Deli Serdang Terkini

Berangkat Naik Bus, Warga Deli Serdang Tuntut Ganti Rugi Bendungan Lau Simeme Depan Istana Presiden

Puluhan warga di Kecamatan Biru-Biru Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara yang tanahnya terkena dampak pembangunan bendungan Lau Simeme.

|
Penulis: Indra Gunawan | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN MEDAN/HO
Warga yang tanahnya terkena dampak pembangunan Bendungan Lau Simeme Biru-Biru Kabupaten Deli Serdang ketika melakukan aksi unjukrasa di depan istana Presiden, Selasa (10/12/2024). 

TRIBUN-MEDAN. com, LUBUKPAKAM - Puluhan warga di Kecamatan Biru-Biru Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara yang tanahnya terkena dampak pembangunan bendungan Lau Simeme berangkat ke Jakarta untuk mencari keadilan.

Mereka ingin bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto dan menyampaikan tuntutan agar tanahnya bisa diganti rugi secepatnya.

Setelah tiba mereka pun melakukan aksi unjukrasa di depan kantor Istana Presiden, Selasa (10/12/2024).  

Salah satu warga Safaruddin Tarigan yang diwawancarai www.tribun-medan.com menyampaikan mereka bergerak dari kampung halaman sejak, Jumat (6/12/2024).

Dengan menaiki bus mereka baru tiba pada, Minggu malam (8/12/2024).

Disebut mereka baru akan pulang apabila sudah bertemu dengan Presiden Prabowo.

"Sampai ketemu Pak Prabowo baru kami akan pulang. Ini kami Udah puas baru pulang. Dana swadaya ini kami dan ala kadarnya saja yang penting bisa makan," ujar Safaruddin. 

Safaruddin pun sempat mengirimkan foto-foto dan video ketika ia dan warga lainnya berunjukrasa di depan Istana Presiden.

Saat itu massa datang dengan membawa spanduk putih dengan berbagai tulisan.

Salah satu spanduk yang dibentangkan lebar-lebar bertuliskan "BWS Wilayah Sumut harus mempertanggungjawabkan tentang nilai KJPP. Kami menuntut pertanggunghawabam BPN sebagai panitia pengadaan tanah (P2T) dimana tanah kami dinilai tidak berkeadilan oleh KJPP". 

Selain itu juga ada spanduk yang bertuliskan "Korban mafia tanah Bendungan Lau Simeme Biru Biru menolak harga 15 ribu dibuat permeter. Mereka pun meminta agar Presiden Prabowo melindungi mereka sebagai rakyat dan bisa diberikan keadilan. 

"Kami lagi di depan istana ini bang menyampaikan tuntutan. Ada hampir 100 orang juga kami di sini. Karena selain ada yang naik bus ada juga yang sudah berangkat duluan kemarin," kata Safaruddin Tarigan. 

Safaruddin mengatakan ada 172 orang yang terkena dampak pembangunan bendungan Lau Simeme dan belum selesai ganti ruginya saat ini.

Diakui ada sebagian yang memang sudah sempat menerima ganti rugi.

Hal ini lantaran ada yang memang saat itu sedang membutuhkannya untuk kebutuhan anak anak sekolah. 

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved