TRIBUN WIKI

PM Bangladesh Sheikh Hasina, Tokoh Demokrasi yang Berubah Wujud Jadi Penguasa Bertangan Besi

Sheikh Hasina Wazed adalah Perdana Mentri Bangladesh ke-10. Ia menjabat dari tahun 1996 hingga 2001. Kemudian dari 2009 hingga 2024

Editor: Array A Argus
(Kantor Perdana Menteri Bangladesh/AFP)
Sheikh Hasina Wazed 

TRIBUN-MEDAN.COM,- Sheikh Hasina Wazed, wanita kelahiran 28 September 1947 ini merupakan Perdana Mentri Bangladesh yang ke-10.

Ia menjabat dari tahun 1996 sampai 2001, dan dari 2009 sampai 2024.

Sehikh Hasina Wazed merupakan putri pertama dari Presiden Bangladesh yang pertama, Sheikh Mujibur Rahman.

Mengingat konflik kudeta di Bangladesh pada tahun 15 Agustus 1945 yang lalu, ayah dan keluaranya terbunuh pada saat itu.

Baca juga: Sosok Nat Rothschild, Dinasti Konglomerat Yahudi Inggris Teman Prabowo Bangun Pabrik Ketiga di Batam

Seikh Hasina dan adiknya selamat dari kejadian berdarah itu karena mereka sedang berada di Jerman Barat saat kejadian.

Sejak itu, Sheikh Hasina diketahui pindah ke Inggris, lalu New Delhi India, dan akhirnya kembali lagi ke Bangladesh pada tahun 1981.

Sheikh Hasina memulai karir politiknya bersama denga ayahnya.

Dimulai pada tahun 1960 ketika dia sedang meniti kuliah di Universitas Dhaka.

Sheikh Hasina membantu ayahnya sebagai juru bicara.

Kelurganya juga bergabung dengan sang ayah untuk memperjuangkan kemerdekaan Bangladesh pada tahun 1971.

Baca juga: Sosok Rony Agustinus, Pelatih Asal Indonesia yang Bawa An Se-young Raih Medali Emas

Mengikuti jejak ayahnya untuk mengabdi memimpin Bangladesh, Sheikh Hasina menjadi Perdana Mentri Bangladesh pada tahun 1996 setelah partainya, Partai Liga Awami memenangkan pemilu pertama.

Sebelum menjadi Perdana Mentri, pada tahun 1981 ia kembali memijakkan kaki di Bangladesh untuk memimpin pemberontakan rakyat demi demokrasi dan menggulingkan rezim yang saat itu dipimpin oleh penguasa militer, Hossain Mohammad Irsyad.

Dalam kepemimpinan pemberontakan itu, Sheikh Hasina merangkul Begum Khaleda Zia yang merupakan Ketua Partai Nasionalis Bangladesh, sekaligus rival politik dari Sheikh Hasina.

Rivalitas mereka berdua lahir semenjak Sheikh Hasina berhasil membawa rakyat menggulingkan rezim militer tersebut dan maju sebagai calon Perdana Mentri Bangladesh saat itu.

Pada masa kepemimpinannya, Sheikh Hasina berubah menjadi sosok yang bertangan besi, bisa disebut sebagai pemimpin diktator.

Dia menganggap para politisi politisi dari pihak oposisi adalah “Organisasi Teroris”.

Baca juga: Sosok Erika Putri, Konten Kreator yang Tuai Pro Kontra Usai Buat Video Bareng Ojol di Kamar

Tidak jarang para politikus yang berdiri di pihak oposisi ditangkap secara massal.

Tidak hanya itu, banyak dugaan sanksi sanksi Hak Asasi Manusia terhadap pasukan pengamanannya.

Sikap intoleransi ini telah menimbulkan efek yang sangat besar terhadap kepemimpinan Sheikh Hasina Wazed.

Sikap membungkam pendapat dari pihak lain ini sangat bertentangan dengan perjuangannya dulu mengatas namakan demokrasi.

Akibat dari perbuatannya ini, telah timbul kebencian yang sangat besar di dalam negeri yang dipimpinnya.

Bahkan rival politiknya, Khaleda Zia sampai ia penjarakan pada tahun 2018 atas tuduhan kasus korupsi yang menurut pihak oposisi kasus ini seakan akan telah di “design” dengan sedemikian rupa atau bisa dibilang kasus yang dibuat buat untuk memenjarakannya dengan tujuan untuk membungkamnya.

Baca juga: Sosok Muflihun, Eks Pj Wali Kota Pekanbaru yang Kini Diperiksa Polisi Kasus Dugaan SPPD Fiktif

Selain Khaleda Zia, sosok tokoh agama Jamaat e-Islami juga dihukum mati pada tahun 2016.

Diketahui, selama satu dekade terakhir kepemimpinannya, Sheikh Hasina telah melakukan eksekusi terhadap 5 tokoh pemimpin Islam terkemuka dan seorang tokoh oposisi.

Setahun terakhir sangat sering protes di jalan yang dilakukan oleh masyarakat bertujuan untuk pengunduran diri Sheikh Hasina.

Puncak dari unjuk rasa ini terjadi pada tanggal 3 sampai 5 agustus 2024.

Diperkirakan ada 300 lebih korban jiwa yang jatuh pada aksi unjuk rasa ini.

Korban meliputi dari pihak kepolisian dan masyarakat.

Terjadi juga kericuhan kericuhan besar saat aksi ujuk rasa sedang berjalan.

Pada awalnya, ujuk rasa ini digerakkan oleh mahasiswa yang menuntut agar kebijakan kuota penerimaan pegawai negri sipil segera dihapuskan.

Karena menurut mereka, kebijakan ini menguntungkan satu pihak saja, yaitu para pendukung Partai Liga Awami.

Seiring berjalannya waktu, unjuk rasa ini menjadi gerakan massa yang sangat besar.

Baru baru ini, pada 5 Agustus 2024, Sheikh Hasina Wazed sebagai Perdana Menteri Bangladesh telah mundur dari jabatannya.

Mantan Perdana Menteri Bangladesh itu telah meninggalkan Kota Dhaka dan menuju lokasi yang lebih aman.

Hingga saat ini belum dapat dipastikan dimana lokasi wanita berumur 76 tahun ini berada.(tribun-medan.com)

Ditulis oleh mahasiswa magang FISIP USU Sion Philip Sagala

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved