Berita Viral

MAHFUD MD Protes Simulasi Makan Siang Gratis di Tangerang: Sekarang Bicaranya Beda-Beda

Cawapres Mahfud MD mengkritik tajam simulasi makan siang gratis di Tangerang.Simulai ini mendapatkan protes dari Mahfud MD. 

HO
Cawapres Mahfud MD mengkritik tajam simulasi makan siang gratis di Tangerang.Simulai ini mendapatkan protes dari Mahfud MD.  

"Kebanyakan," kata siswa tersebut.

"Tuh, kebanyakan. [Biaya makan gratis] Rp 15.000 kebanyakan," kata Airlangga.

Airlangga lantas bertanya berapa para siswa rata-rata diberi uang saku oleh orang tuanya setiap harinya. Para siswa mengaku, mereka biasanya mendapatkan uang saku Rp 10.000-15.000 per hari.

"Jadi kalau makan Rp 15.000, sudah cukup, ya? Jadi uang saku bisa ditabung," kata Airlangga.

Airlangga mengatakan, dalam pelaksanaannya nanti, menu makan siang ini akan berganti setiap harinya.

"Jadi dari tiga kelas tadi, menunya berbeda. Tetapi kalorinya maupun proteinnya kita dapat. ita bisa lihat, nanti anak-anak enggak bosan (dengan menu makanan)," ujarnya.

Kemarin, Airlangga sempat mencicipi siomay yang diperuntukan untuk menu makan siang gratis tersebut. Satu porsi menu siomay, terdiri dari tiga potong siomay, satu kentang ukuran sedang, dan satu butir telur. Ada juga protein nabati, tahu dicampur bumbu kacang dan kuah.

"Ini untuk orang dewasa juga cocok, apalagi buat anak-anak," kelakar Airlangga.

Warteg Ingin Dilibatkan Program Makan Siang Gratis, Anggaran Rp15 Ribu Bisa Dapat Menu Apa Saja?

Baru-baru ini, viral di media sosial pembahasan mengenai menu-menu apa saja yang didapatkan dengan anggaran makan siang gratis Rp 15.000 per anak.

Lantas, menu apa saja yang bisa didapatkan dengan anggaran sebesar Rp15.000 tersebut?

Seorang pemilik warteg di Depok, Jawa Barat bernama Aji (26), berharap agar persyaratan untuk ikut serta dalam program makan siang gratis tidak dipersulit apabila program tersebut nantinya melibatkan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

"Kalau misal nanti memang mau melibatkan UMKM dan ada tata caranya, semoga enggak dipersulit hingga warteg jadi susah gabung," ucap Aji kepada Kompas.com, Rabu (28/2/2024).

Aji mengungkapkan, konteks sulit yang dimaksud adalah tata cara dan syarat berkas yang kompleks dan terlalu banyak.

"Kalau berkas administrasi seperti data diri bukan jadi persoalan, saya yakin pemilik warteg lain tuh untuk data KTP atau KK masih mau, selagi masih menguntungkan bisnis," ujar Aji.

Sumber: Tribunnews
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved