35 WIB. 

Kakak korban yang melihat kejadian tersebut, langsung bergegas pulang ke rumah untuk mengabari orang tuanya mengenai kejadian tersebut. 

Sempat Dilarang Orang Tua Asuh

Selain itu, Wibi juga mengatakan bahwa istrinya sudah sempat melarang sang anak untuk bermain hujan.

"Sebelum hujan sudah dilarang, tapi ada temannya satu perempuan, bermain ke sebelah sumur, jadi anak itu main hujan-hujanan, terus langsung melompat ke arah selokan," katanya.

Selama ini, kata Wibi, sang anak biasanya hanya main di sekitar rumahnya saja.

"Udah dilarang sama istri saya, jangan ke mana-mana mau masak, setelah itu malah kejadian seperti itu," tambahnya.

Ia pun mengaku setiap hari mengawasi sang anak namun ternyata kecolongan.

"Kalau pengawasan setiap hari, cuma keadaannya memang begitu, mau gimana lagi. Namanya anak kecil senang main air," jelas dia lagi.

Terkendala Eceng Gondok

Proses pencarian balita 3,5 tahun yang tenggelam di Babatan Surabaya terus dilakukan, Rabu (25/12/2024). 

Pada hari kedua proses pencarian, petugas memusatkan proses pencarian di Kali Makmur, kawasan Perumahan Royal Residence.

Sungai yang berada sekitar 2 kilometer dari korban awal jatuh ini menjadi pusat pencarian, karena lokasinya yang terhubung langsung dengan saluran box culvert Wiyung dan Saluran Babatan. 

"Kami bersama Basarnas, kami memperluas pencarian ke Jalan Wiyung dan ke titik lokasi Kali Makmur," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro.

Selain Kali Makmur, muncul dugaan adanya korban hanyut ke arah rumah pompa Wiyung melalui saluran Wiyung. 

"Sementara kami menyisir sungai ke arah Kali Makmur," ujarya.

"Selanjutnya, kami akan melanjutkan pencarian ke arah Wiyung. Kami berkolaborasi dengan Basarnas, Tagana, relawan dan seluruh stakeholder terkait," imbuh Hebi.

Petugas menggunakan 6 perahu karet dan menerjunkan puluhan petugas dalam pencarian ini. Mereka juga mendirikan tenda di sekitar Kali Makmur sebagai lokasi Posko pencarian.

Hebi mengakui, salah satu tantangan petugas di lapangan adalah Eceng Gondok yang memenuhi permukaan Kali Makmur. 

"Biasanya kalau sudah 24 jam, korban akan mengapung. Namun ini belum terlihat karena juga adanya eceng gondok," jelas Hebi.

Karenanya, BPBD Surabaya berkolaborasi dengan Dinas Sumber Daya Air Bina Marga (DSDABM) Surabaya mengerahkan sejumlah alat berat. Mereka terlebih dahulu membersihkan tumpukan eceng gondok di permukaan sungai.

"Kami melakukan pembersihan eceng gondok terlebih dahulu. Sementara masih belum terlihat untuk korbannya," tuturnya.

Selain eceng gondok, kendala petugas ada pada penyisiran di box culvert. Penyisiran saluran tertutup akan dilakukan setelah menuntaskan proses pencarian di Kali Makmur. 

"Ini belum kami lakukan penyisiran ke arah Wiyung. Karena, merupakan saluran tertutup. Setelah di sini, kami akan ke arah Wiyung," Hebi kembali menjelaskan.

Apabila hujan datang, pencairan akan dihentikan sementara, karena potensi arus sangat deras. 

"Sehingga, kami tidak merekomendasikan untuk proses pencarian," tandasnya.

(*/ Tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram Twitter dan WA Channel

 

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved