Berita Viral

HEBOH Titiek Soeharto Trending Lantaran Disebut Ibu Negara Dampingi Prabowo, Kini Diedit Wikipedia

Baru-baru ini, nama Titiek Soeharto trending di media sosial X lantaran disebut sebagai Ibu Negara mendampingi Prabowo Subianto.

Editor: Liska Rahayu
Capture YouTube Tribun Video
HEBOH Titiek Soeharto Trending Lantaran Disebut Ibu Negara Dampingi Prabowo, Kini Diedit Wikipedia 

Sebelumnya, Titiek Soeharto juga dikabarkan menyambangi kediaman Prabowo jelang pelantikan presiden tersebut.

Kini setelah Prabowo Subianto dilantik, lantas publik bertanya siapa yang akan jadi Ibu Negara?

Pertanyaan itu membuat sosok Titiek Soeharto otomatis jadi sorotan.

Banyak orang menduga mantan istri Prabowo Subianto, Titiek Soeharto lah yang nantinya menjadi Ibu Negara.

Namun, spekulasi lain menyebut istri Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka, Selvi Ananda yang akan jadi Ibu Negara.

Di sisi lain, ada juga spekulasi apakah Indonesia tidak akan memiliki Ibu Negara yang akan mendampingi presiden terpilih selama lima tahun ke depan.

Peran Ibu Negara

Seberapa penting peran ibu negara pernah dijelaskan sejarawan Bonnie Triyana.

Ia menilai  penting atau tidaknya sosok Ibu Negara tidak lepas dari kondisi negara Indonesia.

Ia mengatakan negara demokrasi yang sudah 'settle', peran Ibu Negara tidak lebih dari istri presiden.

"Dia bukan permaisuri dalam arti monarki yang feodalistik, dia juga bukan orang yang secara formal punya peran khusus, kecuali mendampingi presiden," katanya ditkutip dari wawancara dengan ABC Radio Australia.

"Tapi kalau misalkan di negara yang semakin demokratis, semakin terbuka sistemnya, semakin akuntabel sistem politiknya, sebenarnya ibu negara itu ada batasan perannya juga."

Namun di Indonesia, yang menurutnya merupakan negara demokrasi yang "prosedural" dengan struktur masyarakat semi-feodal, dan pola pikir yang mayoritas tradisional, keberadaan ibu negara "akan sangat berpengaruh."

Sementara itu, Peneliti BRIN Dr Athiqah Nur Alami, akrab disapa Tika, mengatakan menurut catatan sejarah, keberadaan ibu negara bagaikan "pilar" bagi para presiden yang sempat memimpin Indonesia.

Seperti misalnya Soeharto, yang sejak meninggalnya Tien pada tahun 1996 mulai tergoncang, ditambah dengan adanya krisis moneter.

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved