Wariskan Harta ke Tetangga yang Mengurusnya, Keputusan Pria Kaya Ini Bikin Keluarganya Marah

Bahkan saat Tet, ia memberi mereka sekotak kue, selai, dan permen agar mereka bisa membawanya pulang untuk merayakan Tet.

Bertahun-tahun setelah istrinya meninggal, pria itu tinggal sendirian di rumahnya sambil merawat anaknya satu-satunya yang menderita penyakit jiwa.

Mengetahui keadaannya yang menyedihkan, Ibu Lien dan suaminya sering membantunya melakukan tugas-tugas berat seperti membawa beban berat dan memperbaiki listrik dan air.

Bahkan pada hari kematian putranya , pria itu hanya dapat menelepon Ibu Lien untuk meminta bantuan.

Ibu Lien dan suaminya lah yang membantunya menyampaikan kabar duka ini kepada setiap anggota keluarga dan menyemangatinya untuk menjaga kesejahteraan putra saya.

Setelah anaknya meninggal dunia, karena tinggal sendirian di sebuah rumah besar, ia meminta Ibu Lien dan suaminya pindah ke rumahnya untuk ditinggali dan membantunya berjualan.

Rumahnya terletak di pinggir jalan sehingga nyaman bagi Ibu Lien dan suaminya untuk berjualan.

Awalnya Ibu Lien menolak karena takut orang-orang akan bergosip tentang dirinya dan suaminya yang memanfaatkan keadaan pria kaya tersebut.

Pria juga menceritakan bahwa keluarganya mempunyai begitu banyak saudara perempuan dan begitu banyak keponakan.

Saat berduka, ia terus berusaha menghubungi kerabatnya, namun tidak ada saudara perempuan dan keponakannya yang mau tinggal bersamanya.

Suatu hari, ia terjatuh tak sadarkan diri di lantai, Ibu Lien dan suaminyalah yang segera datang dan membawanya ke rumah sakit dan menemaninya.

Setiap hari, Ibu Lien dan suaminya berjualan barang tepat di depan pintu gerbang dan memasakkan makanan hangat untuk pria kaya itu.

Mereka juga tak lupa merapikan rumahnya.

Melihat kebaikan pasutri tersebut, pria itu pun memberikan sejumlah uang kepada Ibu Lien dan suaminya untuk pengobatan ketidaksuburan.

Pengobatannya berlangsung selama hampir 2 tahun namun kabar baik memiliki anak belum juga datang.