Pilpres 2024

PERINGATAN Anies ke KPU-Bawaslu di Masa Tenang Pemilu 2024, Eks Ketua KPU: Jangan Ada Politik Uang

Hasyim menyampaikan bahwa kerja KPU dalam penyelenggaraan Pemilu 2024 masih berlangsung. Pemilu 2024 akan memasuki hari pemilihan Rabu (14/2/2024)

|
Editor: AbdiTumanggor
ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Ketua KPU Hasyim Asyari (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A) 

"Etika ini penting sekali, teman-teman perhatikan, driver Ojol itu kalau melanggar kode etik, diputus mitranya betul tidak? Wong driver ojol saja diputus, masa yang lebih tinggi dibiarkan?," ujar Anies pada Jumat (9/2/2024).

Anies menambahkan hal tersebut harus diubah dan memerlukan gerakan perubahan.

Meski penyelenggara Pemilu tidak lagi bisa diharapkan netralitasnya, Ia tetap berjuang untuk bisa memenangkan pemilu.

Bertahan menjadi kontestan pilpres 2024, sambung Anies, merupakan upaya untuk menjaga demokrasi di Indonesia. 

"Kami ingin mengajak kepada semua, jangan mendiamkan proses ini. Jangan jadi paritisipan pasif jadilah partisipan aktif. Tanggal 14 Februari besok datang ke TPS coblos, selesai anda boleh pulang dulu. Tapi jam 13.00 kembali ke TPS awasi perhitungan suara," ujar Anies. 

Lebih lanjut Anies menjelaskan, mengawasi perhitungan suara bukan sebatas menjaga suara Anies-Muhaimin tetapi menjaga suara masyarkat yang menginginkan perubahan. 

"Bagi seluruh penyelenggara Pemilu ingat, bila Pemilu ini menjadi Pemilu terburuk anak cucu anda akan menanggung rasa malu yang dikerjakan orang tuanya," ujar Anies.

Pertemuan Jokowi-Gibran tidak etis

Di sisi lain, pertemuan Jokowi dengan Gibran Rakabuming usai kampanye akbar di Stadion Gelora Bung Karno dianggap tidak etis.  Pertemuan itu disorot oleh Direktur Eksekutif Lingkar Madani (Lima) Ray Rangkuti. Kata Ray, alasan Jokowi bertemu dengan Gibran di Hotel untuk mengantarkan cucu atau anak dari Gibran, Jan ethes. 

Tapi menurut Ray, pertemuan itu tidak etis, sebab Gibran sebagai Cawapres bertemu dengan Presiden. 

"Amat tidak pantas cucu menjadi sebab kunjungan. Kok bisa anak sekecil itu dijadikan dasar untuk mengundang hal yang kontroversi. Soalnya alasan Jokowi kemarin (bertemu Gibran) adalah mengantar cucu,” ucapnya saat memberikan materi dalam diskusi bersama Koalisi Masyarakat Sipil di Jakarta, Minggu (11/2/2023).

Ray menilai bahwa kunjungan seorang kepala negara setelah kampanye akbar dari paslon nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran, justru melunturkan sikap netral yang seharusnya dijaga oleh Jokowi.

Menurut Ray, ada tiga faktor yang akan meningkatkan rasa kecewa masyarakat terhadap Jokowi.

Pertama, kecurigaan publik lantaran Jokowi makin menunjukkan sikap tidak netral makin terlihat.

“Bagaimana kok presiden bisa berkunjung ke penginapan di mana salah satu paslon berada di sana,” katanya.

Kedua, Ray menilai bahwa tindakan Jokowi seakan melempar guyon satir dari kritik yang dilayangkan oleh civitas academica dan guru besar yang dalam 1 minggu terakhir berharap agar presiden bersikap netral.

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved