Sumut Memilih

DPD Partai Golkar Binjai Angkat Bicara Soal Menonaktifkan 2 Ketua Tingkat Kecamatan

Lanjut Riswan, sekretaris Tim Pencari Fakta menilai, dua panggilan dimaksud tidak diindahkan oleh kedua ketua tersebut.

Penulis: Muhammad Anil Rasyid | Editor: Ayu Prasandi
HO
Calon Wali Kota Binjai Tengku Rizki Alisyahbana (dua dari kiri) berfoto dengan ketua kecamatan Partai Golkar Binjai.  

TRIBUN-MEDAN.com, BINJAI - DPD Partai Golkar Binjai angkat bicara soal dinonaktifkannya dua ketua tingkat kecamatan.

Wakil Sekretaris DPD Partai Golkar Binjai, Riswan Pulungan menepis jika disebut kedua ketua Partai Golkar tingkat kecamatan tersebut dinonaktifkan secara sepihak.

"Bukan dinonaktifkan sepihak. Tim pencari fakta dari DPD Partai Golkar Kota Binjai sudah melakukan pemanggilan dua kali," ujar Riswan, Rabu (17/4/2024).

Lanjut Riswan, sekretaris Tim Pencari Fakta menilai, dua panggilan dimaksud tidak diindahkan oleh kedua ketua tersebut.

"Keputusan tim pencari fakta bahwasanya dia (Seminarto), tidak bekerja saat pemilu kemarin. Jadi kita panggil juga melalui dua panggilan resmi," ujar Riswan.

Menurut dia, pengurus kelurahan di Binjai Barat juga mengeluarkan mosi tidak percaya terhadap Seminarto. 

"Saat dipanggil (Seminarto mangkir), rupanya sedang menggiring untuk Musdalub Partai Golkar. Dan paling fatal lagi, mendukung Tengku Rizki Alisyahbana (sebagai Ketua DPD Partai Golkar Binjai)," ujar Riswan.

Hasil dari tim pencari fakta juga menyebutkan, Seminarto dituding mengambil keuntungan pribadi yang melakukan transaksional dengan Tengku Rizki Alisyahbana. 

"Dalam peraturan Partai Golkar jelas tidak boleh menjual Partai Golkar untuk keuntungan pribadi dengan melakukan transaksi. Makanya di-plt-kan untuk mempersiapkan muscablub kecamatan," ujar Riswan. 

Disinggung soal penonaktifan sepihak Ketua Partai Golkar Binjai Timur, Riswan menepisnya.

Tim pencari fakta sudah melakukan pemanggilan sebanyak dua kali terhadap Hendri Malau selaku Ketua Partai Golkar Binjai Timur.

"Terkait Binjai Timur, sudah kita panggil juga dua kali karena suka-suka hati saja. Kelurahan (pengurus) diganti seenaknya, tanpa ada rapat dan pemberitahuan ke DPD Partai Golkar Binjai. Makanya ditunjuk plt," ujarnya.

Disoal Ketua Partai Golkar Binjai Kota yang turut foto bersama dengan Bacalon Wali Kota Binjai, Tengku Rizki Alisyahbana, menurut Riswan, yang bersangkutan dijebak. 

"Ketua Binjai Kota tidak menandatangani dan dia justru yang mengadu. Dia dijebak orang itu untuk menandatangani mosi tidak percaya kepada Haji Kires (Ketua DPD Partai Golkar Binjai) karena kalah caleg, tapi ketua (Binjai) Kota tidak mau.

Tim pencari fakta juga menjalankan instruksi dari Ketua DPD Partai Golkar Sumatera Utara bahwasanya mana yang tidak loyal kepada partai saat pemilu, harus dilakukan evaluasi," ucap Riswan.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved