PON 2024

Raih Emas di PON 2024, Hardodi Sihombing Berharap Masih Bisa Menjadi Atlet di PON berikutnya

Hardodi menyampaikan rencananya itu setelah mendulang medali emas di PON 2024.

Penulis: Aprianto Tambunan | Editor: Ayu Prasandi
HO
Atlet lempar Cakram Sumut, Hardodi Sihombing mendulang emas di PON 2024. Hardodi berharap masih layak menjadi atlet pasca PON 2024. 

TRIBUN-MEDAN.com,MEDAN - Atlet Lempar Cakram Sumatra Utara, Hardodi Sihombing membicarakan niatnya tetap bertahan sebagai atlet setelah perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024. 

Hardodi menyampaikan rencananya itu setelah mendulang medali emas di PON 2024.

Hardodi berhasil meraih medali emas usai mengalahkan enam pesaingnya. Ia berhasil unggul dengan 1.65 meter dari pesaing beratnya dari Jawa Timur, Roni Sisko. Saat itu pria yang akrab disapa Dodi itu berhasil mencatatkan jarak lemparan sejauh 49.09 meter. 

Sementara itu untuk peraih perunggu di raih atlet Papua, Arlnolddus Gawai dengan catatan jarak 46:89.

Dengan hasil itu, Hardodi pun berhasil mewujudkan cita-cita yang sudah didambakan sejak lama.

Pasalnya, ketika di PON Papua 2020 lalu, Hardodi hanya meraih medali perak. 

"Pastinya senang, seperti yang saya bilang dari sebelumnya, saya punya target pribadi yang harusnya aku emas di Papua, yah aku balaskan disini. Karena bermain di tanah sendiri, di hadapan pendukung sendiri, di depan keluarga dan masyarakat Sumut," kata Hardodi, Minggu (22/9/2024). 

Lebih lanjut, Hardodi juga menyampaikan bahwa dirinya sangat senang dan bangga atas perolehan medali itu.

Mengingat, pada masa persiapan jelang PON, dirinya sempat mengalami cidera serius. 

''Sudah senang sebenarnya, karena tiga bulan itu saya lagi sakit di lambung. Terus aku dikirim binpres dan ketua PASI ke Bandung tiga bulang biar fokus. Terus satu minggu sebelum pertandingan aku dislokasi, cidera parah. Cuman alhamdulillah masih bisa memberikan yahh terbaik lah," ungkapnya. 

Di sisi lain, Hardodi juga mengatakan bahwa dirinya belum memiliki niat untuk pensiun sebagai atlet lempar cakram.

Namun, hal ini mungkin mustahil baginya, mengingat federasi Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) memiliki peraturan usai atlet maksimal 35 tahun yang dapat tampil di PON

"Kalau di bilang pensiun sebenarnya belum mau, cuma di paksa pensiun sama federasi," ungkapnya. 

Kendati begitu, dirinya juga tak menampik jika kedepannya akan berprofesi sebagai pelatih. Apalagi saat ini dirinya menjadi satu-satunya yang memiliki lisensi Level II World Atletik di Sumut. 

"Pasti jadi pelatih, karena kalau dari lisensi aku satu-satunya yang linsensi level II world atletik di Sumut. Bantu-bantu pelatda PON. Tapi kalau tidak ada pembatasan usia aku lanjut lagi lah," katanya. 

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved