Berita Viral

FAKTA KEMATIAN Lettu Eko Tembak Kepala Sendiri, Terjerat Utang Hingga Rp 819 Juta Gegara Judi Online

Lettu Eko Damara (30) ditemukan tewas dengan cara menembakkan kepalanya di pos komando taktis.

HO
Komandan Korps Marinir (Dankormar) TNI AL Mayjen (Mar) Endi Supardi dan Lettu Eko 

TRIBUN-MEDAN.com - Lettu Eko Damara (30) ditemukan tewas dengan cara menembakkan kepalanya di pos komando taktis.

Lettu Eko merupakan Satuan Tugas (Satgas) Pengamanan Perbatasan (Pamtas) Mobile RI-PNG Batalyon Infanteri 7 Marinir di Papua.

Kematian Lettu Eko sempat dicurigai keluarga. 

Keluarga sempat menduga bahwa Lettu Eko tewas karena dibunuh. 

Namun, terkuak fakta bahwa Lettu Eko terjerat utang hingga memutuskan mengakhiri hidup. 

Anggota TNI asal Sumut ini memiliki utang hingga Rp 819 juta. 

Uang sebanyak itu dipakai untuk bermain judi online

Bahkan, menurut Komandan Korps Marinir (Dankormar) TNI AL Mayjen (Mar) Endi Supardi mengungkapkan, bahkan Lettu Laut Eko Damara mempunyai utang ke rekan di daerah operasi sekitar Rp177 juta rupiah.

"Utang-utangnya di daerah operasi ada Rp177 juta. Kemudian ada Rp641 juta, total seluruh hutang Rp819 juta," kata Endi dalam konferensi pers di Markas Korps Marinir, Jakarta Pusat, Senin (20/5/2024).

Komandan Korps Marinir (Dankormar) TNI AL Mayjen (Mar) Endi Supardi dan Lettu Eko
Komandan Korps Marinir (Dankormar) TNI AL Mayjen (Mar) Endi Supardi dan Lettu Eko

Lebih jauh Endi mengatakan, setelah dilakukan forensik digital, ditemukan sejumlah temuan uang utang-utang tersebut dipakai untuk apa.

"Untuk pastinya habis kemana, saya tidak bisa pastikan. Tapi dari browsing yang ada, (almarhum) download semua (aplikasi judi online. Kenapa saya sampaikan? Karena beliau tidak beli apapun di daerah operasi," kata dia.

"Dia tidak bilang hanya pinjam. Kemudian dikasih, karena sama-sama anggota, seperjuangan, dikasih. Jadi tidak disampaikan untuk apa. Karena beliau juga tertutup sering mengurung diri. Sering dalam kamar," kata dia.

Angka utang tersebut pun, dikatakan Endi, sudah diberikan kepada pihak keluarga melalui jajarannya.

"Itu sudah disampaikan. Disampaikan untuk dibaca sendiri," pungkasnya.

Keluarga Curiga Dibunuh, Berikut Sederet Kejanggalan

Pihak keluarga mendiang Eko mempertanyakan kematian Eko, yang mulanya disebabkan karena penyakit malaria hingga dugaan bunuh diri.

Paman Lettu Eko, Abdul Sattar Siahaan saat diwawancarai, pihak TNI Angkatan Laut menyebut keponakannya tewas bunuh diri menggunakan senjata api yang ditembakkan ke kepalanya.

Namun pihak keluarga tidak percaya Lettu Eko bunuh diri, melainkan menduga keponakannya itu tewas dianiaya, lalu ditembak hingga tewas.

Sebab, saat jenazah tiba ke Langkat pada 29 April lalu dan kain kafan dibuka, ditemukan diduga lebam bekas penganiayaan dan bekas sundutan rokok.

"Kita menduga dia dianiaya dan dibunuh. Tetapi kan ini jujur, asumsi kami. Harus dibuktikan karena belum ada pembuktian, belum bisa disimpulkan,"kata Abdul Sattar Siahaan, saat diwawancarai.

Tak hanya itu, jenazah Lettu Laut Eko Damara juga tidak dilakukan autopsi. Ada juga status akun Whatsapps yang seolah menggambarkan waktu jelang kematiannya.

"Kita menduga dia dianiaya dan dibunuh. Tetapi kan ini jujur, asumsi kami. Harus dibuktikan karena belum ada pembuktian, belum bisa disimpulkan,"kata Abdul Sattar Siahaan, saat diwawancarai.

Komandan Korps Marinir Yakinkan Karena Bunuh Diri

Komandan Korps Marinir (Dankormar) TNI AL Mayjen (Mar) Endi Supardi mengatakan Lettu Laut Eko Damar meninggal karena bunuh diri dengan cara menembakkan kepalanya di pos komando taktis. Endi menjelaskan kronologi bunuh dirinya Eko.

Pada Sabtu siang, 27 April 2024, Eko disebut datang ke ruangan kesehatan dan meminta para anggotanya untuk keluar dari ruangan tersebut.

"Kemudian pukul 13.06 WIT, Prada Mar Danu hendak memasuki ruang kesehatan namun ruangan tersebut dalam keadaan terkunci sehingga Prada Mar Danu meninggalkan ruangan tersebut. Pukul 13.07, terdengar suara letusan senjata satu kali dari dalam ruangan kesehatan," kata Endi.

Anggota TNI lainnya yang berada di lokasi, Serda Bagus pun mencoba melihag dari jendela. Dia melihat Eko sudah berada dalam keadaan bersimbah darah dengan posisi tubuh bersandar pada dinding ruangan.

Setelah pintu didobrak, terlihat senjata laras panjang SS-2 V1. Senjata tersebut terletak di samping Eko.

Eko saat itu masih dalam kondisi bernyawa. Dia pun langsung dibawa ke RSUD Dekai Kabupaten Yakuhimo.

"Kemudian pukul 13.15 WIT, Eko tiba di RSUD Dekai dan langsung mendapatkan penanganan medis oleh dokter jaga. Dan pada pukul 14.00 WIT, Dokter April menyampaikan bahwa Lettu Laut Eko tidak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia," kata Endi.

Setelah membacakan kronologi itu, Eko langsung dimandikan, dikafani, hingga diberi formalin, sebelum dikirim ke kampung halamannya di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.

Baca juga: Resmi Gabung Gerindra, Bobby Nasution Dapat Prioritas Maju Gubernur Sumut

Baca juga: Vivo X100 Ultra Hadir dengan Kamera Periskop yang Kini Miliki Resolusi 200 MP

(*/tribun-medan.com)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved