Shin Tae-yong Orang Pertama Dapat Golden Visa dari Presiden, Singgung Masa Depan Timnas Indonesia

TRIBUN-MEDAN.com - Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong telah menerima Golden Visa dari Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo alias Jokowi, langsung janji membawa Timnas Indonesia berkembang.

Shin Tae-yong menerima golden visa ini secara langsung dari Presiden Jokowi di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Kamis (25/7/2024).

Golden visa sendiri diketahui merupakan layanan yang bisa memberikan izin tinggal bagi Warga Negara Asing (WNA) dalam waktu lima sampai sepuluh tahun.

Golden visa ini diberikan kepada WNA yang berinvestasi di Indonesia dalam jumlah tertentu dan dinilai bisa memberikan manfaat bagi perekonomian Tanah Air.

Orang nomor satu di Indonesia ini memberikan akses perdana ke Shin Tae-yong secara simbolis.

Seperti diketahui, Shin Tae-yong dipastikan telah memperpanjang kontrak dengan PSSI untuk menukangi timnas Indonesia hingga 2027.

Baca juga: JADWAL Semifinal ASEAN Cup U-19, Timnas U-19 Indonesia Tunggu Malaysia atau Thailand Sore Ini

Untuk itu, dengan adanya golden visa ini Shin Tae-yong tak harus sering ke kantor imigrasi mengurus perpanjangan kerja.

Pelatih asal Korea Selatan tersebut bisa fokus menukangi timnas Indonesia dan kemudahan lainnya ia bisa keluar masuk Tanah Air dengan mudah.

Setelah menerima golden via ini, Shin Tae-yong pun mengucapkan banyak rasa terima kasih kepada PresidenJokowi.

Ia bahkan berjanji kepada Presiden Jokowi akan berusaha keras untuk sepak bola Indonesia.

Pelatih berusia 53 tahun tersebut ingin bisa membawa skuad Garuda terbang tinggi.

Baca juga: Akhirnya Terungkap Alasan Maarten Paes Bela Timnas Indonesia, Padahal Sempat Jadi Pemain Belanda

“Terima kasih banyak kepada Bapak Jokowi,” tulis Shin Tae-yongsebagaimana dikutip dari Instagram pribadinya, Kamis (25/7/2024).

“Saya akan berusaha lebih keras untuk masa depan sepak bola Indonesia,” ucapnya.

“Ayo Garuda terbang tinggi!.”

Mantan pelatih Korea Selatan di Piala Dunia 2018 ini memang diberikan kemudahan selama di Indonesia, tentu bukan tanpa alasan.