Sumut Memilih

UPDATE 14 Mantan Kepala Daerah Nyaleg di Sumut, Hanya 5 Lolos, Eks Gubernur Cuma 10 Ribu Suara

Sebanyak 14 orang mantan gubernur, wakil gubernur, wali kota, dan bupati meramaikan kontestasi Pemilu 2024 di Sumatra Utara (Sumut).

Editor: Juang Naibaho
HO
Ketua DPD Golkar Sumut Musa Rajekshah diarak para pendukungnya usai serah terima jabatan sebagai Wakil Gubernur Sumut beberapa waktu lalu. 

TRIBUN-MEDAN.com - Sebanyak 14 orang mantan gubernur, wakil gubernur, wali kota, dan bupati meramaikan kontestasi Pemilu 2024 di Sumatra Utara (Sumut).

Penelusuran Tribun-medan.com, mayoritas bertarung untuk kursi DPR RI. Cuma dua orang mantan wali kota yang memilih memprebutkan kursi DPRD Provinsi Sumut.

Berdasarkan hasil pleno penghitungan suara yang dilakukan KPU Sumut, dari 14 mantan kepala daerah tersebut, cuma lima orang yang lolos sebagai wakil rakyat. 

Mereka adalah Ashari Tambunan, Musa Rajekshah alias Ijeck, Rapidin Simbolon, Andar Amin Harahap, dan Hefriansyah.

Sedangkan perolehan suara tujuh orang lainnya nyungsep dan kemungkinan besar gagal duduk di kursi wakil rakyat.

Adapun nama-namanya yakni Tengku Erry Nuradi, Rahudman Harahap, Abdillah, Soekirman, Bakhtiar Ahmad Sibarani, Djarot Saiful Hidayat, dan Akhyar Nasution.

Berikut barisan mantan kepala daerah yang bertarung di Pemilu 2024 :

1. Ashari Tambunan
Ashari Tambunan merupakan mantan Bupati Deli Serdang dua periode yakni 2014-2019 dan 2019-2024.

Ia mengajukan pengunduran diri setelah resmi terdaftar sebagai bacaleg Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk DPR RI.

Keputusan politik Ashari cukup tepat. Ia mampu mendongkrak perolehan suara PKB di Dapil Sumut I yang meliputi Kota Medan, Deli Serdang, Serdang Bedagai, dan Tebingtinggi.

Hasil pleno KPU, Ashari Tambunan meraup 134.226 suara. Persentase suara Ashari hampir 70 persen dari perolehan suara total PKB di Dapil Sumut I sebanyak 199.616.

Berdasarkan perhitungan sementara KPU, PKB mendapatkan satu kursi DPR RI dari Dapil Sumut I. Kursi itu menjadi jatah Ashari Tambunan yang mendapat suara tertinggi di partainya.

Bupati Deliserdang, H Ashari Tambunan meluncurkan Aplikasi Sistem Informasi Terintegrasi dan Kolaborasi (Sirkulasi) Desa Membangun di Hotel Thong's Inn, Jalan Pasar V Kebun Kelapa Kualanamu, Kecamatan Beringin, pada Kamis (19/10/2023).
Mantan Bupati Deliserdang, H Ashari Tambunan. (Tribun Medan/ IST)

2. Musa Rajekshah alias Ijeck
Musa Rajekshah alias Ijeck adalah mantan Wakil Gubernur Sumut 2018-2023. Setelah lengser dari kekuasaan, Ijeck maju di Pemilu 2019 untuk kursi DPR RI.

Ijeck yang saat ini menjabat sebagai Ketua Golkar Sumut jadi caleg nomor urut 1 di Dapil Sumut 1.

Pada periode sebelumnya, Golkar mendapat 1 kursi DPR RI dari dapil ini, yang diduduki Meutya Hafid.

Meutya sudah cukup lama duduk sebagai anggota DPR RI. Ia mulai berkantor di Senayan tahun 2010 melalui Pergantian Antar Waktu (PAW) dari Partai Golkar menggantikan Burhanudin Napitupulu yang meninggal dunia.

Dua pemilu berikutnya, yakni 2014 dan 2019, Meutya Hafid menjadi wakil Golkar di DPR RI. Pada Pemilu 2024 ini, Meutya kembali maju di dapil yang sama, dengan nomor urut 2 dan menjadi rival berat bagi Ijeck di internal Golkar untuk kursi DPR RI.

Ijeck, meski sebagai pendatang baru di percaturan legislatif, ternyata tak kalah pamor. Hasil pleno KPU Sumut, Ijeck mengantongi 190.990 suara. Sedangkan Meutya Hafid 147.004.

Golkar sendiri mendapat dua kursi DPR RI dari Dapil Sumut I. Ijeck dan Meutya bersama-sama melenggang ke Senayan.

3. Rahudman Harahap
Rahudman Harahap adalah Wali kota Medan periode 2010-2013. Ia menatap Senayan dari perahu Nasdem.

Namun, perolehan suara Rahudman masih minim.

Caleg nomor urut 4 Nasdem itu cuma mendapat 12.120 suara, terpaut jauh dari koleganya di Nasdem, Prananda Surya Paloh 103.019 suara.

4. Abdillah
Abdillah adalah wali kota Medan yang menjabat mulai tahun 2000 hingga 2008.

Pada Pemilu 2024 ini, Abdillah mencoba peruntungan di jalur legislatif. Ia maju dari Nasdem di Dapil Sumut I untuk kursi DPR RI.

Segendang sepenarian dengan Rahudman Harahap, perolehan suara Abdillah juga minim.

Caleg nomor urut 5 itu cuma mengoleksi 23.338 suara, jauh di bawah rekannya, Prananda Surya Paloh.

5. Soekirman
Soekirman adalah mantan Bupati Serdang Bedagai 2 periode, yakni 2013-2015 dan 2016-2021.

Sebelumnya ia menjabat sebagai Wakil Bupati Serdang Bedagai 2 periode yakni 2005-2010 dan 2010-2013.

Setelah lengser dari kursi bupati, Soekirman mencalonkan diri sebagai caleg DPR RI dari Partai Nasdem di Dapil Sumut I.

Sayangnya, perolehan suara masih jauh dari harapan. Ia cuma mendapatkan 5.125 suara, terpaut jauh dari caleg Nasdem peraih suara terbanyak yaitu Prananda Surya Paloh 103.019 suara.

Adapun Nasdem diperkirakan cuma mendapat 1 kursi DPR RI.

6. Tengku Erry Nuradi
Tengku Erry Nuradi adalah mantan Gubernur Sumut tahun 2015-2018.

Sebelumnya, Tengku Erry menjabat sebagai Wakil Gubernur Sumut 2013-2015. Ia naik "takhta" setelah Gubernur Gatot Pujo terjerat kasus korupsi.

Tengku Erry juga pernah menjabat sebagai Bupati Serdang Bedagai (Sergai) 2005-2013.

Saat ini, Tengku Erry menjadi politisi Partai Perindo. Ia maju di Dapil Sumut I untuk kursi DPR RI.

Perolehan suara Tengku Erry terbilang kecil, yakni 10.629. Selain itu, hasil hitung cepat semua lembaga survei memperlihatkan Partai Perindo tidak lolos ambang batas parlemen 4 persen.

Mantan Gubernur Sumatera Utara Tengku Erry Nuradi saat bertemu dengan Ketua Umum DPP Perindo Hary Tanoesoedibjo beberapa waktu lalu.
Mantan Gubernur Sumatera Utara Tengku Erry Nuradi (dua dari kanan) saat bertemu dengan Ketua Umum DPP Perindo Hary Tanoesoedibjo beberapa waktu lalu. (Istimewa)

7. Rapidin Simbolon
Rapidin Simbolon adalah Bupati Samosir periode 2016-2021. Pada Pilkada Samosir 2021, Rapidin gagal mempertahankan kursi bupati.

Karier politik Rapidin tak lantas redup. Ia kemudian menjadi "nakhoda" PDIP Sumut.

Pada Pemilu kali ini, Rapidin membidik kursi DPR RI dari Dapil Sumut II.

Perolehan suara Rapidin terbilang moncer. Ia mendapat 102.546 suara, tertinggi di internal partai banteng. Alhasil, Rapidin pun melenggang ke Senayan.

PDIP sendiri mendapat dua kursi di Sumut II. Satu kursi lainnya diduduki oleh petahana Sihar Sitorus.

Ketua DPD PDIP Sumut yang juga mantan Bupati Samosir Rapidin Simbolon lolos menjadi anggota DPR RI. Sementara sang istri, Sorta Ertaty Siahaan, saat ini Ketua DPRD Kabupaten Samosir, melenggang menjadi DPRD Provinsi Sumut dari PDI Perjuangan di Pemilu 2024. (tribun-medan.com/istimewa)
Ketua DPD PDIP Sumut yang juga mantan Bupati Samosir Rapidin Simbolon lolos menjadi anggota DPR RI. Sementara sang istri, Sorta Ertaty Siahaan, saat ini Ketua DPRD Kabupaten Samosir, melenggang menjadi DPRD Provinsi Sumut dari PDI Perjuangan di Pemilu 2024. (tribun-medan.com/istimewa) (istimewa)

8. Andar Amin Harahap
Andar Amin Harahap adalah Wali Kota Padangsidimpuan 2013-2018. Ia kemudian melanjutkan karier politiknya sebagai Bupati Padanglawas Utara (Paluta) periode 2018-2023.

Sepuluh tahun menjadi bagian eksekutif, kini Andar menjajal peruntungan di jalur legislatif dari Partai Golkar untuk DPR RI.

Pengalaman sebagai kepala daerah menjadi modal besar bagi Andar. Ia melejit di Dapil Sumut II.

Perolehan suaranya tertinggi kedua di antara caleg partai beringin yang bertarung di dapil tersebut.

Andar mendapat 140.063 suara. Angka ini sudah cukup untuk mengantarkannya ke Senayan periode 2024-2029.

Bupati Padanglawas Utara, Andar Amin Harahap
Mantan Bupati Padanglawas Utara, Andar Amin Harahap (HO)

9. Syahrul Martua Pasaribu
Syahrul Martua Pasaribu adalah mantan Bupati Tapanuli Selatan 2 periode yakni 2010-2015 dan 2016-2021.

Setelah lengser, jabatan Bupati Tapanuli Selatan diduduki keponakannya, yaitu Dolly Pasaribu.

Syahrul juga pernah menjabat sebagai Anggota DPRD Sumatera Utara Fraksi Golkar 3 periode yakni 1999—2004, 2004—2009, dan 2009—2010.

Pada Pemilu 2024 ini, Syahrul maju dari Partai Golkar untuk kursi DPR RI dari Dapil Sumut II.

Perolehan suara Syahrul cukup tinggi yakni 98.586. Namun, ia gagal lolos ke DPR RI karena kalah tipis dengan pendatang baru Trinovi Khairani yang mendulang 99.419 suara.

Golkar sendiri mendapat 3 kursi dari Sumut II, yang menjadi jatah Lamhot Sinaga dengan 158.973 suara, Andar Amin Harahap 140.063, dan Trinovi Khairani.

10. Bakhtiar Ahmad Sibarani
Bakhtiar Ahmad Sibarani adalah mantan Bupati Tapanuli Tengah periode 2017–2022.

Sebelum menjabat sebagai bupati, Bakhtiar merupakan Ketua DPRD Tapanuli Tengah periode 2014–2017.

Bakhtiar maju dari Partai Nasdem untuk kursi DPR RI di Dapil Sumut II. Tetapi, sejauh ini perolehan suara Baktiar jauh tertinggal dari caleg lainnya.

Ia tercatat mendapat 61.929 suara. Adapun Nasdem cuma mendapatkan jatah 1 kursi dari Sumut II, yang menjadi jatah peraih suara terbanyak yakni Martin Manurung 116.649.

11. Djarot Saiful Hidayat
Djarot pernah menjabat sebagai Wali Kota Blitar selama 2 periode, yaitu 2000–2005 dan 2005–2010.

Ia kemudian dipilih sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta 2014–2017. Pemilihan Djarot setelah kursi Wagub DKI kosong karena Basuki Tjahja Purnama atau Ahok naik mengisi kursi gubernur yang ditinggalkan Jokowi.

Djarot kemudia maju di Pilkada Sumut 2018. Namun, Djarot yang berpasangan dengan Sihar Sitorus kalah dalam pertarungan politik tersebut.

Ia kemudian menjadi anggota DPR RI periode 2019-2024 dari Dapil Sumut III. Kini Djarot kembali maju di dapil yang sama.

Hasil pleno penghitungan suara KPU Sumut, Djarot gagal melenggang ke Senayan.

Djarot tercecer di urutan ketiga dari caleg PDIP lainnya. Ia cuma mendapat 54.366 suara, jauh tertinggal dari dua koleganya di partai banteng, Bob Andika Maman Sitepu 94.621 dan Bane Raja Manalu 91.169.

PDIP sendiri kehilangan 1 kursi dari Dapil Sumut III. Jika periode sebelumnya partai banteng bisa mendapatkan 3 kursi, kini cuma 2 kursi.

12. JR Saragih
Jopinus Ramli Saragih atau dikenal sebagai JR Saragih adalah Bupati Simalungun 2 periode, 2010-2021.

Ia sebelumnya pernah berseragam Partai Demokrat. Kini, JR Saragih maju sebagai caleg Nasdem di Dapil Sumut III untuk kursi DPR RI.

Langkah politik JR Saragih belum membuahkan hasil. Ia gagal lolos ke Senayan.

Perolehan suara JR Saragih berada di urutan kedua dengan 95.215 suara. Kalah dari petahana Rudi Hartono Bangun dengan 103.387 suara.

Berdasarkan hasil pleno KPU Sumut, Nasdem cuma mendapatkan 1 kursi DPR RI dari Dapil Sumut III. Dengan demikian, JR Saragih tersingkir.

13. Akhyar Nasution
Akhyar Nasution adalah mantan Wali Kota Medan 2021. Ia menjabat sebagai Plt Wali Kota Medan sejak 2019, setelah Dzulmi Eldin tersangkut kasus korupsi.

Akhyar mengawali karier di PDIP pada 1998 silam. Namun, ia harus melepas seragam partai banteng karena kecewa atas keputusan DPP PDIP yang memberikan "tiket" Pilkada Medan 2019 kepada Bobby Nasution, menantu Presiden Jokowi.

Akhyar memilih bergabung ke Partai Demokrat. Meski akhirnya bisa mengikuti Pilkada Medan 2019, Akhyar harus mengakui keunggulan pasangan Bobby-Aulia yang diusung banyak partai seperti PDIP, Gerindra, Golkar, Nasdem, PAN, PSI, Hanura, dan PPP.

Pada Pemilu 2024 ini, Akhyar sempat diajukan sebagai bacaleg untuk kursi DPR RI. Belakangan, Akhar memilih untuk bertarung memperebutkan kursi DPRD Provinsi di Dapil Sumut 1.

Namun, langkah Akhyar kandas. Ia gagal lolos sebagai wakil rakyat.

14. Hefriansyah
Hefriansyah adalah Wali Kota Siantar periode 2017-2022. Ia bergabung ke PKS dan maju untuk kursi DPRD Provinsi Sumut.

Bertarung di Dapil Sumut 10 yang meliputi Simalungun dan Kota Pematangsiantar, Hefriansyah lolos dengan perolehan suara 17.431.

Ia mendapat kursi ke-6 dari total kuota 8 kursi yang diperebutkan di Dapil Sumut 10. (*/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved