TRIBUN WIKI

Profil Mia Amiati, Kajati Jatim yang Kecewa Soal Vonis Ringan Ronald Tannur

Mia Amiati merupakan pejabat kejaksaan. Ia lahir di Kuningan, Jawa Barat, 4 Maret 1965. Saat ini dirinya menjabat sebagai Kepala Kejati Jawa Timur.

Editor: Array A Argus
Kejati Riau
Mia Amiati 

TRIBUN-MEDAN.COM,- Mia Amiati merupakan pejabat di lingkungan Kejaksaan Agung RI.

Ia saat ini menjabat sebagai Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Timur.

Sebelum bertugas sebagai Kepala Kejati Jatim, Mia Amiati pernah bertugas sebagai Direktur Pengamanan Pembangunan Strategis pada Jaksa Agung Muda Intelijen (JAM Intel).

Baru-baru ini, nama Mia Amiati mendadak jadi sorotan.

Baca juga: Profil Rahayu Saraswati, Keponakan Prabowo Subianto yang Membela Ipda Rudy Soik

Hal itu berkaitan dengan kasus Ronald Tannur, anak eks Anggota DPR RI yang membunuh pacarnya.

Mia Amiati merasa kecewa dengan vonis Ronald Tannur.

Setelah Ronald Tannur divonis bebas, terpidana penganiyaan itu kemudian dijatuhi hukuman lima tahun penjara oleh hakim Mahkamah Agung (MA).

Lantas, seperti profil Mia Amiati tersebut?

Profil Mia Amiati

Mia Amiati lahir di Kuningan, Jawa Barat pada 4 Maret 1965.

Ia anak ketujuh dari 10 bersaudara.

Dari semua keluarganya, hanya Mia Amiati saja yang menjadi jaksa.

Baca juga: Profil Rodri, Pemain Timnas Spanyol Pemenang Ballon dOr 2024 yang Menyabet Penghargaan

Sebelum menjadi jaksa, Mia Amiati sempat menempuh pendidikan di Sastra Indonesia Universitas Padjajaran Bandung.

Kemudian, ia menjadi Pegawai Negeri Sipil (PN) dan bertugas sebagai staf tata usaha di kejaksaan tahun 1989.

Setelah berkarier sebagai staf kejaksaan, Mia Amiati kemudian melanjutkan kuliah di Fakultas Hukum Universitas Islam Jakarta. 

Tahun 1995, Mia Amiati resmi jadi jaksa.

Ia pun kemudian melanjutkan pendidikannya di bidang ilmu hukum dan meraih gelar doktor tahun 2012 di Universitas Padjajaran.

Dari sana, kariernya makin moncer.

Mia pernah menjabat sebagai Kajati Riau.

Baca juga: Sosok Soesilo, Eks Calon Ketua MA yang Anulir Putusan Bebas Ronald Tannur, Segini Hartanya

Ia juga pernah menjabat sebagai Asisten Pengawasan Kejati Kepulauan Riau, dan juga pernah menjabat sebagai Koordinator Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara pada Jaksa Agung Muda Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara.

Setelah itu, ia pun menduduki jabatan sebagai Direktur Pengamanan Pembangunan Strategis pada Jaksa Agung Muda Intelijen (JAM Intel), hingga akhirnya menjadi Kajati Jatim.

Dikutip dari Surya.co.id, Mia Amiati mengaku awalnya tidak pernah berniat menjadi jaksa. 

"Kalau ditanya cita-cita, waktu kecil saya berangan-angan jadi apoteker," ujarnya.

Sebagai anak seorang tentara, ia dididik dengan disiplin yang tegas.

Tidak hanya berperilaku sehari-hari, di bidang akademik pun selalu dituntut menjadi juara di sekolah.

Baca juga: Sosok Habib Nizar di Magelang yang Digerebek Bareng Mega, Perempuan yang Ditinggal Suami Merantau

Hal tersebut juga termasuk di bidang agama, sang ayah tak akan membelikan pakaian Lebaran jika selama sebulan saat Ramadhan tidak khatam Al Quran.

"Setiap bulan suci, anak-anaknya ayah harus khatam Alquran. Kalau tidak, kami tidak punya baju Lebaran," ucapnya, tersenyum.

Kehidupan Pribadi

Mia Amiati merupakan istri dari seorang dokter.

Meski terpisah jarak karena perbedaan kota tempat tinggal, namun itu tak dijadikan alasan untuk tidak bersikap layaknya seorang ibu.

Perempuan berhijab itu merasa bersyukur adanya teknologi gawai zaman sekarang.

Hanya dengan fitur video call, ia bisa setiap saat berinteraksi dengan anaknya.

Setiap pukul 05.00 WIB, ia menelepon anaknya untuk mengingatkan ibadah salat subuh.

Baca juga: Profil Clara Shafira Krebs, Korban Bully Kini Sukses Wakili Indonesia di Ajang Miss Universe 2024

Kemudian, sebelum berangkat sekolah menjadi rutinitas wajib kembali video call, meski sekadar mengecek kesiapan anaknya menempuh pendidikan.

"Setiap malam wali kelas anak saya selalu share apa saja yang dibawa keesokan harinya di sekolah. Nah, setiap pagi itu saya cek lewat video call, sudah terbawa semua atau belum perlengkapannya," tutur Mia.

Yang menarik, Mia memiliki hobi dan kesukaan di bidang tulis menulis. Berbagai karya dalam bentuk tulisan telah dihasilkan, baik dalam bentuk buku maupun artikel populer melalui media massa tingkat regional dan nasional.

"Sayang kalau setiap momentum dilewatkan begitu saja tanpa ditulis. Ide-ide muncul dari mana saja, termasuk saat di perjalanan. Saya suka menulis dan menjadi kegemaran sejak dulu," ujarnya.

Baca juga: Profil Mitzi Abigail Purnama, Istri Anthony Sinisuka Ginting yang Merupakan Seorang Selebgram

Sebagai orang nomor satu di lingkungan kejaksaan di Jawa Timur, tentu menjadi suatu pekerjaan yang memang tidak mudah. Diakuinya, menjalankan amanah sebagai Kajati Jatim tidak selalu mulus, sesuai yang direncanakan.

Apalagi Jatim tak hanya dilihat sebagai barometer Nasional, tapi juga memiliki 38 kabupaten/kota yang berarti juga membawahi puluhan kejaksaan negeri.

Suatu tantangan yang luar biasa, apalagi setiap kepala kejari (kajari) memiliki sifat yang berbeda-beda. Tapi, menjelang dua tahun kepemimpinannya sebagai Kajati Jatim, Mia mampu membuktikan bahwa ia mampu memimpin, membimbing serta mengendalikannya.

Sekali setiap pekan, Kajati selalu menyempatkan diri berdiskusi dengan para kajari melalui virtual atau zoom meeting.

"Apapun kami bahas, termasuk mendeteksi setiap ada permasalahan. Yang pasti kami selalu berupaya agar kejaksaan benar-benar bekerja sesuai tugas, pokok dan fungsi," kata dia.

Baca juga: Profil Alnaura Karima, Selebgram Palembang DPO Penipuan Investasi Bodong Ditangkap di Jepang

Namun, 1,5 bulan sebelum akhir tahun 2023, salah satu kejari di Jatim diterpa masalah kasus. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan tindak operasi tangkap tangan (OTT) yang melibatkan jaksa di Kabupaten Bondowoso, termasuk seorang kepala kejari.

KPK, bahkan menetapkan sejumlah tersangka dalam kasus dugaan korupsi suap pengurusan perkara di wilayah Bondowoso.

Mia pun bertindak cepat. Tidak lama setelah peristiwa itu, ia melantik Kajari Bondowoso yang baru. Mia berpesan agar kajari segera mengembalikan situasi kerja dan memintanya untuk memotivasi seluruh jajaran agar bangkit serta kembali beraktivitas melaksanakan kegiatan penegakan hukum.

Mia meminta para asisten dan kajari, beserta segenap jajaran di wilayah Kejati Jatim untuk dapat menjadikan peristiwa Bondowoso sebagai cambuk dan bahan intropeksi diri. Ia juga meminta kepercayaan yang dititipkan oleh masyarakat terhadap kejaksaan jangan lagi dikhianati.

"Tidak bosan kami mengingatkan, namun masih ada saja permasalahan. Semoga peristiwa itu menjadi pelajaran dan kejaksaan wajib bangkit kembali. Ingat, hari esok masih ada dan harus lebih baik dari hari ini," ucapnya.

Selain itu, sejumlah perkara menonjol yang menjadi atensi publik karena penanganannya dinilai berlarut-larut, akhirnya dituntaskan, salah satunya perkara pelecehan seksual yang dilaporkan oleh sejumlah siswa di Kota Batu yang melibatkan pendiri sekolah tersebut.(tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved