Suasana Haru dan Khidmat Warnai Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Lapas Pangururan

Suasana penuh haru dan khidmat menyelimuti Lapas Pangururan, saat seluruh pegawai dan warga binaan bersama-sama memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.

Editor: Ilham Akbar
Tribun Medan/HO
Suasana penuh haru dan khidmat menyelimuti Lembaga Pemasyarakatan Kelas III Pangururan, saat seluruh pegawai dan warga binaan bersama-sama memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1446 H. 

TRIBUN-MEDAN.com, SAMOSIR - Suasana penuh haru dan khidmat menyelimuti Lembaga Pemasyarakatan Kelas III Pangururan, saat seluruh pegawai dan warga binaan bersama-sama memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1446 H.

Acara ini dipimpin langsung oleh perwakilan dari Kementerian Agama Kabupaten Samosir, Ustazah Ainul mardiah, Ustazah Khairani, Ustad Eriansyah, Ustad Bonasri manurung, yang turut memberikan ceramah inspiratif tentang keteladanan Nabi Muhammad SAW, Rabu(18/9).

Sejak pagi, lantunan selawat Nabi menggema di aula utama Lapas, mengiringi semangat kebersamaan yang tercipta antara pegawai dan warga binaan. Perayaan ini bukan sekadar ritual tahunan, tetapi menjadi momen penting bagi warga binaan untuk merenungi perjalanan hidup mereka dan memetik hikmah dari kisah perjuangan dan akhlak mulia Rasulullah.

Dalam ceramahnya, perwakilan Kemenag Samosir mengingatkan tentang sifat-sifat luhur Nabi Muhammad SAW, seperti kesabaran, ketulusan, dan cinta kasih, yang relevan bagi kehidupan sehari-hari, termasuk dalam menghadapi tantangan hidup di balik jeruji.

"Maulid bukan hanya sekadar perayaan, tetapi momentum untuk menghidupkan kembali semangat perubahan dalam diri kita, belajar dari keteladanan Rasulullah," ujarnya.

Antusiasme terlihat jelas dari para warga binaan yang dengan khusyuk mengikuti rangkaian acara, mulai dari pembacaan ayat suci Al-Qur'an, selawat bersama, hingga mendengarkan ceramah penuh makna. Bahkan, beberapa warga binaan turut menyumbangkan suara dalam lantunan selawat, menambah suasana syahdu yang menyentuh hati.

Kepala Lapas Pangururan, Jeremia Leonta, dalam sambutannya menyampaikan harapannya agar peringatan ini tidak hanya menjadi acara seremonial, tetapi juga mampu membawa perubahan positif.

"Kami ingin agar warga binaan bisa menjadikan momen ini sebagai batu loncatan untuk memperbaiki diri, memperkuat iman, dan mempersiapkan masa depan yang lebih baik setelah keluar dari Lapas," ujarnya.

Acara kemudian ditutup dengan doa bersama, penuh harapan akan keberkahan, kedamaian, dan hidayah bagi seluruh yang hadir. Momen ini menjadi bukti bahwa meski berada dalam keterbatasan, semangat spiritual dan keinginan untuk berubah tetap bisa tumbuh subur di hati warga binaan Lapas Pangururan. Peringatan Maulid Nabi kali ini tak hanya memperkuat ikatan keimanan, tetapi juga rasa solidaritas antara pegawai dan warga binaan.

(*)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved