Berita Medan

BRGM dan Dinas Pendidikan Luncurkan Edukasi Lingkungan Hidup Tematik Mangrove Tingkat SMA di Sumut

Peluncuran modul edukasi lingkungan hidup mangrove ini menjadi langkah strategis untuk dapat menciptakan generasi muda berkarakter.

Penulis: Husna Fadilla Tarigan | Editor: Ayu Prasandi
HO
Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) bersama Dinas Pendidikan Provinsi resmi meluncurkan kurikulum mangrove tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) dan pertama kali digelar di provinsi Sumatera Utara. Sebelumnya para guru juga telah diberi pelatihan mengenai mangrove. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN- Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) bersama Dinas Pendidikan Provinsi resmi meluncurkan kurikulum mangrove tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) dan pertama kali digelar di provinsi Sumatera Utara. 

Peluncuran modul edukasi lingkungan hidup mangrove ini menjadi langkah strategis untuk dapat menciptakan generasi muda yang berkarakter cinta lingkungan agar mampu melakukan pengelolaan lingkungan hidup secara ramah lingkungan, lestari dan berkelanjutan. 

Kepala Kelompok Kerja Edukasi dan Sosialisasi BRGM, Suwignya Utama mengatakan, dalam rangka memulihkan ekosistem mangrove dari kerusakan, BRGM RI diberikan tugas untuk rehabilitasi mangrove. 

"Selain melakukan penanaman melalui 3M, Memulihkan, Meningkatkan, dan Mempertahankan juga ada aspek edukasi penyusunan modul bersama Dinas Pendidikan, agar para siswa dapat mempelajari untuk membangun karakter cinta lingkungan,” ucap Suwignya.

Proses pelaksanaan kegiatan pengarusutamaan pendidikan lingkungan hidup tematik mangrove ini memiliki beberapa tahapan, diantaranya yaitu : Penguatan kesepahaman bersama, Integrasi pembelajaran mangrove pada kurikulum merdeka, penyusunan modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) Tematik Mangrove, Finalisasi dan Simulasi penerapan Modul P5 ,Pelatihan guru dan launching modul, serta implementasi P5 tematik mangrove di Provinsi Sumatera Utara.

Asisten Administrasi Umum Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, Lies Handayani Siregar mengapresiasi kegiatan Launching Kurikulum Mangrove ini. Menurutnya, pelestarian lingkungan ini harus dilakukan secara bersama. Dengan adanya kurikulum mangrove ini harapannya generasi muda terlibat aktif dalam pelaksanaan rehabilitasi mangrove. 

"Saya sangat mengapresiasi acara ini, karena pelaksanaan rehabilitasi mangrove ini tidak bisa dijalankan sendiri oleh satu lembaga. Melalui launching ini, harapannya pelestarian mangrove di Sumatera Utara bisa berjalan lancar, dan generasi muda bisa terlibat langsung didalamnya,” kata Lies.

Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara,  Roedy Fahrizal mengatakan, saat ini dari Dinas Pendidikan sedang mempersiapkan para guru sebelum nantinya melakukan pengajaran kepada para siswa. 

“Kami sedang mempersiapkan pembelajaran, dan kesiapan para guru, harapannya bisa kita integrasikan pada kurikulum yang akan datang. Sehingga harapannya tidak hanya pengaturan sepintas tapi anak - anak terlibat dalam rehabilitasi mangrove ini,” ujar Roedy.  

Modul yang diluncurkan ini merupakan bagian dari Projek Penguatan Profil Pancasila (P5) dalam kurikulum merdeka, dengan tema “Hidup Bijak Bersama Mangrove.” 

Modul ini dirancang untuk membantu guru menyampaikan materi tentang pelestarian mangrove, dari pemahaman dasar mengenai ekosistem hingga langkah-langkah konkret yang dapat diambil siswa untuk menumbuhkan karakter cinta lingkungan.

Sebelum kurikulum mangrove ini resmi diluncurkan, para guru di Provinsi Sumatera Utara juga diberikan pembekalan materi dan pemahaman dalam kegiatan pelatihan edukasi lingkungan hidup tematik mangrove, hingga terjun langsung ke lapangan di Batubara Mangrove Park, yang berlokasi di Kabupaten Batubaru, Provinsi Sumatera Utara.

Disana para guru diajak mengenal ekosistem Mangrove serta pengelolaannya, selain mempelajari biofisik ekosistem mangrove, para guru juga diajak untuk mendalami serta memberikan solusi terkait sosial, dan ekonomi masyarakat setempat. 

"Dengan dukungan penuh dari para guru yang akan berperan menjadi fasilitator, para siswa tentunya akan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang lebih baik untuk memahami dan berpartisipasi dalam upaya pelestarian lingkungan, khususnya mangrove," pungkas Roedy.

(cr26/tribun-medan.com)

 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved