Berita Viral

KEBERANIAN Guru Amalia Wahyuni Ogah Hapus Postingan Kadis Pendidikan Merokok Saat Rapat,Siap Dipecat

Guru Amalia Wahyuni yang ungkap Kepala Dinas Pendidikan di Kalimantan Selatan merokok sambil memimpin rapat dipanggil kepala sekolah. 

HO
Seorang guru bernama Amalia Wahyuni diusir setelah menegur Kepala Dinas Pendidikan Kalimantan Selatan Muhammadun yang merokok saat rapat. 

TRIBUN-MEDAN.com - Guru Amalia Wahyuni yang ungkap Kepala Dinas Pendidikan di Kalimantan Selatan merokok sambil memimpin rapat dipanggil kepala sekolah. 

Amalia diminta untuk menghapus postingannya di media sosial. 

Guru Amalia merupakan guru SMK di Kalimantan Selatan. 

Namun, Amalia memastikan tidak akan menghapus postingannya. 

Sebelumnya, Amalia mengungkap tingkah laku Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Selatan, Muhammadun yang merokok dalam ruangan ber-AC saat menghadiri Rapat Kordinasi Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan SMK Tahap II.

Rapat tersebut digelar di satu hotel di Kota Banjarmasin.

Saat rapat berlangsung, Muhammadun, ujar Amalia datang dengan kondisi menggunakan sendal, baju yang tidak rapi dan merokok.

Amalia yang mengaku tidak tahan dengan asap rokok, mencoba memberitahukan hal itu kepada Muhammadun.

"Saya sudah sangat sopan sekali bilang kalau tidak tahan asap rokok, karena ruangan rapat tertutup dan full AC," katanya, Selasa (3/9/2024), melansir dari BanjarmasinPost.

Bukannya mendapatkan respon yang baik, Amalia mengaku saat itu langsung disuruh keluar ruangan oleh Muhammadun.

Sosok Muhammadun Kadisdikbud Usir Guru Amalia karena Ditegur Merokok Saat Rapat hingga Ancam Pecat
Sosok Muhammadun Kadisdikbud Usir Guru Amalia karena Ditegur Merokok Saat Rapat hingga Ancam Pecat (KOLASE/TRIBUN MEDAN)

Guru yang masih berstatus honorer itu pun langsung bergegas menuju pintu keluar, meninggalkan ruang rapat.

Setelah postingannya viral, Amalia kemudian dipanggil oleh kepala sekolahnya.

Saat itu Amalia diminta menghapus postingannya tersebut, dengan alasan untuk kebaikan bersama. 

"Kalau saya hapus artinya saya tidak punya pendirian, jadi saya tidak mau. Saya juga siap menerima konsekuensinya apabila saya harus dipecat," ujarnya.

Tidak sekedar menceritakan pengalaman pahitnya, Amalia juga berharap kepada Gubernur Kalsel, untuk bisa lebih selektif dalam memilih kepala SKPD.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved