TRIBUN WIKI

Benarkah Kemunculan Oarfish Jadi Pertanda Gempa Bumi dan Datangnya Tsunami? Simak Penjelasannya

Kemunculan oarfish seringkali dianggap sebagai pertanda gempa bumi dan datangnya tsunami. Namun, anggapan ini tidak sepenuhnya benar.

Editor: Array A Argus
PHOTOGRAPH BY TYLER DVORAK, CATALINA ISLAND CONSERVANCY
Ilustrasi Oarfish yang terdampar di pantai 

TRIBUN-MEDAN.COM,- Fenomena megathrust yang menimbulkan gempa bumi hingga tsunami masih menjadi pembahasan serius para peniliti.

Teranyar, berdasarkan penelitian Pepen Supendi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan peneliti postdoctoral di University of Cambridge, yang menjadi penulis pertama laporan ilmiah ini, pada Selasa (1/11/2022) lalu, kekuatan gempa bumi yang bisa timbul akibat fenomena megathrust ini bisa mencapai M 8,9. 

Dampak dari gempa bumi tersebut bisa memicu kerusakan parah, hingga terjadinya tsunami di lautan.

Bicara soal gempa bumi dan tsunami, Oarfish, ikan yang hidup di kedalaman laut seringkali dihubungkan masyarakat sebagai pertanda datangnya bencana.

Ketika melihat Oarfish terdampar di pantai, orang-orang akan ketakutan dan selalu waspada.

Baca juga: Potensi Gempa Megathrust Mentawai-Siberut Bisa Picu Tsunami, Lokasi Sangat Dekat dengan Kota Padang

Mereka percaya, kemunculan Oarfish menjadi peringatan akan adanya bencana gempa bumi dan tsunami.

Namun, anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar  

Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono pernah membantah informasi itu.

Daryono bilang, bahwa hingga kini belum ada bukti empiris yang menunjukkan jika kemunculan oarfish ke permukaan laut pertanda akan ada gempa bumi maupun tsunami.

"Belum ada bukti empiris tentang hal itu. Kemunculannya bisa jadi karena dinamika oseanografi, sakit, atau tua," ujarnya, seperti dikutip dari Kompas.com. 

Terpisah, Peneliti Pusat Oseanografi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Selvia Oktaviyani mengatakan, salah satu dugaan penyebab ikan ini muncul lantaran terdorong badai atau terbawa arus yang kuat.

Baca juga: Menakar Bencana Dahsyat Dampak Megathrust di Wilayah Sumatera, Ada Gempa dan Tsunami

"Belum ada penelitian ilmiah yang membuktikan bahwa keberadaannya memang berkaitan dengan bencana alam," terang dia.

Sementara itu, anggapan bahwa kemunculan oarfish karena keinginan untuk membunuh dirinya sendiri, juga belum dapat dipastikan.

Kemungkinan, menurut Selvia, anggapan tersebut timbul karena sejauh ini oarfish yang muncul ke permukaan selalu dalam keadaan mati.

"Yang pasti sejauh ini belum ada kepastian kenapa bisa muncul oarfish," ungkapnya.

Ikan perairan dalam diduga lebih sensitif

Senada, Dosen Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB University Mohammad Mukhlis Kamal menerangkan, belum ada kesimpulan yang menyatakan hubungan oarfish dan bencana yang akan datang.

Namun, Mukhlis menyampaikan, para ilmuwan Jepang percaya bahwa oarfish dapat menjadi petunjuk terjadinya gempa bumi di suatu wilayah.

Pasalnya, menurut Kiyoshi Wadatsumi, salah seorang ilmuwan Jepang, hewan di perairan dalam diduga dapat mendeteksi atau lebih sensitif terhadap pergerakan atau pergeseran kerak bumi.

Baca juga: Gempa Magnitudo 5.0 Terjadi di Wilayah Lepas Pantai Barat Pulau Nias, BMKG :Tidak Berpotensi Tsunami

"Mereka lebih sensitif dibandingkan dengan yang hidup di permukaan," tutur Mukhlis kepada Kompas.com, Kamis.

Adapun umumnya, spesies oarfish yang ditemukan di Jepang merupakan Regalecus russelii.

"Spesies ini sudah melegenda dan menjadi bagian rakyat Jepang, yang sepanjang waktu harus hidup berdamai dengan gempa bumi," kata dia.

Ciri ikan oarfish

Menurut Mukhlis, ikan oar atau oarfish adalah ikan laut dalam yang sangat jarang muncul ke permukaan.

Ikan ini merupakan ikan bertulang sejati atau bony fishes, dan disebut sebagai ikan bertulang sejati terpanjang di dunia.

"Yang pernah terdampar di Pantai Califormia, panjangnya hingga 4,3 meter," ujarnya.

Meski demikian, ukuran maksimum oarfish dapat mencapai 17 meter dengan berat hingga 600 kg untuk jenis giant oarfish atau Regalecus glesne.

Ciri lain dari makhluk laut dalam ini, antara lain pemakan plankton, tidak memiliki sisik, serta memproduksi lendir gelatin yang banyak atau tebal.

"Tidak agresif dan berbahaya," lanjut Mukhlis.(tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved