Breaking News

Pilkada 2024

Edy Rahmayadi Klaim Bangun Puluhan SMA dan SMK Selama Jadi Gubernur: Dibutuhkan 91 Sekolah

Calon Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi mengklaim sudah membangun sekira 24 SMA dan SMK yang tersebar di 33 kabupaten/kota di Sumut

Editor: Jefri Susetio
TRIBUN MEDAN/ANUGRAH
Paslon Gubernur Edy-Hasan dan Bobby-Surya saat debat perdana Pemilihan Gubernur Sumut (Pilgub Sumut) di Hotel Grand Mercure Medan, Rabu (30/10/2024).   

TRIBUNMEDAN.COM, MEDAN- Calon Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi mengklaim sudah membangun sekira 24 SMA dan SMK yang tersebar di 33 kabupaten/kota di Sumut.

Kendati begitu, jumlah tersebut masih kurang karena dibutuhkan 91 SMA sederajat. 

"24 SMA dan SMK yang saya bangun selama lima tahun menjadi Gubernur Sumut. Dalam rangka melengkapi Sekolah Menengah Atas (SMA) di seluru kabupaten/kota. Jadi nanti prioritas APBD kita yang minimal 20 persen itu dimaksimalkan lagi," ujarnya saat menjawab pertanyaan moderator di acara debat kandidat calon Gubernur Sumut yang pertama di Grand Mercure, Medan, Rabu (30/10/2024) malam. 

Baca juga: Bobby Beri Apresiasi Keterbukaan Informasi Publik, Sutrisno: Pak Edy tak Pernah Didemo Wartawan

 

Ia menjelaskan, pembangunan jumlah SMA sederajat belum berlanjut karena adanya refocusing anggaran lantaran darurat Covid-19. 

"Saya hanya menyiapkan 24 SMA dan SMA tetapi dibutuhkan 91 SMA dan SMK," katanya. 

Selain itu, kata dia, kelak akan menyiapkan kurikulum-kurikulum dan tenaga pendidik yang profesional sehingga pembelajaran bisa lebih baik. 

"Mulai 2022 sudah meningkat 0,8 persen partisipasinya," ujarnya. 

Usai mendengar penjelasan Edy Rahmayadi itu, moderator meminta Bobby Nasution untuk memberikan tanggapan. 

"Untuk masalah SMA, SMK ada dua persoalan yang kami dapatkan di lapangan. Pertama, masalah ekonomi, banyak kutipan, kutipan, bayaran-bayaran siswa SMA di Sumut," katanya. 

Kemudian, masalah kedua ada kebiasaan di beberapa kabupaten/kota, anak-anak terbiasa langsung lanjut kerja setamat SMP.

"Nah, persoalan kedua saja bagaimana kebiasaan tamat SMP langsung kerja, konkritnya menangani masalah ini bagaimana?" ujarnya Bobby Nasution. 

Baca juga: Suasana Lokasi Debat, Pendukung Paslon Gubernur Sumut Berbalas Yel-yel di Waktu Senggang

 

Edy Rahmayadi tidak menjawab pertanyaan dari mantu Joko Widodo itu. Sebab, tidak sesuai dengan pertanyaan dari panelis. 

"Yang ditanyakan angka partisipasi bukan kutipan, pelanggaran kalau memang tahu adanya kutipan seperti itu kenapa tidak dilaporkan? Kenapa kepala dinas yang melakukan hal itu malah menjadi dinaikan? Bukan itu persoalannya. Ini angka partisipasi, koreksi yang harus kita bina," kata Edy Rahmayadi.

"Memang Harga mempengaruhi, nilai mempengaruhi, ekonomi mempengaruhi. Yang perlu dicatat kehadiran seorang gubernur untuk menanggapi. Dan, menyiapkan fasilitas-fasilitas sehingga menyiapkan untuk mendidik anak kita," ungkapnya menghadiri debat dengan pembahasan pendidikan. 

(*) 

 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved