TRIBUN WIKI
Apa itu West Nile? Virus Mematikan yang Kini Landa Israel, 8 Orang Tewas
Virus mematikan bernama West Nile saat ini tengah melanda Israel. Sudah delapan orang dilaporkan tewas akibat paparan virus ini
TRIBUN-MEDAN.COM,- Negeri Zionis Israel saat ini tengah dilanda virus mematikan bernama West Nile.
Virus tersebut dilaporkan sudah menjangkiti ratusan orang warga.
Dalam laporan terbarunya, ada 104 orang yang diduga terpapar virus ini.
68 orang diantaranya tengah dirawat di rumah sakit.
Sementara delapan orang meninggal karena penyakit tersebut.
Lantas, apa sih virus West Nile ini? Kenapa begitu massif melanda Israel?
Baca juga: Mengenal Virus Toxo Rubella yang Diidap Nita Vior, Simak Bahayanya
Dilansir dari Kompas.com, bahwa West Nile adalah penyakit yang ditularkan oleh nyamuk dan belum memiliki vaksin atau pengobatan.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, kebanyakan orang yang terinfeksi virus West Nile tidak merasa sakit, meskipun satu dari lima orang tertular penyakit tersebut mengalami gejala.
Melansir Medline Plus, virus West Nile merupakan penyakit menular yang pertama kali muncul di Amerika Serikat pada 1999.
Seseorang yang terinfeksi biasanya tak memiliki gejala atau hanya gejala ringan.
Gejalanya seperti demam, sakit kepala, sakit tubuh, ruam kulit dan pembengkakan kelenjar getah bening.
Umumnya kondisi ini bertahan beberapa hari hingga beberapa minggu dan biasanya hilang dengan sendirinya.
Akan tetapi, apabila West Nile memasuki otak dapat mengancam jiwa karena dapat menyebabkan ensefalitis, atau meningitis.
Baca juga: Heboh Virus Angin di Papua yang Diduga Merupakan Cacar Monyet Menyerang Anak-anak
Bentuk Komite Darurat Khusus
Sebuah komite darurat khusus dibentuk karena kekhawatiran mengenai lonjakan kasus virus.
Rumah Sakit (RS) Rambam di Kota Haifa, Israel, mendesak agar tindakan darurat segera diambil guna menangani wabah infeksi yang sudah menyebar di tiga bangsal.
Sejauh ini sudah ada 50 pasien di Rambam yang terinfeksi.
Awalnya kasus infeksi ini ditemukan di bangsal internal dan ruang bedah saraf.
Menurut laporan, infeksi itu tidak membahayakan orang sehat.
Baca juga: Mengenal Virus B di Hongkong yang Bikin Ketar-ketir Banyak Pihak, Diklaim Cukup Mematikan
Meski demikian, infeksi itu bisa mengancam nyawa pasien yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah.
Prof. Miki Halbertal, Direktur RS Rambam mengatakan tenaga kesehatan akan bekerja dengan alat pelindung diri lengkap ketika berpindah dari satu pasien ke pasien lain.
Wabah ini muncul sat konflik Israel dengan sejumlah militan mulai dari Hamas, Hizbullah hingga Houthi memanas.
Tak hanya wabah penyakit, Israel juga diwarnai gelombang demonstrasi besar-besaran.
Pernah Diserang Lalat Pasir
Beberapa waktu lalu, sejumlah tentara Israel dikabarkan terserang penyakit kulit akibat gigitan lalat pasir.
Kemunculan lalat pasir ini seiring dengan hancurnya gaza, sehingga meningkatkan populasi hewan pemakan darah ini.
Tidak hanya lalat pasir saja yang mulai merebak di Gaza, tapi juga tikus.
Baca juga: Gawat, 5 Pemain Timnas Indonesia Tumbang Kena Virus Berjemaah Jelang Lawan Vietnam
Parasit dari tikus ini lantas terbawa oleh lalat pasir yang menggigit tentara Israel, sehingga mereka terserang penyakit kulit dan korengan.
Saat kabar ini merebak, banyak yang menyebut bahwa tentara Israel itu terkena kutukan.
Mereka terkena kutukan akibat pembantaian dan pengeboman yang tanpa henti, sehingga banyak menewaskan anak-anak di Palestina.
Lantas, seperti apa sebenarnya lalat pasir ini? Berikut ulasannya.
Bentuk Lalat Pasir
Lalat pasir merupakan hewan kecil dari spesies atau genus dipteran (lalat) yang terbang, menggigit, dan menghisap darah yang ditemukan di daerah berpasir
Dikutip dari orkin.com, lalat pasir dewasa berukuran kecil – panjangnya hanya sekitar 3 mm – dan berwarna keemasan, kecoklatan, atau abu-abu.
Mereka memiliki mulut yang panjang dan tajam yang beradaptasi dengan baik untuk menghisap darah dari inang pilihannya.
Lalat pasir memiliki sayap yang tampak berbulu dalam bentuk V vertikal saat diam, suatu ciri yang membedakannya dari lalat kecil lainnya.
Selain itu, keenam kaki serangga dewasa sangat panjang, lebih panjang dari tubuh serangga.
Baca juga: Virus Nipah Belum Terdeteksi di Medan
Pemakan Darah
Lalat pasir betina adalah pemakan darah, namun lalat jantan tidak memakan darah.
Betina harus mengonsumsi makanan darah sebelum mereka dapat mengembangkan telur.
Namun, baik lalat pasir jantan ataupun betina akan mengonsumsi nutrisi terkait gula yang berasal dari nektar tanaman atau melon.
Inang lalat pasir sangat bervariasi.
Baca juga: AWAS! Ada Virus Baru, Nipah Namanya, Begini Gejala yang Timbul
Beberapa spesies memakan darah dari mamalia dan reptil, sementara Lutzomyia shannani, spesies lalat pasir yang umum di Florida dan negara bagian pesisir lainnya memakan darah rusa berekor putih, kuda, keledai, bagal, sapi, babi, rakun, hewan pengerat, burung, dan manusia.
Gigitannya Menyakitkan
Secara umum gigitan lalat pasir sangat menyakitkan.
Kebanyakan lalat pasir yang menggigit manusia mencari makan pada sore dan malam hari.
Pada beberapa kasus, lalat akan menyerang pada siang hari jika diganggu saat istirahat.
Tempat peristirahatan di siang hari meliputi rongga-rongga yang dekat dengan tanah seperti lubang pohon kering, batang kayu berlubang, tajuk pohon palem, dan kanopi hutan hujan tropis dan subtropis.
Tempat istirahat lalat pasir pada siang hari lainnya yakni di dalam rumah.
Reproduksi
Secara umum lalat pasir betina harus mengonsumsi darah untuk mengembangkan telurnya.
Lalat pasir berkembang dengan metamorfosis sempurna yang berarti melalui empat tahap perkembangan: telur, larva (lundi), pupa (kepompong) dan dewasa.
Lalat pasir menyelesaikan siklus hidupnya dalam waktu 1-3 bulan, tergantung spesies lalat pasir dan kondisi lingkungannya.
Lalat pasir betina dewasa bertelur sekitar 30-70 telur yang diletakkan tunggal dalam jumlah kecil di permukaan lembab seperti tanah di kawasan terlindung dengan kelembapan tinggi dan bahan organik tinggi.
Telur biasanya menetas sekitar dua minggu setelah disimpan.
Tahap larva mungkin memakan waktu tidak lebih dari tiga minggu untuk menjadi dewasa, tetapi bisa juga lebih lama jika larva berada di daerah yang harus bertahan dalam cuaca dingin.
Sebelum memasuki tahap kepompong, larva berhenti memakan bahan organik di habitatnya dan mencari tempat kepompong yang lebih kering dibandingkan habitat larvanya.
Tahap kepompong biasanya hanya berlangsung 1-2 minggu.
Setelah keluar dari kotak kepompong, serangga dewasa menyebar pada malam hari dan pejantan menyebar sebelum betina.
Penyakit Kulit
Keberadaan lalat pasir ini sangat membahayakan bagi kesehatan manusia.
Jika lalat pasir menggigit hewan yang terpapar parasit, maka kemungkinan parasit itu bisa menular ke manusia yang digigitnya.
Tak heran, banyak kasus ditemukan manusia mengalami gatal-gatal yang parah akibat digigit lalat pasir ini.
Maka dari itu, saran yang perlu dilakukan untuk menghindari lalat pasir adalah menggunakan pakaian yang menutup kulit.
Jangan sampai kulit digigit lalat pasir, lantaran bisa memicu infeksi dan gatal-gatal.(tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/ilustrasi-virus-West-Nile.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.