Berita Viral

Psikolog Forensik Urai Penyebab Remaja 14 Tahun di Lebak Bulu Habisi Nyawa Orangtuanya: Tak Harmonis

Psikolog Forensik mengungkapkan penyebab remaja 14 tahun di Lebak Bulus sampai nekat habis nyawa keluarganya. 

Tribunnews.com/Fahmi Ramadhan
Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Pol Ade Rahmat Idnal, saat diwawancarai media tentang kasus pembunuhan ayah dan nenek oleh remaja, MAS (14), di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Minggu (1/12/2024) 

TRIBUN-MEDAN.com - Psikolog Forensik mengungkapkan penyebab remaja 14 tahun di Lebak Bulus sampai nekat habis nyawa keluarganya. 

MAS (14) nekat membacok ayah dan neneknya hingga tewas. Tak ketinggalan ibunya yang turut dibacok dan sedang dalam kondisi kritis. 

Pakar Psikolog Forensik Reza Indragiri mengurai penyebab MAS nekat melakukan hal sekejam itu. 

Ia menjelaskan relasi keluarga itu terkait dengan dugaan ketidakharmonisan ayah dan ibu hingga berdampak pada anak.

"Memang relasi keluarga yang tidak harmonis konflik di dalam ikatan sebuah keluarga diyakini menjadi salah satu biang kerok utama bagi munculnya perilaku-perilaku kenakalan anak," ujar Pakar Psikolog Forensik Reza Indragiri dikutip dari tayangan Youtube Nusantara TV, Selasa (3/12/2024).

Lebih lanjut, mengenai faktor pemicu remaja itu menghabisi nyawa ayah dan neneknya, Reza Indragiri memberikan analisa penyebab anak melakukan perbuatan pidana disertai kekerasan.

Pakar Psikolog Forensik itu menjelaskan ada 5 hal yang dapat ditelaah dari kasus pembunuhan yang terjadi pada anak atau dilakukan anak.

Pertama, menurutnya faktor kemungkinan pelaku memiliki masalah narkoba dan kondisi mental khusus.

Kedua, fantasi kekerasan yang mungkin jadi rujukan pelaku, seperti bacaan hingga situs internet.

"Yang kedua fantasi-fantasi kekerasan berarti relevan bagi kita untuk mencari tahu bacaan anak itu seperti apa situs internet yang dia kunjungi macam apa," katanya.

Baca juga: Aniaya Mahasiswi dan Sempat Masuk DPO, PNS Dinkes Medan akan Diadili Besok

Baca juga: IBU Agus Pria Disabilitas Jadi Tersangka Rudapaksa Mahasiswi Dibawa ke RS, Syok tak Sadarkan Diri

Selain itu, kata Reza, pencarian pertemanan di media sosial juga memungkinkan menghadirkan fantasi-fantasi kekerasan.

Ketiga, faktor penyebab pelaku melakukan kekerasan karena juga pola pengekspresian amarah.

Keempat yaitu faktor pelaku memiliki masalah di sekolah, baik terkait meta pelajaran, guru hingga tidak naik kelas.

Adapun faktor kelima yaitu relasi sosial anak, baik dengan teman sebaya, orangtua maupun keluarga.

"Hal yang kelima yang coba saya identifikasi adalah terkait dengan relasi sosial si anak baik relasi sosial dengan teman-teman sebaya maupun dengan orang tua atau keluarga maupun pertemanan di jaring media sosial," paparnya.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved