Pilgub Jakarta
JIKA Anies Pilih Kaesang Maju di Pilkada Jakarta, PDIP Siap Bertarung Rebut Kursi Kekuasaan
Sekretaris DPD PDIP DKI Jakarta Pantas Nainggolan, nama Kaesang tak masuk daftar 10 tokoh yang direkomendasikan PDIP DKI
“Kalau rekomendasi ya tentu wilayahnya ibu (Megawati). Ini keliatannya kan pertanyaan selalu jawabnya gitu, tetapi memang faktanya itu, kalau kita mau tempur Pilkada itu kan desainnya menang. Profil kandidatnya a, b, c, petruk, bagong, gareng, kalau kita maju sendiri kira-kira gimana, kalau kita gabung kira-kira gimana. Oke ya,” pungkas dia.
Anies Diusung PKB
Dewan Pimpinan Wilayah Partai Kebangkitan Bangsa (DPW PKB) DKI Jakarta resmi mendukung Anies Baswedan di Pilgub Jakarta 2024.
Ketua DPW PKB Jakarta, Hasbiallah Ilyas, mengatakan, dukungan itu dikeluarkan setelah pihaknya mendengar aspirasi di wilayahnya, mulai dari tingkat ranting PAC, DPC hingga DPW.
“Puncaknya tanggal 8-9 itu kita mengadakan raker desk pilkada DKI Jakarta di puncak untuk menentukan calon,” ujar Hasbiallah kepada wartawan di Kantor DPW PKB Jakarta, Jakarta Timur, Rabu (12/6).
Baca juga: Southgate Punya Racikan Khusus Trent Alexander-Arnold jadi Gelandang : Gak Apa-apa Kok
Hasbiallah mengatakan bahwa Anies merupakan calon tunggal yang didukung.
“Anies Baswedan menjadi calon tunggal, yaitu untuk mencalonkan di 2024-2029, Desk Pilkada Gubernur DKI Jakarta,” sambungnya.
Kepentingan Untuk Menyatukan
Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul M. Jamiluddin Ritonga menyoroti kemungkinan PDI Perjuangan (PDIP) mengusung Anies Baswedan di Pilgub Jakarta 2024.
Jamil mengatakan, ketertarikan antara PDIP dan Anies, apalagi kemungkinan untuk mengusung Anies, tentu sangat mengejutkan. Sebab, dua pihak ini berbeda ideologis.
Menurutnya, PDIP merupakan partai penganut nasionalis, sedangkan Anies dinilai lebih agamis. Oleh karena itu, PDIP dan Anies kerap diibaratkan seperti minyak dan air yang sulit untuk disatukan.
Namun, kata Jamil, jika ada ketertarikan di antara kedua pihak tersebut, maka ada kepentingan bersama yang menyatukan mereka.
“Jadi, kalau dua pihak itu saling tertarik, apalagi PDIP membuka peluang ingin mengusung Anies, tentu ada kepentingan bersama untuk menyatukan mereka. Kepentingan itu tentu sangat prinsip sehingga untuk sementara dapat mengalahkan ideologi yang mereka anut,” ucap Jamil, Senin (10/6).
Baca juga: MUI Sumut Tolak Keras Pemain Judi Online Disusulkan Pemerintah Dapat Bansos, Ini Alasannya
Jamil menuturkan, apabila dirunut ke belakang, ketertarikan dan kemungkinan PDIP akan mengusung Anies, muncul setelah Mahkamah Agung (MA) mengeluarkan Putusan Nomor 23 P/HUM/2024 tentang perubahan usia bagi calon gubernur dan wakil gubernur.
Hal itu kemudian dipertegas oleh Kaesang Pangarep yang ingin maju bersama Anies di Pilgub Jakarta. Jamil menilai, sinyal dari Kaesang itu tampaknya menjadi peringatan dini bagi PDIP akan adanya ancaman pada Pilkada Jakarta 2024.
“PDIP khawatir bila Anies mau berpasangan dengan Kaesang, maka peluang mereka untuk menang di Jakarta semakin kecil. Sebab, massa pendukung Anies dan massa pendukung Jokowi dapat bersatu untuk memenangkan Anies-Kaesang,” jelasnya.
“Kalau hal itu terjadi PDIP tentu akan semakin lemah di Jakarta. Padahal PDIP juara kedua dalam Pileg 2024,” tambahnya.
Untuk mencegah hal itu, PDIP coba merangkul Anies melalui PKB. Menurutnya, pendekatan itu tampaknya untuk menyakinkan Anies dan koalisi perubahan untuk bersatu melawan Kaesang bila maju di Pilgub Jakarta 2024.
“PDIP ingin membangun kebersamaan dengan Anies dan koalisi perubahan untuk menjadi Kaesang sebagai musuh bersama. Bagi PDIP, kepentingan menggagalkan Kaesang dalam Pilgub Jakarta 2024 jauh lebih urgent daripada mempersoalkan perbedaan ideologis dengan Anies,” ucapnya.
Sehingga, katanya, peluang PDIP dan Anies akan bersatu dalam Pilgub Jakarta 2024 akan semakin besar bila Kaesang maju di Jakarta. PDIP akan berusaha membendung dominasi politik keluarga Jokowi.
Kemudian, Jamil menyoroti hal yang relatif sama juga akan dilakukan PDIP di Sumatera Utara. PDIP akan berupaya mencari cagub yang berpeluang mengalahkan menantu Jokowi, Bobby Nasution.
“Jadi, PDIP berpeluang menanggalkan ideologinya dalam Pilkada 2024 demi membendung dominasi politik keluarga Jokowi,” kata Jamil.
Baca juga: Pemkab Asahan Sembelih 90 Ekor Sapi dan 23 Kambing untuk Masyarakat
Indikasi itu tampaknya akan jelas bila nantinya PDIP jadi mengusung Anies dalam Pilgub Jakarta 2024. Tentu semua itu berpeluang terjadi bila Kaesang maju pasa Pilgub 2024.
Akademisi Universitas Esa Unggul itu menilai, apabila itu terjadi, maka Pilgub Jakarta berpeluang hanya dua poros. Poros pertama biasa jadi partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM), sementara poros kedua PDIP bersama Koalisi Perubahan.
Hanya saja poros kedua dapat terwujud bila PKB dan Nasdem tetap komit pada Anies. Bila tidak, tentu PDIP dan PKS yang mengusung Anies. Namun sinyal PKB dan Nasdem tampaknya masih kuat untuk mengusung Anies. Karena itu, dua poros itu berpeluang kuat bertarung di Pilgub Jakarta 2024.
Artikel ini Tayang di Wartakota
Baca Berita Tribun Medan Lainnya di Google News
| TERBARU Survei Pilgub Jakarta 22 November, Pramono-Rano Unggul 42,9 Persen, RK-Suswono 39,2 Persen |
|
|---|
| AKHIRNYA Anies Baswedan Deklarasi Dukung Pramono-Rano Karno di Pilgub Jakarta, Ajak Relawan Bergerak |
|
|---|
| Usai Jokowi Dukung RK, Anies Baswedan Makin Intens Bertemu Pramono, Sore Ini Bakal Deklarasi? |
|
|---|
| KETIKA Ahoker dan Anak Abah Dukung Pramono-Rano, Jokowi ke Jakarta Bertemu Ridwan Kamil-Suswono |
|
|---|
| NASIB Anies Baswedan di Pilgub Jakarta Bakal Ditinggal, Prabowo Akui Akan Komunikasi Dengan PKS |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Anies-Baswedan-dan-Kaesang-Pangarep.jpg)