Berita Viral

RESPONS Irjen Ahmad Luthfi Saat Warga Sukolio Ngadu Sering Dibully Sebagai Warga 'Kampung Maling'

Kabupaten Pati Jawa Tengah dicap sebagai kampung bandit oleh warganet dan berdampak bagi pemuda dan mahasiswa yang sedang kuliah atau bekerja di luar

HO
RESPONS Irjen Ahmad Luthfi Saat Warga Sukolio Ngadu Sering Dibully Sebagai Warga 'Kampung Maling' 

TRIBUN-MEDAN.com - Kabupaten Pati Jawa Tengah dicap sebagai kampung maling oleh warganet dan berdampak bagi pemuda dan mahasiswa yang sedang kuliah atau bekerja di luar kota. 

Pemuda asal Pati mengeluh sering dibully teman-temannya di perantauan karena berasal dari kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati Jawa Tengah. 

Pelebelan nama ini akibat insiden pembunuhan bos rental mobil yang hendak mengambil mobilnya yang digelapkan warga Sukolilo Pati. 

Orangtua di Kecamatan Sukolilo mengadu ke Kapolda Jateng, Irjen Ahmad Luthfi bahwa anaknya sering mendapatkan pembullyan di luar kota. 

Hal ini terungkap saat kunjungan Ahmad Luthfi ke Sukolilo.

Pertemuan di Gedung PGRI Kecamatan Sukolilo itu berlangsung tertutup, awak media diminta menunggu kegiatan selesai untuk melakukan doorstop.

Namun, pengeras suara terdengar jelas dari luar gedung.

Ahmad Luthfi mengimbau masyarakat untuk mengindari perilaku main hakim sendiri. Sebab, ranah hukum atas kasus pidana merupakan kewenangan kepolisian.

Empat orang warga Jakarta babak belur usai dikeroyok massa di Desa Sumbersoko, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Bahkan satu orang meninggal dunia di rumah sakit akibat amukan massa tersebut, Kamis (6/6/2024) (X)
Empat orang warga Jakarta babak belur usai dikeroyok massa di Desa Sumbersoko, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Bahkan satu orang meninggal dunia di rumah sakit akibat amukan massa tersebut, Kamis (6/6/2024) (X) (X)

Saat sesi dialog, beberapa warga menyampaikan keluh kesah atas kesulitan yang mereka hadapi pascatragedi Sumbersoko.

Beberapa di antara mereka mengeluhkan stigma negatif yang harus mereka emban akibat perbuatan segelintir orang yang menurut mereka mestinya tidak bisa digeneralisasi.

Warga keberatan Sukolilo dicap "sarang maling" dan "sarang penadah". Sebab, menurut mereka mayoritas warga Sukolilo, nyaris 90 persen, berprofesi sebagai petani.

Ada pula warga yang menceritakan pengalaman buruk putra-putrinya yang menempuh pendidikan tinggi di luar kota. Banyak di antara mereka yang dirundung di perantauan akibat stigma negatif yang diarahkan pada warga Sukolilo dan Pati secara umum.

Selain itu, ada pula keluhan yang mengemuka terkait masif-nya penandaan lokasi dengan nama-nama bernuansa negatif di Google Maps. Banyak titik di Sukolilo yang ditandai sebagai "sarang bandit", "kampung maling", dan sebagainya. Bahkan, beberapa instansi resmi dipelesetkan namanya dari Sukolilo menjadi "Sukomaling".

Menanggapi keluhan masyarakat, pertama-tama Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi menekankan bahwa masyarakat tidak boleh mengulang lagi tindakan main hakim sendiri.

“Indonesia adalah negara hukum, hukum merupakan panglima tertinggi yang menjaga ketertiban di wilayah kita. Maka, tidak boleh seseorang dihukum tanpa melalui proses peradilan. Sehingga siapa pun di Indonesia, termasuk di Jawa Tengah dan Pati, dalam bermasyarakat tidak boleh menciptakan hukum sendiri,” ungkap Ahmad Luthfi.

Baca juga: Sosok Sekar Tandjung, Putri Akbar Tanjung yang Bakal Dampingi Bobby Nasution di Pilgub Sumut

Baca juga: Sikap DPD Golkar Asahan terkait Rekomendasi Bobby Nasution yang Diusung Jadi Calon Gubernur

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved