PON 2024

Gusti Lubis Mengundurkan Diri sebagai Asisten Manajer Tim Sepakbola Sumut, Ini Alasannya

Asisten Manajer Tim Sepakbola Putra Sumatra Utara, Gusti Lubis resmi mengundurkan diri.

TRIBUN MEDAN/HO
Asisten Manajer tim Sepakbola putra Sumut, Gusti Lubis (kanan) bersama Pelatih kepala Ridwan Saragih (kiri) dengan rombongan pemain di Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024. Gusti resmi mengundurkan diri dan akan fokus ke pembinaan usia dini. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Asisten Manajer Tim Sepakbola Putra Sumatra Utara, Gusti Lubis resmi mengundurkan diri.

Hal ini dilakukan setelah tim sepakbola Sumut mengalami kegagalan di Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024.

Pasalnya, langkah tim sepakbola putra Sumut terhenti di babak delapan besar, setelah menelan kekalahan dalam drama adu penalti 3-4 menghadapi Jawa Barat. Dengan kekalahan itu, maka tim Sumut harus pulang terlebih dahulu dari pesta olahraga multi event empat tahunan tersebut. 

Atas kegagalan ini, Gusti Lubis  pun memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai asisten manajer tim sepakbola putra Sumut. 

"Pertama saya mengucapkan permohonan maaf kepada masyarakat Sumatera Utara, terutama para penggemar sepakbolanya karena saya bersama tim sepakbola Sumatera Utara gagal memberikan medali pada ajang PON XXI Aceh-Sumut," kata Gusti kepada Tribun Medan melalui pesan whatsapp, Jumat (20/9/2024). 

Gusti mengatakan pengunduran diri merupakan hal yang biasa di dunia sepakbola. Apalagi menurutnya, tugas dan tanggung jawabnya sebagai asisten manajer untuk tim sepakbola putra untuk PON XXI Aceh-Sumut sudah selesai. 

"Artinya pasca kalahnya tim sepakbola Sumatera Utara di babak 8 besar kemarin dan seluruh pemain, pelatih, dan offisial  telah kembali dan sampai ke rumahnya masing-masing. Maka saya merasa tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepada saya selesai," ungkapnya. 

Setelah pengunduran diri ini, Gusti memilih untuk kembali ke rutinitas biasanya, sebagai supporter sekaligus fokus melakukan pembinaan usia dini sepakbola di Sumut. 

"Saya akan menikmati sepakbola sebagai suporter, terutama untuk PSMS Medan, dan kompetisi dalam negeri lainnya. Terkait pembinaan usia dini, saat ini fokus saya terkait Liga Edukasi U-14 dan pengembangannya. Selain itu, saya juga berencana untuk ikut bergabung dengan salah satu SSB atau Akademi yang ada di Medan untuk pengembangan bisnis sepakbolanya," ungkapnya. 

Dengan begitu, dirinya berharap kedepannya sepakbola Sumut bisa semakin berkembang. Namun perkembangan sepakbola itu menurutnya bisa terjadi dengan syarat adanya pengembangan lisensi pelatih, kompetisi kelompok umur, kompetisi sepakbola wanita dan kompetisi sepakbola usia dini. 

"Kursus kepelatihan Lisensi D dan C terus diperbanyak, dan kalau bisa secara rutin setiap tahun ada kursus kepelatihan Lisensi B, bila perlu A sekalian ada setiap tahun di Sumatera Utara. Dan kita juga harus mulai menambah jumlah pelatih wanita. Perbanyak lapangan sepakbola yang layak. Selain sebagai sarana olahraga, lapangan sepakbola juga berfungsi sebagai ruang terbuka hijau bagi masyarakat dan memudahkan kita untuk menyelenggarakan kompetisi usia dini yang jadwalnya teratur," katanya. 

"Membuat kompetisi yang sehat, dari segi jadwal yang teratur, wasit yang fair, dan terus berkelanjutan dari segala jenjang umur
Keinginan terbesarnya, dari kompetisi-kompetisi tadi lahir pemain-pemain yang bisa membawa kembali emas sepakbola PON untuk Sumatera Utara dan pemain-pemain yang bisa memperkuat timnas Indonesia," tambahnya. 

(Cr29/tribun-medan.com)

Update berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter   dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved