VIDEO
Kantor Camat Medan Timur Diobrak-abrik Warga, Tuntut Robohkan Tembok di Jalan Karantina
Akibatnya membuat suasana di Kantor Camat Medan Timur menjadi ricuh dan para staf kecamatan masuk ke dalam ruangan.
Penulis: Anisa Rahmadani | Editor: Satia
TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - Sejumlah warga Jalan Karantina, Kelurahan Durian geruduk Kantor Camat Medan Timur, Selasa (8/10/2024).
Pantauan Tribun Medan, awal mulanya sejumlah warga yang sebagian terdiri dari emak-emak ini datang dengan baik-baik untuk menemui Camat Medan Timur Noor Alfi Pane.
Kedatangan mereka ke Kantor Camat Medan Timur untuk menuntut agar tembok salah satu bangunan di Jalan Karantina setinggi empat meter itu untuk diturunkan menjadi dua meter saja. Karena tembok tersebut membuat kerusakan terhadap 14 rumah warga.
Namun, setelah menunggu selama tiga jam, Camat Medan Timur tak kunjung keluar. Akhirnya emak-emak ini pun menggelar aksi mendobrak pintu dan berteriak di Kantor kecamatan tersebut.
Akibatnya membuat suasana di Kantor Camat Medan Timur menjadi ricuh dan para staf kecamatan masuk ke dalam ruangan.
Yang seharusnya belum jam istirahat, Mendadak para pihak kecamatan membuat tulisan di bagian pelayanan 'istirahat'.
Menurut seorang warga Nurwita, akibat adanya pembangunan tembok dengan tinggi empat meter tersebut, membuat ruangan kamarnya terkena tumpahan semen yang belum mengering. Akibatnya, ibu tiga orang anak ini harus tidur di ruang tamu.
"Kami sudah 30 tahun tinggal di sini. Baru ini kejadian seperti ini. Karena tembok bangunan itu terlalu tinggi empat meter, akibatnya kamar kami serta kasur-kasur kena semen yang belum kering," jelasnya.
Hal senada juga disampaikan seorang warga bernama Laila. Menurutnya akibat bangunan tembok tersebut, saluran pipa air di rumahnya pecah karena terkena reruntuhan material bangunan.
"Akibatnya rumah kami jadi sering kebanjiran. Ada 14 rumah yang terdampak karena tingginya bangunan ini," jelasnya.
Selain Laila, warga lainnya bernama Fadila juga menceritakan kronologi kejadian bangunan tersebut.
"Sebetulnya aksi kami hari ini merupakan lanjutan dari tanggal 1 Oktober kemarin. Pada 1 Oktober itu, kami sudah di mediasi oleh pihak kecamatan untuk bertemu dengan pengembang," jelasnya.
Dikatakannya, dalam pertemuan itu dihadiri oleh camat, lurah, babinsa dan pihak kepolisian.
"Dalam pertemuan itu kami menuntut untuk merubuhkan pagar yang meter saja menjadi sesuai dengan ketentuan dua meter. Selain itu, kami menuntut, pihak pengembang untuk membaguskan sanitasi jalannya air. Agar lancar air hujan mengalir," jelasnya.
Fadila juga meminta para pemilik bangunan memiliki etika dalam membangun di lokasi permukiman warga.
| Anggota DPRD datangi RSUD Tanjungbalai, Klarifikasi Kasus Dugaan Pemukulan |
|
|---|
| Gawat! Ngaku Anak Kasat Narkoba Polrestabes Medan, Pria Palak Penjaga Kedai Aceh di Tembung |
|
|---|
| Mahasiswa Protes Penyegelan Rektorat Universitas Tjut Nyak Dhien oleh Ahli Waris |
|
|---|
| Ahli Waris Segel Rektorat Universitas Tjut Nyak Dhien, Klaim Tanah Milik Keluarga |
|
|---|
| Seorang Pendaki Gunung Sibayak Alami Hipotermia, Ranger: Cuaca Buruk! |
|
|---|