Sumut Memilih

INI Barisan Para Mantan Gubernur, Wagub, Wali Kota dan Bupati yang Nyaleg di Sumut, Ada 5 Terpuruk

Barisan para mantan gubernur, wakil gubernur, wali kota dan bupati meramaikan kontestasi Pemilu 2024 di Sumatra Utara (Sumut).

|
Editor: Juang Naibaho
dok. ijeck
Ketua DPD Partai Golkar Sumatera Utara (Sumut) yang juga Caleg DPR RI dari Dapil Sumut 1, Musa Rajekshah menghadiri acara Pesta Rakyat yang digelar Partai Golkar Deliserdang di Lubukpakam, Minggu (4/2/2024). 

TRIBUN-MEDAN.com - Barisan para mantan gubernur, wakil gubernur, wali kota dan bupati meramaikan kontestasi Pemilu 2024 di Sumatra Utara (Sumut).

Penelusuran Tribun-medan.com, mayoritas bertarung untuk kursi DPR RI. Cuma satu orang mantan wali kota yang memilih memperebutkan kursi DPRD Provinsi Sumut

Sejauh ini lima mantan kepala daerah berpeluang lolos ke Senayan. Sedangkan lima orang lainnya terpuruk.

Berikut barisan mantan kepala daerah yang bertarung di Pemilu 2024 :

1. Ashari Tambunan

Ashari Tambunan merupakan mantan Bupati Deli Serdang dua periode yakni 2014-2019 dan 2019-2024.

Ia mengajukan pengunduran diri setelah resmi terdaftar sebagai bacaleg Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk DPR RI.

Keputusan politik Ashari cukup tepat. Ia mampu mendongkrak perolehan suara PKB di Dapil Sumut I yang meliputi Kota Medan, Deli Serdang, Serdang Bedagai, dan Tebingtinggi.

Data real count KPU sampai Selasa (20/2/2024) siang, Ashari Tambunan sudah meraup 26.868 suara. Angka itu berkali-kali lipat dari suara caleg PKB lainnya di dapil yang sama.

Persentase suara Ashari hampir 70 persen dari perolehan suara total PKB di Dapil Sumut I sebanyak 38.691.

Berdasarkan perhitungan sementara KPU, PKB mendapatkan satu kursi DPR RI dari Dapil Sumut I. Kursi itu menjadi jatah Ashari Tambunan yang mendapat suara tertinggi di partainya.

2. Musa Rajekshah alias Ijeck

Musa Rajekshah alias Ijeck adalah mantan Wakil Gubernur Sumut 2018-2023. Setelah lengser dari kekuasaan, Ijeck maju di Pemilu 2019 untuk kursi DPR RI.

Ijeck yang saat ini menjabat sebagai Ketua Golkar Sumut jadi caleg nomor urut 1 di Dapil Sumut 1.

Pada periode sebelumnya, Golkar mendapat 1 kursi DPR RI dari dapil ini, yang diduduki Meutya Hafid.

Meutya sudah cukup lama duduk sebagai anggota DPR RI. Ia mulai berkantor di Senayan tahun 2010 melalui Pergantian Antar Waktu (PAW) dari Partai Golkar menggantikan Burhanudin Napitupulu yang meninggal dunia.

Dua pemilu berikutnya, yakni 2014 dan 2019, Meutya Hafid menjadi wakil Golkar di DPR RI. Pada Pemilu 2024 kali ini, Meutya kembali maju di dapil yang sama, dengan nomor urut 2.

Alhasil, Meutya Hafid menjadi rival berat bagi Ijeck di internal Golkar untuk kursi DPR RI.

Ijeck, meski sebagai pendatang baru di percaturan legislatif, ternyata tak kalah pamor. Bahkan, perolehan suara Ijeck sementara ini masih unggul dari Meutya Hafid.

Dikutip adri data Sirekap KPU, Ijeck mengantongi 28.513 suara. Sedangkan Meutya Hafid 27.558.

Melihat perolehan suara sementara, Golkar diperkirakan mendapat dua kursi DPR RI dari Dapil Sumut I.

Ijeck dan Meutya pun berpeluang bersama-sama melenggang ke Senayan.

3. Rahudman Harahap

Rahudman Harahap adalah Wali kota Medan periode 2010-2013. Ia menatap Senayan dari perahu Nasdem.

Namun, perolehan suara Rahudman masih minim.

Caleg nomor urut 4 Nasdem itu baru mendapat 1.631 suara, jauh tertinggal dari koleganya di Nasdem, Prananda Surya Paloh yang sudah mendapat 15.726 suara.

4. Abdillah

Abdillah adalah wali kota Medan yang menjabat mulai tahun 2000 hingga 2008.

Pada Pemilu 2024 ini, Abdillah mencoba peruntungan di jalur legislatif. Ia maju dari Nasdem di Dapil Sumut I untuk kursi DPR RI.

Segendang sepenarian dengan Rahudman Harahap, perolehan suara Abdillah juga minim.

Sejauh ini, caleg nomor urut 5 itu cuma mengoleksi 2.264 suara, jauh di bawah rekannya, Prananda Surya Paloh.

5. Tengku Erry Nuradi

Tengku Erry Nuradi adalah mantan Gubernur Sumut tahun 2015-2018.

Sebelumnya, Tengku Erry menjabat sebagai Wakil Gubernur Sumut 2013-2015. Ia naik "takhta" setelah Gubernur Gatot Pujo terjerat kasus korupsi.

Tengku Erry juga pernah menbajbat sebagai Bupati Serdang Bedagai (Sergai) 2005-2013.

Saat ini, Tengku Erry menjadi politisi Partai Perindo. Ia maju di Dapil Sumut I untuk kursi DPR RI.

Perolehan suara Tengku Erry sejauh ini terbilang kecil, yakni 1.927. Selain itu, hasil hitung cepat semua lembaga survei memperlihatkan Partai Perindo tidak lolos ambang batas parlemen 4 persen.

6. Rapidin Simbolon

Rapidin Simbolon adalah Bupati Samosir periode 2016-2021. Pada Pilkada Samosir 2021, Rapidin gagal mempertahankan kursi bupati.

Karier politik Rapidin tak lantas redup. Ia kemudian menjadi "nakhoda" PDIP Sumut.

Pada Pemilu kali ini, Rapidin membidik kursi DPR RI dari Dapil Sumut II.

Perolehan suara sementara Rapidin terbilang moncer. Ia mendapat 29.168 suara, tertinggi di internal partai banteng.

PDIP sendiri berpeluang mendapat dua kursi di Sumut II. Jika berhasil, satu kursi hampir dipastikan menjadi "jatah" Rapidin.

7. Andar Amin Harahap

Andar Amin Harahap adalah Wali Kota Padangsidimpuan 2013-2018.

Ia kemudian melanjutkan karier politiknya sebagai Bupati Padanglawas Utara (Paluta) periode 2018-2023.

Sepuluh tahun menjadi bagian eksekutif, kini Andar menjajal peruntungan di jalur legislatif dari Partai Golkar untuk DPR RI.

Pengalaman sebagai kepala daerah menjadi modal besar bagi Andar. Ia melejit di Dapil Sumut II.

Perolehan suaranya bahkan tertinggi di antara caleg yang bertarung di dapil tersebut.

Andar sudah mendapat 46.451 suara. Kontribusi Andar pun membuka peluang bagi Golkar untuk merebut 3 kursi di Dapil Sumut II.

8. Djarot Saiful Hidayat

Djarot pernah menjabat sebagai Wali Kota Blitar selama 2 periode, yaitu 2000–2005 dan 2005–2010.

Ia kemudian dipilih sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta 2014–2017. Pemilihan Djarot setelah kursi Wagub DKI kosong karena Basuki Tjahja Purnama atau Ahok naik mengisi kursi gubernur yang ditinggalkan Jokowi.

Djarot kemudia maju di Pilkada Sumut 2018. Namun, Djarot yang berpasangan dengan Sihar Sitorus kalah dalam pertarungan politik tersebut.

Ia kemudian menjadi anggota DPR RI periode 2019-2024 dari Dapil Sumut III.

Kini Djarot kembali maju di dapil yang sama. Hasil penghitungan suara sementara, harapan Djarot melenggang ke Senayan seperti cukup berat.

Penghitungan suara sementara PDIP memang masih unggul di Dapil Sumut II. PDIP berpeluang mengulangi kesuksesan periode sebelumnya di Dapil Sumut III dengan jatah tiga kursi DPR RI.

Tetapi, posisi Djarot tercecer di urutan kelima dari caleg PDIP lainnya. Ia baru mendapat 15.694 suara, jauh tertinggal dari koleganya di partai banteng.

9. JR Saragih

Jopinus Ramli Saragih atau dikenal sebagai JR Saragih adalah Bupati Simalungun dua periode, 2010-2021.

Ia sebelumnya pernah berseragam Partai Demokrat. Kini, JR Saragih maju sebagai caleg Nasdem di Dapil Sumut III untuk kursi DPR RI.

Langkah politik JR Saragih terbilang tepat. Ia berpeluang melenggang ke Senayan.

Perolehan suara JR Saragih saat ini 33.865, terpaut cukup lebar dari caleg petahana Rudi Hartono Bangun yang baru mendapat 25.136 suara.

Berdasarkan hitungan sementara Sirekap KPU, Nasdem diperkirakan mendapat satu kursi DPR RI dari Dapil Sumut III, yang kemungkinan besar menjadi jatah JR Saragih.

10. Akhyar Nasution

Akhyar Nasution adalah mantan Wali Kota Medan 2021.

Ia menjabat sebagai Plt Wali Kota Medan sejak 2019, setelah Dzulmi Eldin tersangkut kasus korupsi.

Akhyar mengawali karier di PDIP Perjuangan pada 1998 silam. Namun, ia harus melepas seragam partai banteng karena kecewa atas keputusan DPP PDIP yang lebih memberikan "tiket" Pilkada Medan 2019 kepada Bobby Nasution, menantu Presiden Jokowi.

Akhyar memilih bergabung ke Partai Demokrat. Meski akhirnya bisa mengikuti Pilkada Medan 2019, Akhyar harus mengakui keunggulan pasangan Bobby-Aulia yang diusung banyak partai seperti PDIP, Gerindra, Golkar, Nasdem, PAN, PSI, Hanura, dan PPP.

Pada Pemilu 2024 ini, Akhyar sempat diajukan sebagai bacaleg untuk kursi DPR RI.

Belakangan, Akhar memilih untuk bertarung memperebutkan kursi DPRD Provinsi di Dapil Sumut 1.

Data Sirekap KPU, suara Akhyar masih kecil, cuma 177. Jauh dengan perolehan suara caleg Demokrat lainnya seperti Fajri Akbar (1.376) dan Meilizar Latif (895).

Di sisi lain, suara Demokrat di Dapil Sumut 1 DPRD Provinsi terbilang berada di klasemen papan tengah. Demokrat diperkirakan bisa mendapatkan setidaknya 1 kursi DPRD Provinsi Sumut.

11. Syahrul Martua Pasaribu

Syahrul Martua Pasaribu adalah mantan Bupati Tapanuli Selatan 2 periode yakni 2010-2015 dan 2016-2021.

Setelah lengser, jabatan Bupati Tapanuli Selatan diduduki keponakannya, yaitu Dolly Pasaribu.

Syahrul juga pernah menjabat sebagai Anggota DPRD Sumatera Utara Fraksi Golkar 3 periode yakni 1999—2004, 2004—2009, dan 2009—2010.

Pada Pemilu 2024 ini, Syahrul maju dari Partai Golkar untuk kursi DPR RI dari Dapil Sumut II.

Perolehan suara Syahrul cukup tinggi yakni 29.516. Dengan perolehan suara sementara ini, Syahrul berpeluang lolos ke DPR RI.

Ia bersaing ketat dengan caleg Golkar lainnya, Trinova Khairani yang mendapatkan 28.175 suara.

Adapun Golkar diperkirakan akan mendapat 3 kursi dari Dapil Sumut II. Dua caleg dengan perolehan suara di atas Syahrul adalah Andar Amin Harahap dan petahana Lamhot Sinaga.

12. Soekirman

Soekirman adalah mantan Bupati Serdang Bedagai 2 periode, yakni 2013-2015 dan 2016-2021.

Sebelumnya ia menjabat sebagai Wakil Bupati Serdang Bedagai 2 periode yakni 2005-2010 dan 2010-2013.

Setelah lengser dari kursi bupati, Soekirman mencalonkan diri sebagai caleg DPR RI Dapil Sumut 1 dari Partai Nasdem.

Sayangnya, perolehan suara masih jauh dari harapan. Ia baru mendapatkan 933 suara, terpaut jauh dari caleg Nasdem peraih suara terbanyak sementara yaitu Prananda Surya Paloh dengan 16.134 suara.

Adapun Nasdem diperkirakan mendapat 1 kursi DPR RI. (*/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved