Berita Viral
CURHATAN Junaedi Siswa SMK Sebelum Bunuh Satu Keluarga, Tak Cuma Asmara tapi Soal HP
Isi curhatan Junaedi siswa SMK ke temannya sebelum bunuh satu keluarga di Babulu, Penajam Paser Utara (PPU) terkuak
TRIBUN-MEDAN.COM – Isi curhatan Junaedi (17) siswa SMK sebelum bunuh satu keluarga di Babulu, Penajam Paser Utara (PPU) terkuak.
Baru-baru ini terkuak, ternyata sebelum membunuh satu keluarga di PPU, Junaedi siswa SMK sempat curhat.
Dimana sebelum melakukan pembunuhan satu keluarga di Babulu, Junaedi dan sejumlah rekannya diketahui mabuk-mabuk.
Saat bersama rekannya itu, Junaedi ternyata sempat menyampaikan curahan hati alias curhat.
Menariknya, isi curhat Junaedi ini berbeda dengan sejumlah dugaan motif yang sudah dulu mengemuka, yakni soal asmara hingga masalah ayam dan helm.
Kapolres Penajam Paser Utara (PPU) AKBP Supriyanto menekankan Junaedi tidak mengakui memiliki hubungan dengan korban.
Pernyataan ini membantah isu yang selama ini beredar, bahwa antara pelaku dan RJS (15) salah satu korban memiliki hubungan asmara, namun kandas karena tidak direstui.
Dari hasil pemeriksaan polisi justru menemukan motif lain, yakni pencurian.
Sebab saat sedang mabuk dengan temannya tak jauh dari lokasi pembunuhan satu keluarga, pelaku sempat curhat.
Junaedi mengaku memiliki tanggungan untuk memperbaiki handphone.
"Saat mabuk ada pembicaraan pelaku ini punya tanggungan untuk menebus HP yang sedang diservis," katanya.
Demi mencukupi uang itu, pelaku kemudian mendatangi rumah korban.
"Pelaku mau mencukupi kebutuhan itu menyatroni rumah korban," katanya.
Setelah membunuh satu keluarga, Junaedi juga mengambil tiga unit handphone dan uang Rp 363 ribu.
"Selesai pembunuhan dia mengambil HP kemudian dirusak, dibuang ke sungai. Masih kami lacak," katanya.
Junaedi yang masih pelajar di sebuah SMK melakukan tindak kejamnya pada Selasa (6/2/2024).
Baca juga: Pembelian Jet Tempur Batal, Sempat Dituding Korupsi, Kemhan: Tak Mungkin Ada Suap, Tak Ada Transaksi
Baca juga: Selama Ini Disembunyikan, Ternyata Suami Kubur Mayat Istri di Rumah, Pantas Heboh saat Terungkap
Dia tinggal persis di samping rumah korban.
Sedangkan korban adalah Suami Waluyo (35), Istri Sri Winarsih (34), Anak Pertama RJS (15), Anak Kedua VDS (11) dan Anak Ketiga ZAA (3).
"Setahu saya jarang ketemu (korban dan pelaku). Orang samping rumah kok," kata keluarga korban, Randi.
Randi memastikan Junaedi sama sekali tidak memiliki hubungan apapun dengan korban, RJS (15).
Pasalnya sampai kini santer diperbincangkan bahwa Junaedi membunuh satu keluarga karena hubungannya tak direstui.
"Ndak ada itu hubungan asmara, ndak pernah, setahu saya keponakan saya kalau ada cowok ngomong sama saya. Setiap ada yang suka sama dia pasti cerita sama saya," kata Randi.
Meski tinggal berdekatan, kata Randi, Junaedi bukan tipe tetangga yang ramah.
"Ketemu orang juga gak mau senyum. Gak bermasyarakat," katanya.
Baca juga: KENAPA Yudha Arfian Tega Bunuh Dante? Ahli Forensik Ungkap Motif, Tamara dan Yudha Pacaran 2 Tahun
Baca juga: TERKUAK Motif Yudha Arfandi Sengaja Tenggelamkan Dante Anak Tamara Tyasmara, Harta?
Rumah Keluarga Junaedi Pembunuh Satu Keluarga Dirobohkan, Dipaksa Angkat Kaki
Rumah keluarga Junaedi (17) siswa SMK pembunuh satu keluarga di Penajam Paser Utara (PPU) dirobohkan hingga rata dengan tanah.
Rumah dan bengkel usaha keluarga Junaedi dirobohkan dan dipaksa angkat kaki dari tempat tinggalnya.
Buntut pembunuhan yang dilakukan Junaedi kepada satu keluarga, kini keluarganya harus angkat kaki.
Bahkan rumah yang dihuni keluarga pelaku Juanedi harus ikut dirobohkan hingga rata dengan tanah.
Tiga bangunan yang terdiri dari dua rumah dan satu bengkel milik keluarga Junaedi dirobohkan dengan alat berat jenis ekskavator.
Dari video yang beredar, tampak satu unit ekskavator merobohkan bangunan tersebut, yang seketika rata dengan tanah.
Rekaman video pembongkaran rumah pelaku pembunuhan sadis itu dibagikan akun Instagram @infopenajam.
Disebutkan bahwa pembongkaran tersebut atas kesepakatan keluarga pelaku untuk menghilangkan rasa trauma keluarga dan warga sekitar.
Nantinya rumah korban juga turut dibongkar atas permintaan keluarga.
Dalam rekaman vido juga terlihat bagaimana keluarga pelaku membacakan surat pernyataan yang disaksikan Camat Babulu, Kapolsek Babulu, Koramil Babulu, Kades, serta masyarat sekitar.
Kemudian salah satu perwakilan keluarga Junaedi dalam pernyataanya yang beredar terkait dengang dibongkarnya rumah dan bengkel menyatakan:
"Yang bertanda tangan di bawah ini Aliudin tempat tanggal lahir balikpapan 21 oktober 1987, agama Islam alamat Babulu Laut RT 18, Kecamatan Babulu Laut Kabupaten Penajam Paser Utara, mewakili keluarga saya dengan ini pernyataan dengan sesungguhnya, bahwa,"
"1. Saya dan keluarga saya bersedia untuk tidak bertempat tinggal lagi di RT 18 Desa Babulu Laut Kecamatan Babulu ataupun di wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara,"
"2. Saya dan keluarga saya bersedia di rumah kami di RT 18 Desa Babulu Laut, Kecamatan Babulu, dirobohkan untuk mengurangi rasa trauma di masyarakat setelah barang-barang kami dikeluarkan dari rumah kami,"ujarnya
Tak hanya rumah Junaedi, rumah milik korban WL juga akan dirobohkan.
Rumah akan dirobohkan setelah 40 hari meninggalnya para korban.
Hal ini juga atas permintaan keluarga korban.
Penggunaan ekskavator sebagai alat untuk meratakan bangunan-bangunan keluarga Junaedi telah dilakukan oleh pihak terkait.
Aksi ini dapat dianggap sebagai keputusan untuk menghilangkan bekas kejahatan dan tragedi yang terjadi di tempat tersebut.
Dengan dibongkarnya 3 bangunan yang terdiri dari 2 Rumah dan 1 Bengkel milik pelaku dan keluarga di bongkar untuk menghilangkan rasa trauma keluarga dan warga sekitar.
(*/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/CURHATAN-Junaedi-Siswa-SMK-Sebelum-Bunuh-Satu-Keluarga-Tak-Cuma-Asmara-tapi-Soal-HP.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.