KKB Papua

BAYAR Rp 3 Miliar, KKB/OPM Lepas 14 Pekerja Bangunan Puskesmas Sinak Barat Papua Tengah

Informasinya, peristiwa penyanderaan itu terjadi di lokasi pembangunan Puskesmas Sinak Barat, Kabupaten Puncak pada Sabtu (30/11/2024) lalu. 

|
Editor: AbdiTumanggor
istimewa
Sebanyak 14 pekerja pembangunan Puskesmas di Distrik Sinak Barat, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah diperbolehkan meninggalkan wilayah tersebut oleh pasukan Organisasi Papua Merdeka (OPM) setelah permintaan mereka dipenuhi pada Kamis (5/12/2024). (istimewa) 

TRIBUN-MEDAN.COM - viral di media sosial video gerombolan anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) atau Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) menyandera 14 pekerja pembangunan puskesmas di Kabupaten Puncak, Papua Tengah. 

Informasinya, peristiwa penyanderaan itu terjadi di lokasi pembangunan Puskesmas Sinak Barat, Kabupaten Puncak, pada Sabtu (30/11/2024) lalu. 

Dalam video beredar, para pekerja juga dimintai sejumlah uang oleh anggota OPM.

Dalam video beredar tampak 14 orang pekerja bangunan Puskesmas diancam oleh OPM.

Para pekerja tampak berjongkok dan diawasi sejumlah pelaku yang bersenjata lengkap.

Salah satu pelaku yang mengenakan topi dan berkacamata hitam tampak berbicara.

Dalam pernyataan sikapnya, pelaku meminta sejumlah uang.

Salah satu anggota OPM berjaket warna hitam dan mengenakan topi berdiri paling depan.

Pria tersebut berbicara menyampaikan tuntutannya dan mempertanyakan anggaran proyek.

"Anggaran Distrik Sinak Barat yang rumah sakit ini, anggaran pemerintah dikemanakan. Segera dikasih keluar untuk bayar angkutan dan tumpuk batu kami untuk dibayar," ucap pria yang mengenakan kacamata hitam itu.

Pelaku mendesak Pemkab Puncak mengeluarkan anggaran pembangunan Puskesmas Distrik Sinak Barat.

Dia berdalih anggaran itu untuk membayar masyarakat.

"Jangan menyembunyikan anggaran yang sekarang ada di rumah sakit ini," kata pria bertopi sebagaimana dalam video beredar.

Terkait video viral tersebut, Kodam XVII/Cenderawasih menanggapi.

"Saat ini masih ditelusuri," kata Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Candra Kurniawan dalam keterangannya, Senin (2/12/2024) kemarin.

Candra menyesalkan aksi yang dilakukan para OPM. Dia menyebut anggota OPM sudah kerap memeras masyarakat dengan cara merampas hasil bumi dan meminta jatah sejumlah uang kepada warga.

"Kelakuan OPM sudah nyata sebagai preman yang selalu memeras masyarakat, bukan hanya merampas hasil bumi, namun juga mengintimidasi meminta uang setiap pembangunan di Papua," tegasnya.

Dari informasi yang diterima, Candra mengaku para pekerja sudah dibebaskan. Namun dia memastikan aparat TNI sementara melakukan penelusuran terkait video tersebut.

"Menurut beberapa sumber bahwa setelah membuat video tersebut, OPM telah melepas para pekerja bangunan tersebut,"pungkas Candra.

Telah Dipulangkan setelah Bayar Rp 3 Miliar

pekerja puskesmas dipulangkan OPM
Sebanyak 14 pekerja pembangunan Puskesmas di Distrik Sinak Barat, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah diperbolehkan meninggalkan wilayah tersebut oleh pasukan Organisasi Papua Merdeka (OPM) setelah permintaan mereka dipenuhi pada Kamis (5/12/2024). (istimewa)

Dalam laporan selanjutnya, sebanyak 14 pekerja pembangunan Puskesmas di Distrik Sinak Barat, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah diperbolehkan meninggalkan wilayah tersebut oleh pasukan Organisasi Papua Merdeka (OPM) setelah permintaan mereka dipenuhi.

Pada Kamis (5/12/2024), disebutkan bahwa 14 pekerja sempat ditahan sedang berada di Polsek Sinak.

Mereka diperbolehkan pulang oleh OPM setelah upaya negosiasi yang dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Puncak dan aparat keamanan TNI-Polri, serta adanya pembayaran hutang pembangunan sebesar Rp3 miliar dari PT G kepada OPM pimpinan Kelenak Murib dan Lekagak Telenggeng melalui utusan dan pengawas pelaksana kontraktor.

Mereka menuntut dibayarkannya upah pekerja dan material yang diambil dari masyarakat, seperti batu, pasir dan kayu. Berbagai material itu digunakan untuk membangun Puskesmas Sinak Barat.

Sementara mengenai progres pembangunan Puskesmas yang dikerjakan, saat ini sudah mencapai 90 persen dan pekerjaannya dihentikan sementara atas permintaan pemerintah setempat melalui dinas terkait.

Pada Jumat, 6 Desember 2024 para pekerja ini telah dievakuasi ke Kabupaten Mimika.

Aksi OPM itu diketahui setelah video yang memperlihatkan tindakan mereka beredar luas di media sosial.

Berikut identitas 14 pekerja Puskesmas yang sempat di tahan OPM, yakni: Acmad Efendi, Sujarmono, Riyanto, Yusup, Kamaludin, Heri Siswanto, Winanto, Lawanto, Suyono, Katimin, Sugimin, Wahyu, Agi dan Soleman.

TNI Tembak Mati Satu Anggota KKB

Kabar terbaru, Satuan Tugas (Satgas) Yonif 509/BY Angkatan Darat menembak mati satu anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang dikenal dengan nama Julius Sani.

Julius Sani tewas saat baku tembak dengan aparat gabungan di wilayah Kampung Joparu, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Provinsi Papua Tengah, Minggu (8/12/2024).

Jenazah Julius Sani telah diserahkan aparat kepada pihak keluarga pada hari Senin (9/12/2024) kemarin di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Intan Jaya.

Kabid Humas Polda Papua, Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo menginformasikan bahwa kontak tembak berlangsung di Kampung Joparu pada Minggu (8/12/2024).

Sebelum terjadi baku tembak, tim TNI melakukan penyisiran di sekitar lokasi yang dilaporkan terjadi kontak.

"Setelah dilakukan penyisiran, tim satgas menemukan seorang yang diduga anggota kelompok kriminal bersenjata sudah dalam keadaan meninggal dunia," lanjut Benny dalam keterangannya.

Dikutip dari Kompas.com, Benny mengungkapkan, kontak tembak terjadi sekitar pukul 10.55 hingga 11.35 WIT.

"Kami memperoleh informasi bahwa telah terjadi kontak tembak antara personel Satgas 509/By dan anggota KKB di Kampung Joparu, Distrik Sugapa," kata Ignatius Benny, Senin (9/12/2024).

Kronologis kontak tembak

Sementara, Kapolres Intan Jaya, Kompol Subekti Wibowo, menjelaskan bahwa jasad pelaku telah dievakuasi dan dibawa ke Pos Kotis Satgas 509/BY Mamba. 

Kata dia, jenazah Julius Sani telah diserahkan kepada pihak keluarga dan pemerintah pada Senin (9/12/2024) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Intan Jaya.

Kompol Subekti Wibowo menjelaskan, awalnya sekitar pukul 10.55 WIT, dari Pos Pantau (PTA) Kelelawar 3, terpantau tiga orang yang mengintai di sekitar Pos Holomama.

Prajurit TNI yang mengatahui hal itu langsung meresponnya.

Letda Inf Satrio Andiguna kemudian memerintahkan Praka Akmal untuk melakukan tembakan peringatan sebanyak tiga kali, yang membuat ketiga orang tersebut melarikan diri.

"Letda Inf Satrio Andiguna melaksanakan penyisiran ke lokasi tersebut. Namun, tim yang melakukan penyisiran mendapatkan tembakan dari KKB sehingga terjadi kontak tembak antara tim Birman 1 dengan kelompok kriminal bersenjata," ujar dia.

Ia menambahkan, sepuluh orang dari Tim Quick Response Force (QRF) Pos Mamba yang dipimpin Dpp Sertu Enos menuju ke PTA Kelelawar 3 untuk memperkuat tim Birman 1 dalam melakukan pengejaran.

"Saat Tim QRF tiba dan melaksanakan pembersihan di sekitar area yang diduga KKB melaksanakan gangguan, ditemukan satu orang yang diduga anggota KKB bersenjata telah meninggal dunia," ujarnya.

Subekti mengonfirmasi bahwa jenazah yang teridentifikasi bernama Julius Sani telah dievakuasi ke Pos Kotis Satgas 509/By di Mamba.

Selanjutnya, jenazah diserahkan kepada pihak pemerintah dan keluarga di RSUD Intan Jaya, pada Senin (9/12/2024).

(*/tribun-medan.com)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved