Dosen UNIMED dan UMA Berikan Pelatihan dan Bantuan Mesin Pengolahan Plastik
Tim pengabdian masyarakat dari UNIMED dan UMA berikan pelatihan Pengolahan Limbah Plastik melalui Penggunaan Mesin Pencacah Plastik Shredder.
TRIBUN-MEDAN.com, SIMALUNGUN - Dalam rangka mendukung program pengelolaan limbah sampah plastik dan memberdayakan masyarakat, tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dari Universitas Negeri Medan (UNIMED) dan Universitas Medan Area (UMA) telah melaksanakan kegiatan bertajuk “Optimalisasi Pengolahan Limbah Plastik melalui Penggunaan Mesin Pencacah Plastik Shredder” di Desa Partimbalan, Kecamatan Bandar Masilam, Kabupaten Simalungun.
Program ini diinisiasi untuk membantu mitra Kelompok Tani Jati Rejo-1 (KTJR-1) dalam rangka mengembangkan usaha Kelompok Tani yang beranggotakan 25 orang anggota aktif dengan mengelola limbah plastik dengan berkolaborasi dengan beberapa agen botot di daerah sekitar. Program PKM ini sepenuhnya dibiaya oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Budayaan, Riset dan Teknologi Melalui Skema Pemberdayan Berbasis Masyarakat Ruang Lingkup Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM).
Kegiatan pengabdian ini berlangsung selama 8 bulan, dimulai dengan Focus Group Discussion (FGD) yang melibatkan mitra KTJR-1 dan masyarakat setempat untuk mengidentifikasi masalah dan solusi terkait limbah plastik. Dalam diskusi ini, ditemukan bahwa sebagian besar masyarakat belum memiliki pengetahuan dan Teknologi Tepat Guna (TTG) mesin pengolahan plastik yang memadai untuk mengolah limbah plastik menjadi barang yang memiliki nilai guna atau ekonomi. Dari hasil FGD, tim pengabdian memutuskan untuk menyediakan mesin pencacah plastik sebagai solusi teknologi tepat guna.
Setelah penyerahan mesin pencacah plastik, tim PKM melanjutkan kegiatan dengan memberikan pelatihan operasional dan perawatan mesin kepada anggota kelompok tani. Pelatihan ini bertujuan agar mereka mampu mengoperasikan mesin secara mandiri dan memahami teknik perawatan mesin untuk menjaga fungsinya dalam jangka panjang. Masyarakat sangat antusias mengikuti pelatihan ini, karena mereka melihat potensi besar dalam memanfaatkan limbah plastik untuk diolah menjadi bentuk cacahan-cahan kecil plastik yang dapat dijual kembali ke pabrik daur ulang atau diolah lebih lanjut menjadi produk-produk bernilai ekonomi tinggi.
Pelaksanan kegiatan PKM ini diketuai oleh Dr. Eng. Jubaidah, S.Pd. M.Si dari Jurusan Fisika Unimed dan para anggota yaitu Suprapto, S.T., M.T., Ph.D dari Teknik Mesin Unimed dan Riana Puspita, S.T., M.T dari prodi Teknik Industri UMA serta dibantu oleh mahasiswa Jurusan Fisika, Teknik Mesin, dan Teknik Industri, menyatakan bahwa kegiatan ini bukan hanya berfokus pada pengurangan limbah plastik, tetapi juga sebagai upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat.
"Dengan adanya mesin pencacah plastik ini, mitra KTJR-1 tidak hanya membantu mengurangi limbah plastik, tetapi juga dapat meningkatkan usaha mitra dan menambah penghasilan anggota KTJR-1. Kami berharap teknologi ini bisa dimanfaatkan secara optimal dan memberikan dampak positif jangka panjang bagi kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Penyerahan TTG mesin pencacah plastik kepada mitra KTJR-1 disaksikan langsung oleh Bapak Arsan Siregar, S.E., selaku tim pendamping dari LPPM Unimed, serta ketua dan para anggota KTJR-1. Ketua KTJR-1, Bapak Zulkarno, S.P. menyampaikan rasa terima kasihnya kepada tim pengabdian dari UNIMED dan UMA.
“Kami sangat berterima kasih atas bantuan mesin pencacah plastik ini dan pelatihan yang telah diberikan. Ini adalah langkah awal yang sangat baik bagi kami untuk memulai usaha daur ulang plastik, yang semoga bisa memberikan manfaat bagi lingkungan dan ekonomi anggota KTJR-1 dan warga sekitar,” ungkapnya.
Kedepan, tim pengabdian dari UNIMED akan terus melakukan monitoring dan pendampingan kepada mitra KTJR-1 dan masyarakat sekitar, termasuk memberikan pelatihan lanjutan dan evaluasi terhadap penggunaan mesin. Dengan adanya program PKM ini, diharapkan masalah limbah plastik di wilayah mitra dapat teratasi, sekaligus membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat setempat. TTG mesin pencacah plastik tidak hanya membantu menyelesaikan masalah lingkungan, tetapi juga memberikan solusi nyata untuk pemberdayaan ekonomi berbasis sumber daya lokal.
(*)
| Desy Qobra, Jadikan Teater sebagai Rumah |
|
|---|
| Sadisnya Kelakuan Teman Masa Kecil, Habisi Mahasiswa UMA saat Tidur Terlentang |
|
|---|
| Kronologi Pembunuhan Mahasiswa UMA di Medan, Pelaku Sempat Kabur dan Kembali Lagi ke Rumah Korban |
|
|---|
| Sebelum Dibunuh, Mahasiswa UMA Medan dan Pelaku Sempat Isap Ganja Bareng |
|
|---|
| Motif Pembunuhan Mahasiswa UMA di Medan, Pelaku Mengaku Terlilit Utang |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/DOSEN-UNIMED-DAN-UMA-BERIKAN-PELATIHAN-DAN-BANTUAN-MESIN-PENGOLAHAN-PLASTIK.jpg)