Wanita Ajukan Cerai, Tak Terima Suami Lebih Utamakan Kucing Peliharaan

Hakim Nagaprasanna yang memimpin persidangan menegaskan bahwa tidak ada unsur kekejaman atau pelecehan yang jelas dalam pengaduan tersebut.

Wanita itu mengeluhkan bahwa kucing peliharaannya menjadi sumber konflik antara dirinya dan suami.

Hakim mengungkapkan bahwa gugatan yang diajukan tidak berfokus pada masalah fatal dalam hubungan pernikahan.

"Keluhan tersebut menjelaskan tentang pernikahan dan kehidupan bersama," ungkap hakim.

"Intinya adalah bahwa pertengkaran terjadi karena kucing peliharaan di rumah."

"Setiap kali istri menunjukkan ketidakpuasan mengenai kucing tersebut, terjadilah konflik di antara mereka."

"Beberapa kali perdebatan berakhir dengan penghinaan."

"Namun, ini bukan tentang permintaan mahar atau kekerasan fisik dalam hubungan mereka," lanjut hakim.

Hakim juga menyatakan bahwa sebagian besar keluhan dalam pengaduan tersebut tidak relevan dengan perkara hukum yang serius.

Dia bahkan menambahkan bahwa tuduhan utama dalam kasus ini adalah bahwa sang suami lebih peduli kepada kucingnya daripada istrinya.

Hal itu jelas bukan masalah hukum yang bisa dibawa ke pengadilan.

Dalam keputusan akhirnya, hakim menegur wanita tersebut atas keluhannya yang dianggap remeh.

Alasan tersebut mengalihkan perhatian dari masalah yang lebih serius.

Hakim menegaskan bahwa jenis keluhan semacam itu hanya akan menghambat sistem peradilan.

Menurutnya pengadilan sudah terlalu terbebani dengan kasus-kasus serius.