Berita Intenasional
Usai Berhasil Gulingkan Bashar al-Assad, Kini Pemberontak Akan Dirikan Pemerintahan Suriah Baru
Pemimpin Suriah tersebut melarikan diri dari Damaskus menuju Moskow pada hari Minggu, mengakhiri lebih dari 50 tahun pemerintahan brutal keluarganya.
AS sedang mencari cara untuk terlibat dengan kelompok pemberontak Suriah dan menjalin hubungan dengan mitra di kawasan seperti Turki untuk memulai diplomasi informal, kata Washington.
Diplomat Qatar berbicara dengan HTS pada hari Senin, menurut seorang pejabat yang diberi pengarahan tentang perkembangan tersebut, yang mengatakan bahwa negara-negara regional berlomba untuk membuka kontak dengan kelompok tersebut.
Beberapa pejuang pemberontak yang berkumpul di ibu kota pada hari Senin, berkumpul di Lapangan Umayyah yang terletak di pusat kota, mengungkapkan harapan agar pemerintahan sipil segera menjalankan negara.
"Kami ingin negara dan pasukan keamanan yang memimpin," kata Firdous Omar, seorang pejuang yang berniat untuk kembali bertani di provinsi Idlib.
Golani telah bersumpah untuk membangun kembali Suriah, dan HTS telah menghabiskan bertahun-tahun berusaha melunakkan citranya untuk meyakinkan negara-negara asing dan kelompok minoritas di dalam Suriah.
Namun, dengan kelompok tersebut yang telah ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh banyak negara dan PBB, kredensial pemerintahan mereka masih diragukan.
"Rakyat Suriah berharap untuk mendirikan negara yang bebas, setara, dengan hukum yang adil, demokrasi, dan kami akan bergabung dalam upaya untuk membangun kembali negara kami, membangun kembali apa yang telah hancur, dan membangun masa depan yang lebih baik bagi Suriah," kata Duta Besar Suriah untuk PBB, Koussay Aldahhak, kepada wartawan.
Ada tanda-tanda awal kembalinya ketertiban. Bank-bank Suriah akan dibuka kembali pada hari Selasa (11/12/2024), dan kementerian minyak memanggil semua karyawan di sektor tersebut untuk kembali bekerja pada hari Selasa, menambahkan bahwa perlindungan akan diberikan untuk memastikan keselamatan mereka.
Dalam salah satu tantangan yang dihadapi Suriah, Israel merebut zona penyangga di selatan negara itu, sebuah langkah yang dikutuk oleh Mesir, Qatar, dan Arab Saudi. Arab Saudi mengatakan langkah tersebut akan "merusak peluang Suriah untuk memulihkan keamanan."
Israel mengatakan serangan udara mereka akan berlangsung selama beberapa hari, tetapi memberi tahu Dewan Keamanan PBB bahwa mereka tidak ikut campur dalam konflik Suriah.
Israel mengatakan telah mengambil "tindakan terbatas dan sementara" hanya untuk melindungi keamanannya.
(*/ Tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram , Twitter dan WA Channel
| Pengantin Perempuan Tampak Cemberut di Pernikahan meski Diberi Mahar Miliaran, Diduga Dipaksa Nikah |
|
|---|
| Pria Dibunuh Beberapa Jam setelah Pernikahan, Sang Istri Ternyata Ingin Menguasai Harta Suami |
|
|---|
| Profil Azerbaijan Airlines, Pesawat yang Jatuh Terkena Tembakan Rusia Menewaskan 38 Warga Sipil |
|
|---|
| Robbie Williams, Penyanyi Asal Inggris Ditolak Tampil di Turki Atas Tuduhan Zionisme |
|
|---|
| Jokowi Masuk Daftar Dewan Penasihat Global Bloomberg, Ini Tugas dan Nama 22 Tokoh Lainnya |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/masyarakat-suriah-berpesta.jpg)