Viral Medsos

SELAIN BERDUKA, Kenapa Rakyat Iran Banyak Bersukacita Atas Kematian Presiden Ebrahim Raisi?

Para penentang Raisi di Iran dan diaspora tampak merayakannya dengan menyalakan kembang api dan menari-nari.

Editor: AbdiTumanggor
ig/masih.alinejad
SELAIN BERDUKA, Kenapa Rakyat Iran Banyak Bersukacita Atas Kematian Presiden Ebrahim Raisi? (ig/masih.alinejad) 

TRIBUN-MEDAN.COM -  Presiden Iran Ebrahim Raisi tewas akibat kecelakaan helikopter di Azerbaijan Timur, Minggu (19/5/2024).

Namun para penentang kepemimpinan Presiden Raisi justru merayakan kematian Presiden Iran tersebut.

Bahkan sebelum dinyatakan meninggal dunia, para penentang Raisi telah pesta kembang api dan menari.

Dilansir dari situs berita Iran International, penentang kepemimpinan Raisi menyambut suka cita insiden yang menimpa Raisi.

Bahkan saat media pemerintah menayangkan acara doa untuk Raisi, narasi berbeda dari para penentang itu justru muncul di media sosial.

Para penentang Raisi di Iran dan diaspora tampak merayakannya dengan menyalakan kembang api dan menari-nari.

Pasalnya diaspora Iran itu mayoritas adalah keturunan para pendukung Raja Reza Pahlavi yang ditumbangkan Revolusi Islam 1979.

Diketahui, Raisi sendiri merupakan sosok yang dikenal sebagai pelaksana wasiat Khamenei yang brutal dan garis keras.

Oleh karena itu, kematian Raisi menimbulkan reaksi beragam. Ada yang berduka dan ada yang bersukacita.

Raisi juga merupakan salah satu presiden paling konservatif yang pernah ada di Iran.

Ia dikenal di Republik Islam Iran melalui sistem peradilan yang dinilai brutal oleh pihak Barat.

Raisi telah mengirim ribuan tahanan politik ke tiang gantungan.

Di sisi lain, Pemerintah Iran telah mengumumkan hari berkabung selama lima hari untuk Presiden Ebrahim Raisi.

Suasana tenang untuk mengungkapkan duka cita pada tokoh senior dilakukan para loyalis pemerintah dengan berkumpul di masjid-masjid dan alun-alun untuk mendoakan Raisi dan Menteri Luar Negeri Hossein Amir Abdollahian.

Tetapi, sebagian besar toko tetap buka dan pihak berwenang tidak melakukan banyak upaya untuk mengganggu kehidupan sehari-hari.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved