Berita Viral

Drama Penangkapan Gubernur Bengkulu, 3 Jam Dikejar hingga Pakai Rompi Polantas untuk Samaran

Rohidin Mersyah dikejar selama 3 jam. Selain itu, ada rompi Polisi Lalu Lintas (Polantas) yang dikenakan Rohidin Mersyah untuk samaran.

Editor: Juang Naibaho
Tribunnews/Jeprima
Tersangka kasus dugaan tindak pidana korupsi (TPK) pemerasan dan gratifikasi di lingkungan pemerintah provinsi Bengkulu RM (Rohidin Mersyah) selaku Gubernur Bengkulu, IF (Isnan Fajri) selaku Sekretaris Daerah Provinsi Bengkulu dan EV (Evriansyah) alias AC (Anca) selaku ajudan Gubernur Bengkulu berjalan menuju ruang konferensi pers Gedung KPK, Jakarta Selatan, Minggu (24/11/2024). 

TRIBUN-MEDAN.com - Direktur Penyidikan Komisi Pemberantasan Korupsi Asep Guntur mengungkapkan drama penangkapan Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah dalam operasi tangkap tangan (OTT) Satgas KPK.

Pengejaran terhadap Rohidin Mersyah berlangsung selama 3 jam. Selain itu, ada rompi Polisi Lalu Lintas (Polantas) yang dikenakan Rohidin Mersyah untuk samaran.

Asep Guntur mengatakan, Rohidin mengenakan rompi Polantas sebagai upaya penyamaran untuk menghindari kerumunan simpatisan di Mapolres Bengkulu.

"Yang paling dicari adalah Pak (RM) Rohidin Mersyah, makanya itu dipinjamkan (mapolres) lah rompinya dalam rangka kamuflase supaya tidak menjadi sasaran orang-orang yang ada di situ. Jadi tidak pada saat pemeriksaan, tapi hanya ketika keluar, kemudian ketika dalam kerumunan," kata Asep di Gedung Merah Putih, Jakarta, pada Senin (25/11/2024). 

Asep menjelaskan bahwa penangkapan Rohidin tidak berlangsung mudah dan terjadi pengejaran selama tiga jam. 

Rohidin berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain, termasuk menuju Bengkulu Utara dan arah Padang, Sumatera Barat. 

"Tidak semudah apa yang dipikirkan. Pada saat itu, saudara RM (Rohidin Mersyah) tidak ada di tempat, tetapi kami memantau dan ketika dia kembali, kami ingin menangkapnya. Namun, dia pergi ke arah Padang, itu ke arah Bengkulu Utara. Sekitar tiga jam kami saling kejar," ujarnya. 

Setelah berhasil ditangkap, penyidik KPK membawa Rohidin ke Mapolres Bengkulu untuk pemeriksaan. Namun, lokasi tersebut sudah dikepung oleh sejumlah orang yang mengaku sebagai simpatisan gubernur, sehingga penyidik harus mencari tempat yang lebih aman. 

"Yang paling utama adalah bagaimana kita menyelamatkan orang-orang, termasuk personel kami di KPK dan juga orang-orang yang akan dibawa ke sini sebanyak delapan orang. Nah, itu harus kita selamatkan, jangan sampai misalkan di jalan diambil oleh para pedemo," ucap Asep. 

"Nah, itu harus kita selamatkan, jangan sampai misalkan di jalan diambil oleh para pedemo," ucap dia. 

Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah tiba di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta Selatan, Minggu (24/11/2024). Calon gubernur petahana Bengkulu itu menyamar dengan pakaian dinas polisi lalulintas . (X)
Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah tiba di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta Selatan, Minggu (24/11/2024). Calon gubernur petahana Bengkulu itu menyamar dengan pakaian dinas polisi lalulintas . (X) (X)

Percakapan Minta Uang

KPK mengungkap fakta baru tentang Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah yang terjerat OTT terkait dengan pungutan pegawai untuk pendanaan Pilkada Serentak 2024.

KPK menemukan adanya percakapan permintaan uang dari tim sukses, melalui aplikasi pesan singkat WhatsApp. Bukti itu diperoleh dari ponsel yang disita oleh KPK.

"Kalau dilihat dari bukti-bukti chatting WA yang berhasil diamankan HP-nya itu tergambar jelas bahwa uang ini untuk nanti tim sukses," kata Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata di Gedung Merah Putih, Senin (25/11/2024).

"Jadi tim sukses ada permintaan uang untuk kelompok ini, untuk warga sini dan seterusnya ada itu dalam percakapan itu," sambungnya. Selain ponsel, KPK juga menyita barang bukti berupa sejumlah uang tunai dan dokumen.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved