Tribunwiki
Sosok Sekjen PB PMMI Muhammad Rafsanjani Meninggal Dunia, Almarhum Putra Seorang Kyai
Muhammad Rafsanjani dikenal sebagai Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) Masa Khidmat 2021-2024
TRIBUN-MEDAN.COM,- Sosok Muhammad Rafsanjani dikenal sebagai Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) Masa Khidmat 2021-2024.
Muhammad Rafsanjani merupakan putra dari Dr. K.H. Cecep Alba, M.A.
Pada Senin (11/3/2024) kemarin, datang kabar duka dari Muhammad Rafsanjani.
Pria berusia 32 tahun ini dikabarkan meninggal dunia di RS Siloam Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Menurut laporan, Muhammad Rafsanjani meninggal dunia setelah dirawat secara intensif tiga hari terakhir.
Pria kelahiran Garut pada 30 Maret 1992 dikabarkan sakit pneumonia dan virus influenza yang menyerang paru-paru dan jantung.
“Innalillahi wa innailaihi rojiun, telah meninggalkan kita Sekjend PB PMII Muhammad Rafsanjani bin KH Cecep Alba, senantiasa dalam limpahan rahmat Allah swt dan keberkahan para pendiri, al faatihah,” kata Ketua Kaderisasi Nasional Fachrurizal.
Alumnus FISIP UIN Jakarta dan Universitas Indonesia (UI) ini akan dishalatkan di kediamannya di Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Selanjutnya, akan dibawa ke Garut, Jawa Barat untuk dimakamkan.
“Beliau akan dimakamkan di Pondok pesantren Pulosari. Kp Jl. Pulosari, RT RW 02/06, Cijolang, Kec. Balubur Limbangan, Kabupaten Garut,” katanya.
Rafsan, sapaan akrab Muhammad Rafsanjani, menjabat sebagai Sekretaris Jenderal PB PMII untuk masa khidmat 2021-2024.
Rafsan meraih suara terbanyak kedua sebagai calon ketua umum PB PMII pada Kongres XI di Balikpapan, Kalimantan Timur tahun 2021.
Setelah tamat SLTA tahun 2010, putra pimpinan pondok pesantren tertua di Limbangan, Garut Jawa Barat Dr. KH Cecep Alba dan Hj Rd Mimin Nurganiah Maulani ini kemudian merantau ke Ciputat untuk kuliah di UIN Jakarta.
Tempaan selama di pondok pesantren membuat Rafsan menjadi sosok yang senantiasa membumi lewat kata dan perangainya.
Tak hanya itu, corak kehidupan agamis yang menjadi lingkungan akrab seorang Rafsanjani tidak membuat dirinya membatasi buku-buku dan bacaan atas luasnya ilmu pengetahuan.
Rafsan sangat menghindari pandangan tunggal soal kebenaran.
Baginya, tiap-tiap ruang akademik adalah bebas nilai, dan setiap manusia berhak mengkonsumsi berbagai jenis bangunan keilmuan.
Sosok Muhammad Rafsanjani
Rafsan, sapaan sehari-hari Muhammad Rafsanjani, lahir di Garut pada 30 Maret 1992.
Sosok yang seringkali dikenal sebagai pemuda dengan sejuta gagasan sejatinya lahir dari rasa dahaga serta selera intelektual yang tinggi: sebab itulah yang menjadikannya role model bagi orang-orang disekitarnya.
Sebagai putra dari pasangan Dr. K.H. Cecep Alba, M.A—pimpinan pondok pesantren tertua di Limbangan—dan Hj Rd. Mimin Nurganiah Maulani, S. Ag, Rafsan yang kemudian pergi merantau ke tanah Ciputat pasca menyelesaikan studinya di Pondok Pesantren Pulosari, Limbangan, menuai beban ekspetasi tinggi.
Namun, beban tinggi yang melekat pada pundaknya tidak lantas menjadikannya pribadi yang ambisius.
Tempaan selama di pondok pesantren membuat Rafsan menjadi sosok yang senantiasa membumi lewat kata dan perangainya.
Corak kehidupan agamis yang menjadi lingkungan akrab seorang Rafsanjani tidak membuat dirinya membatasi buku-buku dan bacaan atas luasnya ilmu pengetahuan—Rafsan sangat menghindari pandangan tunggal soal kebenaran.
Baginya, tiap-tiap ruang akademik adalah bebas nilai, dan setiap manusia berhak mengkonsumsi berbagai jenis bangunan keilmuan.
Hal tersebut yang membuat Rafsan menjadi begitu lahap dalam membaca. Mulai dari bacaan politik, filsafat, sejarah, agama sampai bacaan soal psikologi.
Rafsan, intelektual yang menekankan bahwa inklusifitas harus hadir sejak dalam pikiran.
Sebagai seorang akademisi sekaligus aktivis, Muhammad Rafsanjani konsisten dalam memberikan sumbangsih pemikirannya terhadap Indonesia.
Bentuknya berbagai macam, mulai dari platform diskusi sebagai sarana tukar pikiran, tulisan atas opininya soal berbagai permasalahan sosial, sampai aksi turun ke jalan.
Hal ini yang menjadikannya sebagai sosok pemuda luar biasa, sebab, produktivitas karyanya menjadi inspirasi bagi tiap-tiap kerabat, dan bagi setiap individu yang mengenalnya.
Tidak heran jika Rafsan kerap dipercaya menjadi pimpinan di berbagai organisasi, seperti padepokan diskusi tertua di Ciputat, NGO, organisasi internal universitas, organisasi ekternal kemahasiswaan, sampai organisasi kepemudaan taraf nasional.
Limbangan, Garut, yang menjadi tempat berkembang Rafsan sebelum terjun ke dunia metropolitan juga berhasil membentuk pribadinya menjadi sosok yang sesak oleh nilai-nilai kesederhanaan dan keikhlasan.
Tentu cara pandang ini sedikit banyak mempengaruhi dirinya yang selalu melihat segala sesuatu berdasarkan realitas.
Seperti dalam beberapa kesempatan, ia selalu mengatakan bahwa sebagai seorang manusia yang merdeka kita harus jujur untuk senantiasa berkata salah pada setiap hal yang tidak benar.
Hal ini juga turut membentuk Rafsan menjadi pribadi yang begitu kritis dalam melihat segala fenomena.
Limbangan, menjadi tempat bersejarah bagi Rafsan dan kelak bagi Indonesia.
Yang menarik dibahas lebih jauh antara Limbangan dan sosok Rafsanjani bukanlah asal-usul daerah Limbangan yang masih diselimuti kabut tanda tanya.
Dilihat dari silsilah Rafsan, sosok yang akrab dengan intelektual dan dunia aktivisme pemuda ini
memiliki sanad keluarga yang luar biasa.
Rafsan merupakan keturunan Prabusiliwangi.
Namun di balik tinta emas leluhurnya, sosok Rafsanjani tidak pernah sekalipun membuka tabir sanad keluarganya: Rafsan tetap menampilkan pribadi yang sederhana, sopan, dan santun terhadap semua golongan.
Rafsan, seseorang dengan kepribadian yang patut diteladani.
Tapak Tilas Seorang Rafsanjani
Muhammad Rafsanjani mungkin lebih dikenal dengan sebutan Ketum Rafsan, sebab, ia merupakan mantan Ketua PC PMII Ciputat masa khidmah 2015-2016.
Namun, dunia organisatorisnya tidak dituai hanya dari momentum Konferensi PMII Cabang Ciputat tahun 2015 di mana ia berhasil terpilih menjadi ketua PC PMII Ciputat.
Track record dunia organisasi Rafsan dimulai saat dirinya diamanahkan menjadi presidium II Forum Mahasiswa Ciputat (FORMACI) tahun khidmah 2012-2014.
Dunia organisasi yang dibalut dengan selimut intelektual ini menjadi satu pakem pembentuk pribadi Rafsanjani.
Hal ini juga yang membuat Rafsan berinisiasi untuk membuat salah satu platform pers mahasiswa di FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bernama Bulletin FISIPNews pada saat dirinya menjadi Ketua Biro pengembangan SDM BEM FISIP UIN Syarif Hidayatullah tahun khidmah 2013-2014.
Rafsan yang merupakan seorang mahasiswa jurusan ilmu politik tahun angkatan 2010, mengawali karir organisasinya di PMII sebagai Ketua Bidang Kaderisasi PK PMII FISIP Cabang Ciputat dengan membuat terobosan berupa kepala bidang pertama yang berhasil melaksanakan Pelatihan Kader Dasar (PKD) di PK PMII FISIP sekaligus mampu meningkatkan jumlah anggota sebanyak 120 mahasiswa dalam satu kali jenjang masa penerimaan anggota baru.
Karir organisasinya yang semakin meningkat berhasil membawa Rafsan menjadi Ketua Badan Pemenangan Pemilu PMII Cabang Ciputat pada tahun 2014 dengan raihan 4 kemenangan dari 5 total target pemenangan Dewan Mahasiswa.
Atas perjuangan tersebut, Rafsan berhasil diamanahkan menjadi Ketua PC PMII Ciputat pada tahun setelahnya, di mana saat menjadi ketua cabang, Rafsan berhasil mengukir sejarah dengan memenangkan PMII dalam kontestasi level universitas—sebuah raihan ciamik di balik gejolak politik kampus yang rasanya mustahil untuk dimenangkan pada saat itu.
Perjalanan organisasi seorang Rafsanjani yang konsisten meningkat tentu bukan muncul tanpa
sebab.
Tercatat, terdapat berbagai pelatihan yang telah ia ikuti untuk sekedar memenuhi rasa hausnya akan belajar dan mendengar.
Mulai dari pelatihan Sekolah Pemikiran Pendiri Bangsa pada tahun 2011; Interfaith Camp Sekolah Tinggi Teologi Jakarta pada tahun 2013; Pelatihan Kader Nasional PB PMII pada tahun 2016; Anti Corruption Youth Camp KPK pada tahun 2016; Taplai Lembaga Ketahanan Nasional RI pada tahun 2018; serta Taplai Belanegara Resimen Induk Kodam Jaya pada tahun 2019.
Lewat berbagai pelatihan ini, Rafsan menegaskan bahwa dirinya tidak pernah sungkan untuk belajar dari siapapun.
Sosok Rafsan yang menghamba pada nilai inklusifitas lantas membuat dirinya berhasil
mendirikan sebuah NGO bernama Kelas Inklusif.
NGO ini merupakan buah gagasan atas inklusifitas yang dibawa ke ruang publik melalui berbagai dialog dan diskusi hangat terkait berbagai permasalahan sosial: bahwa narasi akademik sejatinya tidak boleh menjadi sekedar obrolan para akademisi menara gading.
Lewat Kelas Inklusif, Rafsan percaya bahwa tiap-tiap individu masyarakat akan dapat memahami realitas yang sebelumnya terbatas pada arogansi percakapan para intelektual.
Kini Rafsan tengah menempuh Studi Pascasarjana Universitas Indonesia Program Studi Politik dan Hubungan Internasional, Kajian Timur Tengah, sekaligus menjabat sebagai Tim Kaderisasi Nasional PB PMII sejak tahun 2017.(tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter
Berita viral lainnya di Tribun Medan
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Muhammad-Rafsanjani.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.