Breaking News

Debat Calon Gubernur Sumut

SEDERET Fakta Debat Pilgub Sumut, Tensi Panas Saling Sindir, Diakhiri Bobby Sungkem ke Edy Rahmayadi

Debat perdana Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara 2024 berlangsung dengan tensi tinggi. 

Penulis: Dedy Kurniawan | Editor: Juang Naibaho
TRIBUN MEDAN/DANIL SIREGAR
Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut nomor urut dua Edy Rahmayadi (kiri) dan Hasan Basri (dua kiri) serta pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut nomor urut satu Bobby Nasution (dua kanan) dan Surya (kanan) saling bersalaman seusai mengikuti debat publik pertama Pilgub Sumut di Hotel Grand Mercure, Medan, Rabu (30/10/2024). Debat publik pertama tersebut mengusung tema Pelayanan Publik dan Kesejahteraan Masyarakat. 

Meski begitu, Bobby menekankan pujian atas kinerja Edy selama menjabat Gubernur Sumut, sebatas bagian transparansi informasi publik.

"Pak Edy saya kali ini saya apresiasi kepemimpinan bapak sebagai Gubernur Sumatera Utara. Setahu saya keterbukaan publik Sumut masuk 5 besar di Indonesia. Izinkan saya mengapresiasi, untuk bagian ini saja," ucap Bobby. 

Bobby menambahkan Edy juga pernah memberi apresiasi kepada dirinya sebagai Wali Kota Medan.

Ke depan, Bobby menargetkan Sumut bisa menembus 3 besar tentang keterbukaan informasi publik. "Kami akan coba 3 besar di Indonesia. Ini perlu kita sampaikan untuk diketahui masyarakat," katanya. 

Menanggapi pernyataan Bobby, Hasan Basri mengapresiasi kejujuran menantu Presiden ke-7 Jokowi itu. "Terima kasih kepada Pak Bobby sudah berkata jujur," kata Hasan.

3. Masalah Kesehatan

Tensi panas terjadi saat Bobby membahas layanan kesehatan di Sumut. Awalnya, Bobby lebih dahulu pamer program Universal Health Coverage (UHC) Jaminan Kesehatan Medan Berkah (JKMB) yang dicanangkan Pemko Medan.

"Kami di Medan sudah UHC. Dengan anggaran provinsi, sebenarnya Sumut bisa UHC, tapi di masa bapak lebih milih membeli gedung eks Medan Club yang harganya 400 miliar. Sedangkan masyarakat berobat pun belum bisa gunakan KTP, gratis. Kenapa?" kata Bobby.

Menjawab itu, Edy dengan santai menyebut UHC bukanlah solusi mengatasi persoalan kesehatan masyarakat. Edy pun menekankan agar pemimpin jangan lagi membohongi rakyat.

"UHC, Universal Health Coverage. Itu yang dibanggakan dengan KTP bisa berobat? BPJS yang pakai APBN saja tidak jadi jawaban, belum bisa menyelesaikan masalah. Apalagi UHC yang setingkat Wali Kota Medan untuk rakyat berobat. Jangan bohongi rakyat," kata Edy.

"Persoalannya, rumah sakit tak ada obatnya. Itu yang harus kita diskusikan caranya, supaya pelayanan kesehatan bisa diatasi," ucap Edy. 

Pernyataan Edy ini menjadi sindiran balik bagi Bobby. Diketahui, beberapa waktu lalu beredar video viral tentang rumah sakit yang dikelola Pemko Medan kehabisan obat hingga berujung pasien meninggal.

Bobby kembali menanggapi jawaban Edy. Dia menyatakan, "Pak Edy, pertanyaan saya simpel. Kok lebih memilih Medan Club?" 

Bobby menambahkan, Edy sama sekali tidak menjawab pertanyaannya. "Kenapa lebih memilih Rp 400 miliar untuk beli aset untuk perluasan halaman kantor gubernur dibandingkan memberikan uangnya ke masyarakat agar bisa berobat?" tanyanya.

Menurut Bobby, dengan uang Rp 400 miliar, fasilitas rumah sakit dan puskesmas bisa diperbaiki. "Itu lebih baik daripada beli Medan Club hanya untuk meluaskan kantor gubernur yang hari ini sudah besar," ujar Bobby.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved