Berita Viral
VIRAL Pak Ribut Debat dengan Murid Ada Sapi Makan Martabak, Kini Terbukti, Akhirnya Beri Rp1 Juta
Baru-baru ini, viral di media sosial video Pak Ribut, guru SD di Lumajang, Jawa Timur, berdebat dengan siswanya lantaran siswa tersebut mengatakan sap
Padahal jalan ini menjadi akses utama warga sekitar untuk beraktivitas.
Kondisi jalan masih dipenuhi bebatuan kecil, besar bahkan pasir.
Untuk menuju lokasi SDN Pojok Klitih ini harus melewati jalan berliku, sepanjang jalan bagian kanan dan kiri hanya ada hutan.
Ditambah kondisi jalan yang masih bebatuan dan pasir membuat perjalanan menuju SDN tersebut cukup memakan waktu yang lama.
Salah satu guru sekaligus Kepala Sekolah (Kepsek) SDN Pojok Klitih II, Karmun (50) adalah sosok yang setiap harinya harus menempuh jalan berliku ini.
Ia memakan waktu berjam-jam untuk sampai ke sekolah tempatnya mengajar.
Karmun mengaku sudah terbiasa dengan hal itu, bahkan jika kondisi hujan sekalipun, ia tetap semangat untuk berangkat ke sekolah.
"Kondisi jalan di sini memang sudah sejak dulu seperti itu," ucapnya saat dikonfirmasi TribunJatim.com melalui sambungan seluler pada Senin (4/11/2024).
"Bahkan jarak tempuh dari rumah saya yang berada di Kecamatan Plandaan, ke sekolah kalau cuaca kemarau bisa cepat, sekitar satu jam," imbuh Karmun.
Jika musim kemarau, kondisi jalan cenderung kering dan lebih memudahnya untuk cepat ke sekolah.
Meskipun jalan tetap berbatu dan sama sekali tidak merata.
Namun kondisi berbeda drastis jika sudah masuk musim penghujan.
Karmun menjelaskan, jika masuk musim hujan, kondisi jalan menjadi basah dan berlumpur.
Hal itu bisa terjadi karena sebagian besar jalan di lokasi tersebut masih didominasi oleh pasir dan bebatuan.
Ia menuturkan, jika saat musim hujan, ditambah kondisi jalan yang berlumpur dan licin, membuat jarak tempuh ke sekolah menjadi lebih lama bahkan hampir dua jam lebih.
"Kalau hujan, jalan menjadi lebih ekstrem, karena jalannya jadi licin. Kalau pakai motor dengan ban biasa pasti akan jatuh terus."
"Karena itu mengantisipasinya dengan menggunakan ban motor drill," ujarnya.
Tidak hanya harus melewati jalan berliku dan penuh hambatan untuk sampai ke sekolah.
Di sekolah, Karmun dan beberapa guru hanya mengajar 16 peserta didik saja.
Jumlah ini sudah keseluruhan murid dari kelas 1 sampai kelas 6 SD.
"Keseluruhan jumlahnya ada 16 murid. Untuk kelas 1 ada muridnya, kelas 2 kosong, kelas 3 ada muridnya, kelas 4 ada, kelas 5 kosong, dan kelas 6 ada muridnya," katanya.
Ia mengaku, kendala dalam mencari siswa baru juga dipengaruhi faktor geografis lokasi setempat yang jauh dari kota.
Selain itu juga jumlah penduduk yang sedikit.
Hal itu juga selaras dengan kondisi kehidupan di masyarakat Dusun Rapah Omboh.
"Di daerah sini, dari keluarganya jika ada satu keluarga yang memang mau hamil lagi itu harus dipikir-pikir lagi."
"Karena memang, biasanya kalau sudah hamil umur delapan bulan itu harus turun gunung," ungkapnya.
"Kalau tidak, turun medannya terlalu sulit, karena medan di sini ekstrem. Kalau beberapa waktu lalu pas ada yang sakit di musim penghujan itu ditandu," tukasnya.
(*/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com
| BUKAN Korban TPPO, Rizki Bohongi Ibunya, Ngaku Dikontrak PSMS Medan, Ternyata Berangkat ke Kamboja |
|
|---|
| LISA MARIANA Ngaku Malu Jadi Tersangka Video Syur 4 Menit, Khawatir Kondisi Psikis Anak Masa Depan |
|
|---|
| WASPADA Nyamuk Penyebar Wabah Chikungunya, Ciri Awal Nyeri Sendi Tak Bisa Bergerak |
|
|---|
| VIRAL Guru Honorer Pilu Bongkar Slip Gaji Selama Ngajar, Cuma Dapat Rp66 Ribu Tiap Bulan |
|
|---|
| NASIB Pemulung di Bekasi Tewas Akibat Potong Peluru Tank yang Ditemukan, Polisi: Rencana Mau Dijual |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/VIRAL-Pak-Ribut-Debat-dengan-Murid-Ada-Sapi-Makan-Martabak-Kini-Terbukti-Akhirnya-Beri-Rp1-Juta.jpg)