Sumut Memilih
Survei Litbang Kompas, Pendukung PDIP Pilih Bobby-Surya, PDIP : Kami Solid ke Edy-Hasan
Wakil Ketua DPD PDI-Perjuangan Sumut, Aswan Jaya, menanggapi hasil survei tersebut.
Penulis: Anugrah Nasution | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN. com, MEDAN- Survei litbang Kompas menunjukkan pendukung PDIP terbelah dalam menentukan calon Gubernur Sumatera Utara (Sumut).
Sebagai partai pendukung utama Edy Rahmayadi dan Hasan Basri Sagala, survei Kompas justru memperlihatkan banyaknya pendukung PDIP yang lebih mendukung Bobby dan Surya yang diusung 10 partai dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) plus.
Dalam survei Kompas, Bobby dan Surya dipilih 48,9 persen pemilih PDIP dibanding Edy dan Hasan yang didukung 29,8 persen pendukung PDIP.
Wakil Ketua DPD PDI-Perjuangan Sumut, Aswan Jaya, menanggapi hasil survei tersebut.
Aswan ragu bahwa pemilih PDIP memilih Bobby-Surya sebab fakta di lapangan kader PDIP justru terus mendukung menaikkan elektabilitas Edy dan Hasan.
“Aneh saja ada temuan begitu. Karena fakta lapangannya kader PDIP solid untuk mendukung Edy. Yang terus bergerak secara aktif menaikkan elektabilitas Edy itu justru kader PDIP semua yang ada di berbagai daerah,” kata Aswan Rabu (6/11/2024).
“Maka kalau ada temuan seperti itu, tentu kami mempertanyakan balik. Apakah itu valid atau tidak, karena berbeda dengan fakta lapangan,” sambungnya.
Kendati demikian kata Aswan survei tersebut akan menjadi acuan bagi pihaknya untuk semakin menguatkan pemenangan bagi Edy dan Hasan.
“Tapi tak apa-apa kalau ada yang seperti itu. Ini mungkin evaluasi buat PDIP untuk semakin kuat mendukung dan memenangkan Edy-Hasan," tuturnya.
Mengenai elektabilitas Edy-Hasan yang masih dibawa Bobby- Surya berdasarkan survei Kompas, Aswan mengatakan semua kemungkinan masih dapat berubah.
“Masih ada yang belum menentukan pilihan. Sepanjang belum melewati 51 persen, maka peluangnya masih fifty-fifty untuk keduanya,” kata Aswan.
Menurut Aswan, ada beberapa faktor yang kemungkinan membuat elektabilitas lebih tinggi Bobby.
Pertama, perihal partai koalisi yang gemuk di kubu Bobby-Surya.
“Ada faktor partai koalisi gemuk. Saat ini kan, Edy-Hasan hanya diusung PDIP, Hanura serta beberapa partai kecil. Tentu ini yang kemungkinan membuat ketertinggalan sementara,” ucap Aswan.
Kedua, soal ketokohan dari Jokowi.
Aswan menyebutkan, Bobby sebelumnya bukannya orang yang dikenal sebagai tokoh di Sumut. Akan tetapi, Bobby dikenal sebagai menantu Jokowi yang kala itu menjabat sebagai Presiden RI.
“Karena memang Bobby sejak awal tidak dikenal sebagai tokoh di Sumut. Apakah dari sisi politik, intelektual, ekonom, atau lain sebagainya. Cuma dikenal sebagai menantu Presiden Jokowi,” kata Aswan.
Aswan mengucapkan saat ini, Bobby tidak lagi menantu presiden melainkan menantu Jokowi. Oleh karena itu, ke depan hanya akan ada adu ide dan ketokohan itu sendiri.
“Makanya kami dalam hal ini, posisinya sangat optimis kalau Edy Rahmayadi 20 hari ke depan semakin kuat posisinya. Kita akan lakukan konsolidasi kampanye ke berbagai sektor masyarakat,” sebut Aswan.
“Untuk menyakinkan masyarakat yang belum menentukan pilihan agar pilihan dijatuhkan ke Edy-Hasan. Kita masih optimis bisa mengejar ketertinggalan itu,” tutupnya.
(cr17/tribun-medan.com)
| Bawaslu Deli Serdang Mempersiapkan Diri Hadapi Gugatan Paslon 03 di MK |
|
|---|
| Golkar Surati DPRD Sumut Minta Pelantikan Erni Aryani jadi Ketua DPRD Diproses |
|
|---|
| Ketua Demokrat Sumut Yakin Wali Kota Medan dan Gubernur Terpilih Peduli Pedagang |
|
|---|
| KPU Sumut Sebut Cuaca Buruk Jadi Penyebab Turunnya Partisipasi Pemilih di Pilkada 2024 |
|
|---|
| KPU Sumut Sukseskan Pemilu, Bertaruh Nyawa Lintasi Hutan Liar Habitat Harimau |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Paslon-Gubernur-Edy-Hasan-dan-Bobby-Surya-saat.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.