Berita Viral

MISI PBB di Lebanon: Serangan Canggih Israel terhadap Hizbullah Belum Pernah Terjadi di Dunia

Bukan kali pertama Israel menyerang Hizbullah, kelompok yang didukung Iran dengan teknologi canggih. 

Editor: AbdiTumanggor
x
Ledakan pager dan walkie-talkie massal di Lebanon. 

TRIBUN-MEDAN.COM - Kasus ratusan alat komunikasi pager milik Hizbullah meledak di seluruh penjuru Lebanon, Selasa (17/9/2024) pukul 15.30 waktu setempat. 

Kemudian disusul ledakan gelombang kedua, walkie-talkie secara berkesinambungan, Rabu (18/9/2024).

Sebanyak 37 orang tewas dan lebih dari 3.000 lainnya terluka akibat insiden ini.

Dilaporkan oleh New York Times, besarnya ledakan itu membuat sejumlah orang terpental dan terhantam dinding, diikuti dengan rintih kesakitan, serta teriakan. 

Belum diketahui siapa dalang di balik ledakan ini, tetapi Hizbullah menuding Israel sebagai otaknya.

Meski Israel tidak mengonfirmasi atau menyangkal tuduhan itu secara resmi, sejumlah pejabat pertahanan, intelijen, dan mantan pejabat Israel mengklaim mereka melakukan sabotase terhadap alat komunikasi Hizbullah, New York Times.

Mereka juga membeberkan misi sabotase alat komunikasi dan pager yang meledak nyaris serentak di Lebanon tersebut.

Serangan teknologi canggih

Bukan kali pertama Israel menyerang Hizbullah, kelompok yang didukung Iran dengan teknologi canggih. 

Pada tahun 2020, misalnya, Israel pernah membunuh ilmuwan nuklir utama Iran menggunakan robot artificial intelligence (AI) yang dikendalikan dari jarak jauh melalui satelit.

Pengembangan nuklir Iran yang menjadi sekutu Hizbullah juga pernah dihambat sampai diretas oleh Israel.

Penggunaan teknologi canggih itu disadari oleh pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, ketika Israel membunuh para komandan senior Hizbullah dengan serangan yang terencana, misterius, dan mematikan 

Dia menyimpulkan, Israel menggunakan jaringan ponsel untuk melacak lokasi orang-orang Hizbullah yang jadi target penyerangan.

Berkaca dari sejumlah kejadian, Nasrallah akhirnya mengeluarkan keputusan untuk membatasi penggunaan telepon seluler.

"Kalian bertanya kepada saya di mana agennya. Saya katakan bahwa telepon yang ada di tangan kalian, di tangan istri dan anak kalian itu agennya. Simpan, taruh di dalam kotak besi, dan kunci," ujar Nasrallah kepada para pengikutnya dalam sebuah pidato di bulan Februari 2024 lalu. 

Sebelum pidato Nasrallah, telepon seluler sebetulnya sudah lama ditinggalkan oleh kelompok Hizbullah.

Selama bertahun-tahun mereka telah mengandalkan pager sebagai sarana komunikasi agar terhindar dari pelacakan lokasi oleh Israel. Namun, para pejabat intelijen Israel justru melihat itu sebagai peluang.

Sebelum Hasan Nasrallah memutuskan untuk memperluas penggunaan pager, Israel telah membuat rencana untuk mendirikan perusahaan cangkang yang akan menjadi produsen pager internasional.

Salah satu produsen tersebut adalah B.A.C. Consulting, sebuah perusahaan yang berbasis di Hongaria dan berada di bawah kontrak untuk memproduksi pager atas nama perusahaan Taiwan, Gold Apollo.

Tiga orang pimpinan intelijen Israel yang diberi arahan untuk meledakkan pager mengaku, perusahaan tersebut merupakan bagian dari front Israel dan selain B.A.C, setidaknya ada dua perusahaan samaran lain yang dibuat.

Di antara klien B.A.C, Hizbullah merupakan yang paling penting. Pager yang diproduksi untuk kelompok ini juga bukan alat komunikasi biasa.

Khusus untuk Hizbullah, mereka menciptakan pager dengan baterai yang dicampur bahan peledak PETN.

Pager selanjutnya dikirim ke Lebanon pada musim panas tahun 2022 dalam jumlah kecil, tetapi produksinya semakin meningkat setelah Nasrallah melarang penggunaan ponsel.

Dua pejabat intelijen Amerika menyatakan, ribuan pager tiba di Lebanon selama musim panas dan didistribusikan di antara para petinggi Hizbullah.

Bagi mereka, pager itu merupakan langkah pertahanan, tetapi untuk Israel, para intelijen mengistilahkan pager sebagai "tombol" yang bisa ditekan pada momen yang tepat.

Dan ini merupakan serangan pertama di dunia dengan ledakan yang berkesinambungan yang dikendalikan dari pesan masuk sapaan (salam) terlebih dahulu kepada targetnya.

Dikutip dari New York Times, kasus ini telah disurati Misi PBB di Lebanon kepada Dewan Keamanan (DK) PBB. 

Dalam surat itu, Misi PBB di Lebanon juga mengungkap bagaimana pager-pager dan walkie-talkie itu bisa meledak secara berkesinambungan berdasarkan hasil penyelidikan awal otoritas Lebanon.

Disebutkan, alat komunikasi itu diledakkan dengan cara mengirimkan pesan elektronik ke perangkat tersebut.

"Israel bertanggung jawab atas perencanaan dan pelaksanaan serangan tersebut," kata Misi PBB di Lebanon di dalam surat.

Misi PBB di Lebanon, menyebut serangan tersebut “belum pernah terjadi sebelumnya di dunia dalam hal kebrutalannya” dan membahayakan upaya-upaya diplomatik untuk menghentikan pertempuran di Gaza dan Lebanon selatan.

Mereka pun meminta Dewan Keamanan PBB untuk mengutuk serangan atau ledakan yang menyebabkan total 37 orang tewas dan sekitar 3.000 orang lainnya terluka di Lebanon tersebut.

(*/Tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved