Berita Viral

INILAH Penyebab Putri Indonesia Pertama 1992 Indira Soediro Digugat Adik Kandungnya

Indira Soediro merupakan pemenang dari kontes Abang None Jakarta pada tahun 1991 dan juga Puteri Indonesia pada tahun 1992.

Editor: AbdiTumanggor
Net
Indira Soediro 

TRIBUN-MEDAN.COM - Indira Soediro merupakan Puteri Indonesia tahun 1992. Puteri Indonesia pertama saat kontes kencantikan tersebut pertama kali digelar.

Setelah namanya tak pernah muncul lagi, kini sosok Indira Soediro menjadi sorotan setelah digugat adik kandungnya sendiri.

Sengketa keluarga ini terkait wasiat orang tuanya.

Ternyata sudah 6 tahun Indira Soediro memperjuangkan wasiat almarhum orang tua yang digugat tersebut.

Indira Soediro
Indira Soediro ()

Dikutip dari perbincangannya dengan Maia Estianty dalam kanal Maia Aleldul TV yang disiarkan Kamis (27/6/2024), wasiat orangtua digugat pada 2018.

Ayah Indira meninggal dunia pada 2015, sedangkan sang ibu sudah meninggal terlebih dahulu.

"Sesudah orangtuaku meninggal tadinya fine-fine saja, gitu. Ada wasiat yang ditinggalkan orangtua, kami menerima wasiat itu dengan baik."

"Tiba-tiba ada salah satu saudara kandungku yang menggugat wasiat itu, tanpa ada sebab-musababnya," ungkapnya dikutip Tribun-medan.com dari TribunKaltim.com

Indira tidak menjelaskan secara rinci isi wasiat yang digugat sang adik.

"Isi wasiat itu hanya pesan dan amanah dari orangtua," ujarnya.

"Enggak rebutan, kalau dibilang berebut tidak. Tetapi ketika ada hak-hak orang lain yang harus dilanggar, ini kan tidak bisa begitu saja ya," imbuhnya.

"Saya rasa apa yang dititipkan orangtua dalam wasiat itu hal-hal baik kok. Kenapa saya ingin sekali dilaksanakan, karena banyak hal-hal baik yang punya manfaat."

"Orangtua menitipkan saya untuk pembangunan masjid, bersedekah, dan sebagainya melalui wasiat itu. Sekarang saya enggak bisa lakukan karena wasiat itu digugat, dibatalkan," ungkapnya.

Indira berharap bisa duduk bersama saudara kandungnya untuk menyelesaikan permasalahan ini.

"Di atas itu semua ada tali persaudaraan, silaturahmi yang lebih penting. Harusnya kita bisa duduk bersama, berdiskusi, bukan saling gugat, bukan mencari siapa salah, siapa hak, siapa kewajiban.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved