Berita Viral

SOSOK Bastian Fijron, Anak Disabilitas Lari Belah Kemacetan Demi Ambulans, Ternyata Korban Bullying

Inilah sosok Bastian Fijron, anak disabilitas yang berlari membelah kemacetan demi jalan ambulans. Tindakannya tersebut pun viral di media sosial.

Editor: Liska Rahayu
Kolase Foto TribunJakarta/Kompas.com
SOSOK Bastian Fijron, Anak Disabilitas Lari Belah Kemacetan Demi Ambulans, Ternyata Korban Bullying 

TRIBUN-MEDAN.com - Inilah sosok Bastian Fijron, anak disabilitas yang berlari membelah kemacetan demi jalan ambulans.

Tindakannya tersebut pun viral di media sosial.

Anak bernama Bastian Fijron (13) rela berlari tertatih-tatih di tengah guyuran hujan agar ambulans itu dapat lancar melintas jalanan yang tengah macet.

Bastian yang memiliki kelainan kaki itu melambaikan tangannya meminta pengendara yang melintas memberikan jalan untuk ambulans.

Usaha Bastian itu membuahkan hasil, sejumlah kendaraan akhirnya memberikan jalan untuk ambulans tersebut.

Padahal, ruas jalan yang dilalui ambulans itu sedang mengalami kemacetan panjang. 

Bahkan, ambulans itu harus melawan arah demi menembus kemacetan. 

Saat itu Bastian yang biasa dipanggil Babas mengenakan kaos abu-abu dan merah, serta celana pendek putih.

Diketahui, aksi tersebut terjadi di Jalan Gatot Subroto, tepatnya di depan SPBU Pertamina di Kelurahan Jatake, Kecamatan Jatiuwung, sekitar pukul 17.30 WIB, Minggu (29/9/2024).

"Kasihan karena ada orang sakit, jadi bantuin aja," kata Bastian yang ditemani neneknya, Hamiyah saat ditemui di rumahnya di Jatake, Kota Tangerang.

Babas mengaku tindakan itu sepenuhnya berasal dari inisiatif pribadi tanpa dorongan atau paksaan dari orang lain.

Rasa kasihan terhadap pasien di dalam ambulans itulah yang mendorongnya bertindak. 

Namun, di tengah aksi heroik Bastian Fijron, terselip kisah haru remaja 13 tahun itu yang diasuh neneknya sejak kecil.

Ternyata Babas pernah menjadi korban bullying. Ia juga putus sekolah sejak kelas 4 SD.

Saat itu, Babas dikeluarkan setelah berkelahi dengan rekan sekelas. Ia terpaksa berkelahi karena dirinya kerap menjadi korban bullying atau perundungan.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved